Long COVID (Sumber : www.ft.com) Mengenal Long COVID COVID-19 masih menyimpan banyak misteri dan masih perlu dilakukannya penelitian berkelanjutan dalam segala aspek, termasuk dampak jangka panjang yang dialami para penyintasnya. Long COVID-19 atau dikenal juga sebagai Long Haul COVID atau Post-Acute-SARS-CoV-2 (PASC) atau Post COVID Conditions adalah gejala sakit berkepanjangan yang diderita penyintas COVID-19 meski sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19. Dr. Nasia Safdar, Direktur Medis Pengendalian Infeksi di University of Wisconsin, mengatakan bahwa kunci untuk membedakan Long Covid adalah dengan memperhatikan gejala baru yang berkembang, atau yang tidak pernah hilang, setelah sekitar 30 hari pasca infeksi. Dr. Nasia Safdar, Direktur Medis Pengendalian Infeksi di University of Wisconsin (Sumber : www.madison.com) Penderita Long COVID-19 tidak akan menularkan gejala yang sama ataupun virus kepada orang di sekitarnya dan tidak semua penyintas pasti mengalami Long COVID-19. Berdasarkan studi yang dilakukan para ahli, diyakini bahwa semakin berat gejala yang dialami penyintas pada saat terinfeksi COVID-19, semakin tinggi pula kemungkinan penyintas tersebut untuk mengalami Long COVID. Gejala Long COVID (Sumber : www.freepik.com) Pada laman covid19.go.id, dr. Yahya Sp.P, Kombespol sekaligus dokter spesialis paru Kabag Pembinaan Fungsi RS. Bhayangkara R. Said Sukanto, memaparkan sebanyak 53,7% pasien merasakan gejala Long Covid selama satu bulan, 43,6% pasien selama 1-6 bulan, dan 2,7% lebih dari 6 bulan. 5-20% pasien COVID-19 mengalami Long COVID-19 lebih dari 4 minggu, diperkirakan 1 tiap 10 pasien COVID-19 dapat mengalaminya hingga lebih dari 12 minggu. Apa yang menyebabkan seseorang mengalami Long COVID ? Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Ahli Virologi Universitas Udayana menjelaskan mengapa seorang penyintas dapat mengalami Long COVID, “Semua jaringan tubuh manusia bisa terinfeksi virus COVID-19 ini. Jadi Long Covid ini membuat pasien berisiko kerusakan jaringan tubuh dalam jangka panjang hingga menyebabkan gangguan respon imun dan gangguan saraf. Karena itu mohon jangan lagi menganggap remeh penyakit COVID-19 ini,” pesannya. Selain itu, kondisi psikologis juga bisa menjadi salah satu penyebab Long COVID. Baca juga : Mengenal KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) Setelah Vaksinasi COVID-19 Apa saja gejala Long COVID yang umumnya dialami? Gejala atau gangguan kesehatan yang dialami bermacam-macam dan berbeda-beda pada setiap penyintas, berikut adalah gejala yang paling sering ditemui : Sering lupa Depresi Sakit kepala Tinnitus (telinga berdenging) Kelelahan Kehilangan penciuman Batuk terus menerus Sesak napas Nyeri dada Peradangan jantung Palpitasi (jantung berdebar cepat atau kencang) Demam berulang Diare Sakit perut Kesemutann (pins and needles) Nyeri otot Ruam Tidak Perlu Khawatir, Ini yang harus dilakukan! Vaksinasi COVID-19 (Sumber : www.freepik.com) Menurut dr. Nadia Nurotul Fuadah melalui alodokter, ketika seseorang mengalami Long COVID, hal-hal yang sebaiknya dilakukan terlebih dahulu untuk mencegah semakin parahnya gejala yang dialami adalah sebagai berikut : Banyaklah beristirahat. Jangan sembarangan meminum obat. Tidak disarankan meminum minuman yang mengandung kafein, susu, dan soda. Tidak perlu terlalu panik atau cemas. Kelola stress dengan baik dan tetap tenang. Dapatkan tidur yang berkualitas. Anda dapat mengangkat kepala sehingga tidur jadi lebih nyenyak. Anda dapat mengompres area tertentu dengan kompres hangat jika merasa tidak nyaman. Jangan memakan makanan yang mengandung gas. Berolahragalah agar tubuh lebih kuat. Berhentilah merokok agar penyakit tidak bertambah parah. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter terdekat agar dilakukan pengawasan jika gejalanya parah. Petugas kesehatan dapat merujuk Anda ke ahli atau dokter internal, atau fasilitas kesehatan jika penyakit Anda memburuk. Menurut jurnal dari CDC atau Centers for Disease Control and Prevention (2019), pencegahan terbaik dari COVID adalah dengan melakukan vaksinasi COVID-19. Disarankan agar setiap orang yang berusia 12 tahun ke atas mendapatkan vaksin COVID sesegera mungkin. Pasien yang sudah sembuh dari COVID atau Post-COVID juga bisa mendapatkan vaksin. Gaya hidup sehat juga penting untuk melawan gejala virus corona. Tetap disiplin dalam menerapkan protokol Kesehatan. Dukungan lingkungan untuk mengatasi rasa malu atau ketakutan yang tidak berdasar untuk menulari orang lain juga diperlukan untuk membangkitkan semangat para penyintas corona. Baca juga : Akhiri Pandemi Covid-19 dengan Vaksinasi Nah, setelah membaca artikel diatas Sobat KSR