Surakarta ━ Serangkaian kegiatan DIKLATSAR KSR UNS angkatan XXXI telah usai dilaksanakan. DIKLATSAR XXXI berlangsung mulai tanggal 15 Juli – 24 Juli 2022. Pada tahap Diklat Ruang berlokasi di gedung A FKIP UNS Pabelan mulai tanggal 15 – 17 Juli 2022 sedangkan Diklat Lapang berlokasi di Tlogo Dringo, Gondosuli, Karanganyar berlangsung pada tanggal 21 – 24 Juli 2022. Sebanyak 39 orang peserta telah dikukuhkan menjadi bagian dari relawan tangguh KSR UNS pada kegiatan ini. Para peserta dilatih fisik dan mental agar siap menjadi relawan yang sigap mengabdi bagi kegiatan kemanusiaan. Salah satu tamu undangan, Bapak Triyadi Joko Purwanto selaku perwakilan dari Biro Kemahasiswaan dan Alumni UNS menyampaikan bahwa KSR UNS merupakan salah satu ORMAWA yang dapat menjadi tempat untuk melatih skill diluar perkuliahan formal yang tentunya dapat berguna untuk dunia kerja setelah menyelesaikan kuliah. Dengan mengikuti KSR UNS yang merupakan organisasi kerelawanan dan kemanusiaan, mahasiswa dapat menambah value bagi diri sendiri. Harapannya diklat ini dapat melahirkan relawan baru yang memiliki kompetensi untuk menolong dan siaga setiap waktu sesuai Hymne PMI. “Semoga anggota baru KSR UNS angkatan XXXI dapat berproses dan bertumbuh menjadi relawan hebat, tangguh, serta memiliki kapasitas yang mumpuni. Semangat untuk meneruskan perjuangan kami mengabdikan diri untuk kemanusiaan”, ujar Afrizal Risanto menyampaikan harapannya selaku Ketua Umum KSR PMI Unit UNS. “Diklat merupakan suatu pelatihan dan tempat pengembangan diri. Keseluruhan dari rangkaian kegiatan Diklatsar KSR UNS sangat berkesan bagi saya. Mulai dari kegiatan, kepanitiaan dan sistem yang digunakan. Maka dari itu saya makin tertarik untuk mengetahui lebih lagi tentang KSR UNS”, tutur Rokhim Adi Prasetyo, mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin UNS, salah satu peserta DIKLATSAR XXXI KSR UNS. Peserta DIKLATSAR XXXI yang lain, Mustika Ayu Dika yang merupakan mahasiswa Sosiologi UNS menambahkan “Diklat kemarin sangat berkesan, karena menjadi acara offline pertama yang saya ikuti setelah pandemi. Selain itu kegiatannya juga keren dan saya merasa mendapat keluarga baru setelah mengikuti Diklat kemarin. Banyak materi baru yang harus dipelajari lebih jauh. Semoga dengan rangkaian diklat kemarin, angkatan XXXI bisa menjadi relawan yang dapat memberi dampak positif untuk KSR UNS”. Dengan bergabungnya 39 orang relawan tangguh angkatan XXXI KSR PMI Unit UNS diharapkan mampu untuk bermanfaat bagi sesama dan siap menebarkan kebaikan bagi aksi-aksi kemanusiaan kedepannya. [Alissa Revolius/Humas KSR PMI Unit UNS]
PRESS RELEASE : Pelantikan Pengurus KSR PMI Unit UNS Periode 2022 “Bergerak Bersama, Mengabdi dengan Ikhlas”
Surakarta – Jumat, 20 Mei 2022 telah berlangsung kegiatan pelantikan pengurus Korps Sukarela Palang Merah Indonesia Universitas Sebelas Maret (KSR PMI Unit UNS) Periode 2022. Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid, peserta offline bertempat di Ruang Werkudara, Perpustakaan UNS, sedangkan online melalui platform zoom meeting. Acara dimulai pukul 15.30 WIB. Kegiatan ini dihadiri oleh Barly Shodiq, perwakilan dari PMI Surakarta, Drs. Rohman Agus Pratomo selaku Kepala Biro Mawa UNS serta perwakilan dari KSR Unit se Surakarta dan perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat Universitas di UNS. Pada kegiatan ini Drs. Rohman Agus Pratomo berpesan agar KSR PMI Unit UNS kedepannya selalu menjaga respon cepat dan keprofesionalitasnya dalam berbagai hal