UNS sudah menjadi lebih paham kan tentang Long COVID? Penting bagi kita untuk memahami gejala apa saja yang terjadi dan cara menghadapinya ketika tubuh mengalami Long COVID karena kita dapat melakukan langkah-langkah pencegahan memburuknya kondisi tubuh akibat gejala Long COVID. Yuk gencarkan vaksinasi COVID-19, lawan hoax yang beredar dan sebarkan informasi yang benar. Ingat! Tetap disiplin dengan protokol kesehatan yaa Sobat. Stay safe and stay healthy everyone. [Humas KSR UNS/Aulia Yulia Maryani] Sumber : https://communication.uii.ac.id/long-COVID-gejala-dan-cara-pencegahannya/ https://www.nhs.uk/conditions/coronavirus-COVID-19/long-term-effects-of-coronavirus-long-COVID/ https://COVID19.go.id/tenaga-kesehatan/long-COVID-19-gejala-berkepanjangan-setelah-sembuh-dari-COVID-19 https://indonesiare.co.id/id/article/fenomena-long-COVID-pada-penyintas https://tirto.id/apa-arti-long-COVID-gejala-penyebab-dan-cara-mengatasinya-ggKQ
Pakar Kesehatan Angkat Bicara Seputar Mutasi COVID-19 dalam Webinar Nasional yang Diselanggarakan oleh KSR UNS
SURAKARTA – Banyaknya stigma negatif dari masyarakat mengenai dampak vaksinasi dapat mengancam upaya untuk menghadapi virus COVID-19. Kenyataannya, virus COVID-19 semakin meningkat pada pertengahan tahun ini. Maka dari itu, KSR PMI Unit UNS mengadakan Webinar Nasional dengan topik Tangguh Hadapi Pandemi, Perkuat dengan Vaksinasi pada Sabtu, 28 Agustus 2020. Acara ini diselenggarakan melalui platform Zoom Meeting serta Live Streaming Youtube. Kegiatan ini telah diikuti oleh lebih dari 300 peserta dari kalangan mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum yang tersebar di seluruh Indonesia seperti Jayapura, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Riau, dan masih banyak lagi. Webinar nasional kali ini menghadirkan dua pembicara, yaitu dr. Gunadi Ph.D., Sp.BA. (Wakil Akademi Ilmuwan Muda Indonesia, pakar molecular, genetika molekular, pedriatic surgery UGM) dan dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid. (Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementrian Kesehatan). Selain itu, juga melibatkan koordinator vaksinasi Fakultas Kedokteran UNS, dr. Latief Jaya Subrata. Baca juga Akhiri Pandemi COVID-19 dengan Vaksinasi Webinar ini dibuka oleh Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. “Tangguh Hadapi Pandemi, Perkuat dengan Vaksinasi merupakan tema yang sangat relevan ditengah masa pandemi yang diharapkan segera berakhir ini. Hal ini menjadi kiat jitu untuk menambah pemahaman ke masyarakat karena masih terdapat masyarakat yang tidak percaya adanya COVID-19 serta anggapan negatif terhadap vaksinasi”, terang Bapak Yunus. dr. Gunadi berpesan bahwa kita tidak perlu khawatir dengan vaksinasi karena apapun jenisnya kita tetap terlindungi. Berdasarkan research yang telah disampaikan, terbukti bahwa vaksin dapat melindungi dari mutasi virus COVID-19. Mutasi virus corona ini akan rutin kita hadapi. Setiap replikasi virus, terdapat kemungkinan 0,1 mutasi yang terjadi sehingga dapat disimpulkan terdapat 1 mutasi baru dari setiap 2 orang yang terinfeksi atau setiap dua minggu. Hal yang paling penting dalam menghadapi mutasi virus COVID-19 adalah patuh dengan protokol kesehatan. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid menerangkan bahwa terdapat lima jenis vaksin COVID-19 yang beredar di Indonesia. Lima jenis vaksin tersbeut antara lain Moderna, Sinovac, Pfizer, AstraZaneca, dan Sinopharm. “Semua vaksin yang telah beredar di Indonesia sudah memiliki izin edar dari WHO,” jelas Ibu Nadia. Beliau juga menerangkan bahwa semua jenis vaksin sama baiknya. Di akhir materi, Ibu Nadia mengajak para peserta seminar online untuk bersama melawan hoax. Hal tersebut dikarenakan berita hoax betul-betul menimbulkan keraguan masyarakat untuk melakukan vaksinasi. “Budayakan Saring sebelum Sharing, keep in your mind” tambah beliau. Baca juga Mengenal KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) setelah Vaksinasi COVID-19 “KSR UNS mempermudah akses informasi tersebut dan tidak tanggung-tanggung menghadirkan pakar kesehatan yang ahli di bidangnya! Informasi dan ilmu baru yang didapat sangat bermanfaat untuk masyarakat umum sebagai bekal menata pola pikir menghadapi era kebiasaan hidup baru,” ucap dr. Latief Jaya Subrata selaku moderator. Pada akhir sesi materi, dr. Latief berpesan bahwa mendapatkan informasi terkini terkait mutasi dan vaksinasi sebetulnya tidak sulit. Hanya saja, lebih banyak informasi salah yang beredar dan menimbulkan spekulasi keliru serta antipati masyarakat terkait vaksin dan pandemi secara keseluruhan. Jangan takut vaksinasi karena vaksin aman dan halal! (Humas KSR PMI Unit UNS/Rivani Yuniar).
Mengenal KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) Setelah Vaksinasi COVID-19
KIPI adalah singkatan dari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. World Health Organization (WHO) menyebut kondisi ini sebagai Adverse event following immunization (AEFI) atau bisa dikatakan sebagai Kejadian Merugikan Setelah Vaksinasi. Menurut keterangan WHO, KIPI adalah setiap kejadian medis yang tidak diinginkan, terjadi setelah pemberian imunisasi, dan belum tentu memiliki hubungan kausalitas dengan vaksin. Seperti Apa Kategori KIPI yang Mungkin Kita Jumpai?? Menurut WHO, KIPI dikelompokkan ke dalam lima kategori di antaranya adalah: KIPI yang terkait produk vaksin KIPI kelompok ini diakibatkan atau dicetuskan oleh satu atau lebih komponen yang terkandung di dalam produk vaksin. Contohnya pembengkakan luas di tungkai setelah imunisasi DTP. KIPI terkait dengan cacat mutu vaksin KIPI yang terkait dengan cacat mutu vaksin disebabkan atau dicetuskan oleh satu atau lebih cacat mutu produk vaksin, termasuk alat pemberian vaksin yang disediakan oleh produsen. Contohnya kegagalan yang dilakukan oleh produsen vaksin pada waktu melakukan inaktivasi lengkap virus polio saat proses pembuatan vaksin IPV Vaksin polio inaktivasi (IPV). KIPI terkait kekeliruan prosedur imunisasi Kekeliruan prosedur imunisasi disebabkan oleh cara penanganan vaksin yang tidak memadai, penulisan resep atau pemberian vaksin yang sebetulnya dapat dihindari. Contoh dari KIPI ini adalah penularan infeksi karena vial multidosis yang terkontaminasi. KIPI terkait kecemasan terkait imunisasi KIPI ini terjadi karena kecemasan pada waktu pemberian imunisasi. Contohnya terjadinya vasovagal syncope (Sinkope vasovagal). Ini merupakan reaksi neurovaskuler yang menyebabkan pingsan pada remaja saat atau sesudah imunisasi. KIPI terkait kejadian koinsiden KIPI ini disebabkan oleh hal-hal di luar produk vaksin, kekeliruan imunisasi atau kecemasan akibat imunisasi. Kejadian koinsiden mencerminkan peristiwa sehari-hari dari masalah kesehatan di masyarakat yang sering dilaporkan. Contoh : Demam yang timbul bersamaan dengan pemberian imunisasi, ini terkait dengan asosiasi waktu. Menteri BUMN Erick Thohir saat meninjau proses vaksinasi ( Photo by Dhemas Reviyanto from ANTARA ) Apa Saja Reaksi KIPI yang sering dijumpai ?? Seorang yang telah divaksinasi Covid-19 tidak diperbolehkan langsung pulang ke rumah, melainkan harus menunggu dulu setidaknya 30 menit. Tujuannya untuk memantau ada atau tidaknya KIPI. Bila 30 menit tidak ada reaksi yang patut dikhawatirkan, seorang yang telah menerima vaksin diperbolehkan untuk pulang. Reaksi KIPI terdiri dari tiga jenis yaitu: Reaksi lokal: nyeri, bengkak, kemerahan di area bekas suntikan. Reaksi lokal yang terbilang parah yakni selulitis. Cara mengatasinya bisa dengan memberikan kompres dingin pada area tersebut. Bila perlu konsumsi obat parasetamol. Reaksi sistemik: demam, nyeri otot seluruh tubuh atau myalgia, nyeri sendi atau artralgia, lemas, dan sakit kepala. Kondisi ini tergolong wajar karena tubuh sedang memproses imunitasnya. Kemenkes RI menyarankan untuk: • Minum air putih yang banyak. • Mengenakan pakaian yang nyaman. • Mengonsumsi parasetamol sesuai dosis. • Kompres hangat atau mandi air hangat. Reaksi lain yaitu alergi : Kondisi ini bisa berupa biduran (urtikaria), anafilaksis (alergi parah hingga sesak napas), dan pingsan. Penting !! Ketiga reaksi di atas tidak cuma menjadi KIPI dari vaksin COVID-19 saja, melainkan semua vaksin memiliki reaksi KIPI yang sama. Wajib diketahui, reaksi setelah vaksin ini sifatnya sementara. Reaksi ini hanya akan bertahan selama beberapa hari. Namun, selama itu kamu harus terus memantau kondisi tubuh. Reaksi dan Gejala yang dirasakan setelah Vaksinasi Covid-19 ( Photo by Jcomp from Freepik ) KIPI terdapat 2 gejala yang sering dialami yaitu, gejala ringan dan gejala berat . Gejala KIPI ringan yang biasanya dirasakan adalah pusing, mual, nyeri otot (myalgia), nyeri sendi (arthralgia), nyeri di tempat suntikan, kelelahan, malaise (perasaan lelah, tidak nyaman, dan kurang enak badan), dan demam. Sementara gejala KIPI berat adalah istilah yang termasuk KIPI serius dan reaksi berat lainnya, gejala KIPI berat antara lain, kejang, trombositopenia, Hypotonic Hyporensponsive Episode (HHE), hingga menangis terus menerus (pada anak). Komisi Nasional KIPI melaporkan dari awal vaksinasi COVID-19 hingga 16 Mei 2021, Komnas