khususnya dalam bidang kemanusiaan dan kerelawanan. Sebanyak 23 orang pengurus resmi dilantik pada kegiatan ini. Kepengurusan KSR PMI Unit UNS Periode 2022 membawa semangat baru dengan mengusung tagline “Bergerak Bersama, Mengabdi Dengan Ikhlas”. Selaras dengan tagline kepengurusan periode 2022 Barly Shodiq selaku perwakilan dari PMI Surakarta berpesan agar KSR PMI Unit UNS terus menjaga dan meningkatkan partisipasi aktifnya untuk bergerak bersama, mengabdi dengan ikhlas dalam berbagai kegiatan kerelawanan dan kemanusiaan khususnya di daerah Surakarta. “Semoga dengan dilantiknya pengurus periode 2022 ini dapat lebih membawa KSR PMI Unit UNS menuju arah yang jauh lebih baik dan semakin jaya. Semoga dalam keberjalanannya nanti dapat selalu amanah serta dilancarkan hingga ujung masa baktinya” ujar Angga Firda Tamara Ketua Demisioner KSR PMI Unit UNS 2021. “Semoga pengurus KSR Unit UNS 2022 diberikan kekuatan untuk menjalankan kepengurusan sepenuh hati dan dapat menjalankan amanahnya” ujar Afrizal Risanto Ketua Umum KSR PMI Unit UNS 2022. Salah satu peserta, Isma Rahmawati, perwakilan dari SAR UNS mengatakan bahwa semoga untuk tahun ini dan tahun yang akan datang KSR UNS semakin lebih berkembang, semakin maju dalam prestasi, solidaritas dan semangat untuk menjalankan kemanusiaan ini. Ingat satu hal bahwa KSR UNS ini berdiri karena hati nurani kita masing-masing untuk menjalankan kegiatan kemanusiaan yang di mana dengan hati ikhlas. Selamat atas dilantiknya pengurus baru KSR PMI Unit UNS. Semoga kedepannya KSR UNS semakin jaya. Seluruh pengabdian pengurus baru semoga bermanfaat dan membawa kebaikan untuk KSR UNS dan masyarakat. [ Humas KSR PMI Unit UNS/Dwi Suci Amalia ]
AKSI RELAWAN PSIKOSOSIAL KSR UNS DALAM TANGGAP DARURAT BENCANA ERUPSI GUNUNG SEMERU
SURAKARTA – Bencana erupsi Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang, Malang, Jawa Timur mulai terdeteksi ketika adanya asap dari arah Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro pada tanggal 3 Desember 2021. Menanggapi hal tersebut, Universitas Sebelas Maret memberangkatkan beberapa tim relawan untuk terjun membantu korban erupsi Gunung Semeru. Pada Selasa, 14 Desember 2021 Pukul 14.30 WIB dilakukan pemberangkatan Tim Satgas Semeru UNS Sorti Ke-2 dengan anggota tim beberapa diantaranya merupakan anggota KSR UNS yaitu Zahida Farah dan Nur Kholilah tergabung sebagai tim PSP (Psychosocial Support Programme/Program Dukungan Psikososial). Pada Jum’at, 24 Desember 2021, UNS kembali memberangkatkan Tim Satgas Semeru yaitu Sorti Ke-3, dengan salah satu anggota tim merupakan anggota KSR UNS yaitu Lathifah Khoirunnisa’ juga sebagai tim PSP dan menarik Tim Satgas Semeru Sorti Ke-2 kembali ke kampus. Kegiatan ini melibatkan kerjasama dengan beberapa pihak yaitu IKA UNS, SAR UNS, KSR UNS, PMPA Vagus FK UNS dan Psikologi UNS. Program Dukungan Psikososial berupa kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan psikososial individu maupun masyarakat agar tetap berfungsi optimal saat mengalami krisis dalam situasi bencana maupun kecelakaan. Kegiatan ini biasanya ditujukan kepada kelompok masyarakat seperti anak-anak, remaja, dewasa dan lansia, penyandang cacat, atau pekerja kemanusiaan. Beberapa kegiatan yang dilakukan bersama anak-anak yaitu kegiatan motorik dan kegiatan untuk melatih kerjasama, kekompakan, serta keberanian seperti membuat pohon harapan, membuat celengan, lomba puzzle, permainan estafet bola lipat, estafet kelereng, cerdas cermat, dan menulis surat hari