KIPI menerima 229 laporan, diantaranya KIPI serius terdiri dari 211 dari Sinovac dan 18 AstraZeneca. Sementara laporan KIPI ringan ada 10.627, terdiri dari laporan KIPI usai disuntik Sinovac 9.738 dan AstraZeneca 889. Apakah KIPI dapat menyebabkan keraguan masyarakat terhadap keamanan vaksin Covid-19 ?? KIPI bisa juga menimbulkan keraguan bagi masyarakat terhadap keamanan vaksin Covid-19, untuk menghindari keraguan tersebut, perlu adanya sosialisasi yang luas mengenai prosedur yang harus dilakukan apabila masyarakat mengalami gejala KIPI. Keraguan masyarkat terhadap Vaksinasi Covid-19 (Photo by Yanalya from Freepik) Tindakan yang harus dilakukan apabila mendapai gejala KIPI yaitu segera laporkan pada Fasilitas Kesehatan (Faskes)/Puskesmas jika ditemui KIPI yang meresahkan atau menimbulkan perhatian berlebihan pada seorang yang menerima vaksinasi COVID-19, serta bisa juga melalui webisite http://keamananvaksin.kemkes.go.id/ Fasilitas Kesehatan akan segera melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Pokja KIPI untuk dapat menindaklajuti apakah gejala yang dialami berasal dari vaksin Covid-19. Nah Sobat KSR UNS penting bagi kita untuk paham mengenai reaksi dan gejala yang terjadi pada tubuh kita setelah melakukan vaksin Covid-19. Yuk kita dukung kegiatan Vaksinasi Covid-19 dengan menyebarkan informasi yang positif. Diharap informasi diatas dapat membantu dalam menambah informasi mengenai KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) Tetap tetap patuhi protokol kesehatan 5M ( Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga Jarak, Menjahui Kerumunan, Mengurangi Mobilitas) Stay Safe and healthy all. [Humas KSR UNS/ Vera Yuliati] Sumber : Informasi Tentang KIPI atau Reaksi Setelah Vaksinasi COVID-19 (covid19.go.id) KIPI adalah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, Ketahui Jenis dan Reaksinya | merdeka.com Free Photo | A man with migraines holds her hand by his nose in the bed. (freepik.com) Mekanisme Pemantauan dan Pelaporan KIPI – Masyarakat Umum | Covid19.go.id
Akhiri Pandemi Covid-19 dengan Vaksinasi
Covid-19 telah melanda Indonesia 2 tahun ini dan telah banyak sekali upaya yang sudah dilakukan untuk mengakhiri pandemi covid-19 yang ada di Indonesia salah satunya Vaksinasi covid-19. Vaksinasi covid-19 ini bertujuan agar terciptanya kekebalan kelompok atau biasa disebut herd immunity. Yuk kita ketahui lebih dalam mengenai vaksin covid-19 Apa itu Vaksin Covid-19? Antigen adalah salah satu komponen utama vaksin dimana antigen ini adalah komponen kecil dari suatu organisme penyebab penyakit yang sudah dimatikan atau dilemahkan sehingga tidak berbahaya. Dalam membentuk antibodi dalam sistem imun, antigen inilah yang akan berperan penting. Antibodi yang telah terbentuk akan melatih sistem imun kita untuk lebih mudah mengenali virus yang masuk ke tubuh. Dalam proses pembuatannya, vaksin covid-19 mengambil beberapa metode seperti memanfaatkan virus corona yang sudah dimatikan atau sering disebut dengan inactivated vaccine, messenger RNA (mRNA),dan dengan gen sintetis covid-19. Apabila tubuh kita terpapar virus asing untuk pertama kalinya, sistem imun kita memperlukan waktu untuk membentuk atibodi yang dapat melawan virus tersebut. Pada fase ini lah tubuh kita akan rentan untuk jatuh sakit. Maka dari itu lah, tubuh kita perlu mendapat vaksin agar dapat terangsang dalam pembentukan antibodi tanpa jatuh sakit dan tubuh akan lebih siap untuk mencegah, menghancurkan apabila terdapat virus. Tanpa adanya vaksin, tubuh memiliki resiko terkena penyakit serius atau cacat diakibatkan sebuah penyakit seperti campak, meningitis, dan sebagainya. WHO memperkirakan, vaksin menyelamatkan antara dua hingga tiga juta jiwa setiap tahunnya. Maka dari itu, vaksinasi covid-19 menjadi salah satu cara yang efektif untuk menyelesaikan pandemi covid 19. Namun yang perlu digaris bawahi adalah vaksin tidak memberikan perlindungan 100%, tubuh akan memiliki kemungkinan tertular penyakit namun efek yang timbul tidak akan seberat apabila tidak divaksin. Mengapa Wajib Vaksin? Apakah kalian tahu bahwa tidak semua orang memperoleh vaksin? Siapakah yang tidak mendapatkan vaksin? Mereka adalah orang yang memiliki penyakit berat, alergi, umur, dikarenakan memiliki tendensi komplikasi, sehingga mereka menaruh harapan kepada kita untuk divaksinasi agar virus tidak semakin menyebar. Ketika kita divaksin maka kita akan menyelamatkan diri sendiri dan orang lain yang rentan terhadap virus covid-19. Perlu adanya tameng pada diri kita apalagi ketika virus ini semakin cepat bermutasi. Baca juga : Waspada, 3 Varian Virus Baru COVID-19 ada di Indonesia Semakin banyak masyarakat yang sudah melakukan vaksinasi, maka terbentuklah kekebalan kelompok atau herd immunity. Herd immunity adalah suatu keadaan dimana penduduk suatu daerah sudah kebal terhadap suatu virus. Pemerintah indonesia telah menetapkan bahwa herd immunity akan tercapai apabila 70% masyarakat Indonesia mendapatkan vaksin covid-19. Vaksinasi yang Sudah Berjalan di Indonesia Bagaimana Sih? Vaksinasi pertama kali dilakukan kepada orang nomor satu di Indonesia, yaitu kepada bapak Ir. Joko Widodo pada tanggal 31 Januari 2021. Setelah dilakukannya vaksinasi kepada presiden RI, sehari setelahnya dilakukan vaksinasi kepada masyarakat. Vaksinasi di Indonesia dilakukan dengan 4 tahap, yaitu diantaranya: Tahap 1 (tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang serta mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan profesi kedokteran yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan). Tahap 2 (Petugas pelayanan publik yaitu TNI, Polri, aparat hukum, petugas pelayanan publik lainnya, serta kelompok usia lanjut (≥ 60 tahun). Tahap 3 (menyasar masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi). Tahap 4 (masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya dengan pendekatan klaster sesuai dengan ketersediaan vaksin). Hingga saat ini, kegiatan vaksinasi di Indonesia telah mencapai tahap 3. Kegiatan vaksinasi di Indonesia semakin digencarkan setelah adanya lonjakan kasus covid-19 di Indonesia. Vaksin yang digunakan di Indonesia dan telah mendapat izin edar serta telah melalui uji klinik adalah AstraZeneca, Sinovac/Corona Vac, Moderna, Sinopharm, Pfizer, Novavax. Pada 3 Juni 2021, WHO telah mengevaluasi bahwa vaksin covid-19 berikut telah memenuhi kriteria yang diperlukan untuk keamanan dan kemanjuran: Nama Vaksin Tipe Asal Negara Pengembang Efektivitas Dosis Suhu Simpan AstraZeneca /Oxford Non replicating viral vector Inggris University of Oxford 62% (1 dosis) 90% (2 dosis) 1 atau 2 dosis (jarak 28 hari) 2-8°C Johnson&Johnson Non replicating viral vector Amerika Serikat Johnson&Johnson 72% 1 dosis 2-8°C Moderna RNA Amerika Serikat National Institute of allergy and infectious diseases 94,1% 2 dosis (jarak 28 hari) -20°C (bertahan selama 6 bulan) 2-8°C (stabil hingga 30 hari) Pfizer/BionTech RNA Amerika serikat dan Jerman Pfizer (AS) dan BioNTech (Jerman) 95% 2 dosis (jarak 28 hari) -70°C dan 2-8°C (bertahan 5 hari) Sinopharm Inactivated Cina Beijing Institute of Biological Product 79% 2 dosis (jarak 21 hari) 2-8°C Sinovac Inactivated Cina Sinovac research and Development CO., Ltd 65,3 % 2 dosis ( jarak 14 hari) 2-8°C Yuk kita dukung kegiatan vaksinasi covid-19 ini dengan cara mengedukasi sesama dan so pasti melakukan vaksinasi yaaa agar Indonesia kembali pulih dari pandemi covid-19. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa vaksin covid-19 tidak akan 100% membentengi tubuh dari paparan virus covid-19. Maka dari itu, penting bagi kita semua untuk tetap patuh dalam melaksanakan seluruh protokol kesehatan seperti 5M (menggunakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas dan selalu mencuci tangan setelah beraktivitas) serta protokol kesehatan lainnya. Ingat guys virus covid-19 ini tidak memilih siapa yang akan dijadikan tempat bersinggah. Sooo… Stay Safe and healthy. [Humas KSR UNS/Jihan Syarifah Rokhan] Sumber: https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa/qa-covid-19-vaksin https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa/qa-vaksin-dikembangkan https://www.who.int/news-room/feature-stories/detail/how-do-vaccines-work https://covid19.go.id/p/masyarakat-umum/3-vaksin-covid-19-dalam-program-vaksinasi-nasional-saat-ini-semua-direkomendasikan-who https://covid19.go.id/storage/app/media/Regulasi/2021/Januari/Final%20SK%20Dirjen%20Juknis%20Vaksinasi%20COVID-19%2002022021.pdf
Press Release Volunteer Week and Youth Volunteer Competition 8 “Volunteer Masa Kini : Mengabdi dari Hati pada Masa Pandemi”
SURAKARTA – KSR PMI Unit UNS telah melaksanakan kegiatan perlombaan tingkat nasional yang bertajuk Volunteer Week and Youth Volunteer Competition 8. Pada ajang kompetisi Volunteer Week 8 ini mengangkat tema Volunteer Masa Kini : Mengabdi dari Hati pada Masa Pandemi. Kondisi pandemi COVID-19 yang sedang melanda Indonesia mengharuskan mayoritas kegiatan dilaksanakan dengan metode daring. Kegiatan luring seperti Vowee Care dan Vowee Donate dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan. Kondisi tersebut tidak menurunkan semangat peserta untuk mengikuti perlombaan nasional ini. Acara Volunteer Week and Youth Volunteer Competition 8 dengan berbagai rangkaian kegiatan sosial dan perlombaan berlangsung mulai 25 Januari – 5 Juni 2021. Kegiatan Volunteer Week and Youth Volunteer 8 terdiri dari beberapa kegiatan penunjang, antara lain Lomba Kreasi Maskot Vowee, Vowee Donate, Vowee Care, dan Vowee Talk. RANGKAIAN KEGIATAN VOLUNTEER WEEK 8 Lomba Kreasi Maskot Vowee atau LKMV merupakan perlombaan untuk menyalurkan kreativitas peserta maupun masyarakat umum melalui ajang kreasi maskot Volunteer Week yaitu Vowee. LKMV yang dilaksanakan sejak 25 Januari – 27 Februari 2021 ini telah diikuti oleh 65 peserta. Telah terpilih satu karya terbaik yang menjadi juara, yakni karya dari Anintriyoga Dian P. Kegiatan selanjutnya yakni Vowee Donate yang merupakan kegiatan galang donasi untuk sesama yang ditujukan ke Panti Misi Nusantara dan Griya PMI. Melalui kegiatan galang donasi tersebut berhasil terkumpul donasi sebesar Rp3.697.075,00. Donasi tersebut telah disalurkan berupa 17 potong pakaian, beras 2,5 kg, dan beras 4 kantong ukuran ekonomis. Penyaluran tersebut telah dilaksanakan pada 30 Mei 2021. Meskipun acara dilaksanakan di Solo, namun tidak menyurutkan antusias para peserta Volunteer Week and Youth Volunteer Competition 8 dari penjuru Indonesia untuk ikut dalam kegiatan sosial ini. Kegiatan berikutnya adalah Vowee Care yang merupakan kegiatan donor darah untuk menyemarakkan Hari Palang Merah Internasional yang jatuh pada tanggal 26 Mei 2021. Kegiatan ini dilaksanakan di dua tempat yaitu di LPPM UNS Kampus Kentingan dan Fakultas Keolahragaan UNS Kampus Manahan. Pada kegiatan Vowee Care, turut dihadiri oleh Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum dan Wakil Rektor Riset dan Inovasi, Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, S.T., M.T. Pada acara Vowee Care ini berhasil diperoleh 62 kantong darah dari total 75 peserta yang mengikuti donor darah. Kegiatan yang lainnya adalah Vowee Talk yang telah diselenggarakan sebanyak dua kali yaitu pada 22 Mei 2021 dan 5 Juni 2021. Vowee Talk merupakan seminar online yang membahas topik sesuai dengan tema yang diangkat. Vowee Talk session 1 diisi oleh Annisa Marezqa dari IFRC dan Exkuwin Suharyanto sebagai Kepala Divisi PMR dan Relawan PMI Pusat. Acara opening dan Vowee Talk session 1 berjalan dengan baik. Vowee Talk session 2 berbicara tentang “Strategi Membangun Branding Image Melalui Produktivitas Konten di Media Sosial” oleh pemateri Ayu Paraswati dari PMI Pusat dan sharing relawan oleh Maeza Angga Rizki sebagai Koordinator Forum Relawan PMI 2019. PERLOMBAAN VOLUNTEER WEEK Volunteer Week and Youth Volunteer Competition 8 memiliki beberapa mata lomba untuk kategori PMR Wira dan KSR. Tingkat PMR Wira terdiri dari beberapa cabang lomba, yaitu konten pertolongan pertama, rancangan kegiatan, esai, dan monolog. Pada tingkat KSR juga terdapat beberapa kategori antara lain konten pertolongan pertama, rancangan kegiatan, karya ilmiah, dan podcast. Perlombaan PMR dan KSR terbesar di Indonesia ini berhasil diikuti oleh 73 kontingen PMR Wira dan 43 kontingen KSR yang tersebar di 12 provinsi seluruh Indonesia. Volunteer Week and Youth Volunteer Competition 8 dibuka dengan Opening Ceremony. Opening ceremony telah dilaksanakan pada Sabtu, 22 Mei 2021. Acara ini disambut oleh Dr. Sutanto, DEA selaku Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan, Rini Kuswandari S.H., M.M. selaku perwakilan dari Dinas Pemuda dan Olahraga, dan Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla selaku ketua PMI Pusat. “Para volunteer di berbagai tingkatan telah bahu-membahu dalam membantu masyarakat. Karena itu acara VW8 yang dilaksanakan di KSR UNS kali ini sangat penting sebagai sarana pendidikan dan pengkaderan relawan” tutur Jusuf Kalla selaku ketua PMI Pusat. Acara Volunteer Week 8 dibuka secara simbolis dengan pemukulan gong oleh Ibu Rini Kuswandari selaku Dinas Pendidikan dan Olahraga. Setelah kegiatan opening ceremony, acara dilanjutkan dengan rangkaian lomba. Selama rangkaian kegiatan lomba para peserta diajak untuk mengikuti perlombaan dengan baik dan sportif. Puncak rangkaian ini pada closing ceremony sekaligus pengumuman kejuaraan yang telah berlangsung pada Sabtu, 5 Juni 2021. Berikut ini adalah para juara lomba Volunteer Week 8, antara lain : KATEGORI PMR WIRA KATEGORI KSR PT/MARKAS JUARA UMUM PMR WIRA : SMA Al Abidin Bilingual Boarding School Surakarta KSR : KSR PMI Unit Politeknik Kemenkes Malang Demikian dilaksanakannya Volunteer Week 8. Selamat kepada kontingen yang meraih juara pada Volunteer Week and Youth Volunteer Competition 8 tahun 2021, tetap semangat untuk terus belajar dan berproses menjadi relawan yang mengabdi dari hati walaupun di masa pandemi ya Vols! Sampai jumpa di Volunteer Week selanjutnya. (Humas KSR PMI Unit UNS/Rivani Yuniar)
Waspada, 3 Varian Virus Baru COVID-19 ada di Indonesia
Menurut juru bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, mengatakan bahwa terdapat tiga varian baru Virus Corona yang sudah masuk ke Indonesia antara lain B.117 asal Inggris, B.1351 asal Afrika Selatan serta B.1617 varian mutasi ganda dari India. Organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) telah menggolongkan varian Virus Corona jenis baru B.117 dan B.1351 sebagai Variant of Concern (VOC) atau virus yang harus diwaspadai. Alasannya, varian ini memiliki beberapa karakteristik yaitu bisa menyebabkan penularan yang lebih cepat (super spreader) dan dapat memengaruhi tingkat keparahan penyakit. Sementara itu untuk B.1617, sampai saat ini masih digolongkan sebagai Variant of Interest (VOI) atau tingkat kewaspadaan tidak sebesar VOC Varian ini memiliki potensi mempengaruhi sifat penularan melalui kepekaan alat tes, keparahan gejala, dan kemampuan virus menghindari sistem imunitas. Ilustrasi virus varian baru Corona B.1617 asal India ( Sumber : Photo by Getty Images/iStockphoto/goc ) Virus Corona varian jenis baru yang paling banyak dilaporkan dari berbagai negara adalah varian B.117. WHO mencatat berbagai peningkatan kasus sampai 49% dari varian B.117 yang bersirkulasi di Asia Tenggara. Wilayah Indonesia yang telah ditemukan kasus varian baru antara lain varian B.1617 ditemukan di Kepulauan Riau, DKI Jakarta. Varian B.117 ditemukan di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur. Sementara untuk varian B.1351 ditemukan di Bali. Proses penelitian atau surveilans untuk mengetahui hasil penambahan COVID-19 ( Sumber : Photo by Getty Images/iStock ) Juru bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan melakukan penelitian atau surveilans untuk mengetahui hasil dari penambahan kasus COVID-19. Dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan faktor penyebab terjadinya penyebaran atau pergerakan Virus Corona jenis baru di Indonesia yaitu karena di beberapa negara sedang terjadi lonjakan kasus COVID-19, sedangkan mobilitas pergerakan masyarakat saat ini bisa dikatakan cukup bebas. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya penyebaran atau pergerakan Virus Corona jenis baru di Indonesia. Adapun beberapa gejala awal infeksi COVID-19 varian baru B.117 antara lain sesak napas, gangguan penciuman, batuk, pilek dan demam. Menurut Haryanto Utama, dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Tangerang gejala Virus Corona B.1351 ini nyaris sama seperti gelaja B.117 karena belum ditemukan gejala yang khas. Dikutip dari India Today, para ahli memaparkan gejala yang timbul dari varian B.1617 di India yang perlu diwaspadai meski tidak selalu muncul, seperti anosmia, hidung tersumbat, mata merah, mual, diare, sakit tenggorokan, nyeri pada otot dan persendian. Baca juga : Perbedaan apid Test Antibodi, Rapid Test Antigen, dan Swab PCR Test Antisipasi yang dapat dilakukan berupa mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi mobilitas dan menerapkan protokol kesehatan dimanapun dan kapanpun. Diharapkan masyarakat memahami 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak) bukan lagi suatu himbauan atau kebijakan dari pemerintah namun sudah menjadi kebutuhan pokok dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Salah satu anjuran yang telah ditetapkan pemerintah untuk mengantisipasi hal ini adalah melarang kegiatan mudik lebaran antar kota pada hari raya idul fitri pada tahun 2021. Maka Tetap patuhi protokol kesehatan dan terus patuhi aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah demi kebaikan bersama ( Humas KSR PMI Unit UNS/Vera Yuliati ) Sumber : https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/berita-utama/20210504/1737688/virus-corona-varian-baru-b-117-b-1351-b-1617-sudah-ada-di-indonesia/ https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210309063758-255-615308/gejala-virus-corona-b1351-strain-baru-dari-afrika-selatan https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5560366/waspada-mutasi-corona-india-sudah-masuk-ri-kenali-gejala-varian-b1617
PRESS RELEASE : KSR UNS Selenggarakan Pendidikan Bagi Calon Anggota di Masa Pandemi
SOLO – Di masa pandemi, KSR PMI Unit UNS tetap melakukan rekrutmen anggota baru demi teregenerasinya anggota. Pendidikan berupa pembekalan materi untuk calon anggota tetap berlangsung sebelum dilaksanakannya kegiatan Diklatsar Anggota Angkatan XXX. Pembekalan materi dikemas dalam serangkaian kegiatan Orientasi dan Pendidikan Pelatihan Dasar Relawan (PPDR). Serangkaian kegiatan pembekalan materi ini dimulai dengan kegiatan bertajuk Orientasi yang dilaksanakan secara online melalui Zoom meeting. Kegiatan ini telah dilaksanakan sebanyak dua kali yang diikuti oleh 220 calon anggota KSR PMI Unit UNS yang berdomisili dari berbagai daerah. Orientasi pertama dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2021 yang diisi pengenalan tentang KSR PMI Unit UNS dengan mengundang alumni yang membagikan pengalaman turun bencana selama menjadi relawan di KSR PMI Unit UNS. Selanjutnya, disambung pada orientasi kedua yang dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2021 diisi dengan pemaparan materi kepalangmerahan oleh Muhammad Arif Sudarsono. Pelaksanaan Orientasi Diklatsar KSR PMI Unit UNS (Sumber : Dok. KSR UNS) Serangkaian kegiatan pembekalan materi dilanjutkan dengan diadakannya Pendidikan Pelatihan Dasar Relawan (PPDR) yang akan berlangsung hingga sebelum Diklatsar dimulai. Dalam kegiatan ini disampaikan materi-materi yang dilaksanakan secara online melalui Zoom meeting dengan diikuti oleh 150 peserta. Penyampaian materi dibagi menjadi beberapa kelas agar peserta dapat mengikuti penyampaian materi dan diskusi secara kondusif. Serangkaian PPDR dimulai pada tanggal 17 April 2021 diisi dengan materi HPI, COC, dan SAF yang disampaikan oleh Dimas Tri Suseno, Dimas Ridho Tri Putra, dan Muhammad Arif Sudarsono. Selanjutnya, pada tanggal 24 April 2021 dilanjutkan dengan pemaparan materi PP Dasar dan Anfaal yang disampaikan oleh Dimas Tri Suseno, Erik Widiyanto, Chika Mutiara Putri Santoso, Diah Ayu Wardhani, Faiza Aulia Rochma, dan Azzahro Hanif Muaddibah. Pelaksanaan PPDR KSR PMI Unit UNS (Sumber : Dok. KSR UNS) “Kekhawatiran terkait pemahaman materi karena PPDR yang dilaksanakan secara daring akhirnya dapat tersingkirkan. Pemateri menyampaikan materi dengan baik dan jelas serta sesi-sesi diskusi yang dibangun melibatkan peserta PPDR secara aktif sehingga tetap berjalan menyenangkan, meski sempat sedikit takut salah. Semoga mas & mba beserta teman-teman peserta PPDR sekalian bisa tetep semangat menjalani PPDR ini sampai akhir” ujar Abdurrahman Zufar, salah satu peserta PPDR dan calon anggota KSR PMI Unit UNS angkatan XXX. Sesi diskusi tanya jawab setelah pemaparan materi dalam kegiatan PPDR (Sumber : Dok. KSR UNS) “Untuk menjadi relawan dibutuhkan skill dan kemampuan yang khusus. Diadakannya PPDR ini memiliki peran yang penting karena dari materi-materi yang disampaikan bisa memenuhi hal tersebut. Meskipun dilaksanakan secara online, peserta PPDR tetap terlihat antusias karena banyak yang menyalakan kamera dan mengikuti diskusi dengan aktif. Semoga semakin banyak yang semakin siap dan mantap hatinya untuk menjadi relawan” ujar Dimas Tri Suseno, salah satu pemateri dalam serangkaian PPDR yang juga merupakan alumni KSR PMI Unit UNS. “Harapannya peserta Diklatsar dapat mengikuti serangkaian kegiatan PPDR ini dengan semangat dari hati agar dapat mempelajari dan lebih mendalami arti menjadi seorang relawan yang profesional. Materi yang disampaikan sangatlah penting sebagai bekal seorang relawan yang akan terjun ke bencana dan harapannya dengan ilmu yang diberikan dapat menciptakan generasi relawan yang dapat bermanfaat dan melakukan pertolongan dengan ilmu yang tepat” ujar Angga Firda Tamara, Komandan KSR PMI Unit UNS. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini diharapkan dapat memberikan ilmu yang bermanfaat dan tetap menjaga semangat para calon anggota baru. Meskipun masih dilanda pandemi namun tak menghalangi semangat calon relawan untuk tetap belajar dan mengabdi. (Aulia Yulia Maryani/Humas KSR PMI Unit UNS)