ibu. Kegiatan stress healing juga dilakukan bersama ibu/bapak/lansia dengan rentang usia 50-70 tahun diantaranya cek kesehatan, relaksasi berupa senam sehat, melakukan permainan (lomba makan kerupuk, estafet sarung, apit balon, dan rebut kursi), pembagian alat sholat, masker, serta selimut. “Saya sangat merasa senang bisa diberi kesempatan dan kepercayaan untuk turun ke bencana. Saya senang mendapatkan teman baru dengan vibes yang sangat positif dan menyenangkan, mendapatkan pengetahuan baru tentang psikososial, bertemu dan beradaptasi dengan orang-orang baru serta budaya baru” ungkap Lathifah Khoirunnisa’ tentang perasaan dan pengalamannya selama turun bencana. Baca juga “PRESS RELEASE : KSR UNS GELAR DONOR DARAH RAMAH TEMAN TULI” Nur Kholilah yang menjadi salah satu relawan psikososial dalam tim juga mengatakan bahwa pelajaran dan pendidikan di KSR UNS yang ia dapatkan benar-benar diterapkan, terutama tentang manajemen emosi sebagai relawan. Relawan dimasukkan ke dalam kelompok rentan karena secara tidak langsung relawan juga terdampak tetapi tetap harus menolong secara profesional, itulah dimana kematangan emosi sangat penting dimiliki oleh relawan. Baca juga “Pakar Kesehatan Angkat Bicara Seputar Mutasi COVID-19 dalam Webinar Nasional yang Diselanggarakan oleh KSR UNS” “Menjadi relawan itu harus selalu siap dengan kondisi yang akan dihadapi. Inisiatif, kreativitas, inovasi, serta kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan adat istiadat yang ada merupakan hal yang sangat diperlukan. Jangan ragu untuk menjadi relawan karena menjadi relawan itu menyenangkan dan InsyaAllah apa yang dilakukan itu akan menjadi berkah” jelas Zahida Farah dan pesannya untuk teman-teman calon relawan. Ketua Umum KSR PMI Unit UNS, Angga Firda Tamara, juga menyampaikan rasa bangga yang dirasakan bahwasannya ada relawan dari KSR UNS yang siap dan berkapasitas untuk diterjunkan membantu korban bencana. Rasa khawatir yang muncul sudah diantisipasi dengan pembekalan dan persiapan yang cukup untuk tiap relawan yang turun. Harapan untuk kedepannya semoga teman-teman yang kemarin turun bisa dijadikan sebagai contoh bagaimana seorang relawan dalam merespon panggilan kemanusiaan. Kita harus siap sedia setiap saat ada panggilan kemanusiaan, pengabdian yang kita berikan niscaya akan berdampak baik bagi mereka yang membutuhkan. [Humas KSR PMI Unit UNS/Aulia Yulia Maryani]
Press Release : KSR UNS Selenggarakan Pelatihan dan Pemantapan Angkatan XXX
Surakarta – KSR UNS telah memiliki anggota keluarga baru setelah pelaksanaan Lantap (Pelatihan dan Pemantapan) KSR PMI Unit UNS Angkatan 30. Kegiatan ini dilaksanakan sejak bulan Oktober hingga November yang diisi dengan kegiatan Binjastal (Bina Jasmani dan Mental) selama enam kali dan diakhiri dengan diadakannya kegiatan Lantap selama 3 hari sejak tanggal 26 – 28 November 2021. Kegiatan Binjastal yang berlangsung di sekitar kampus UNS ini diisi dengan pemberian materi dan praktik mengenai manajemen bencana. Puncak rangkaian yakni kegiatan Lantap dilaksanakan di lingkungan UNS dan KHDTK Alas Bromo, Karanganyar, Jawa Tengah. Selama kegiatan lapang, peserta juga mengaplikasikan materi yang telah diterima selama binjastal 1 sampai 6 yaitu melakukan Simulasi Bencana. Kegiatan yang dihadiri oleh 29 orang peserta ini bertujuan untuk mencetak calon relawan yang siap diterjunkan dalam bencana dan kegiatan kemanusiaan lainnya. Untuk menjaga keamanan bersama, seluruh peserta dan panitia telah melakukan tes swab antigen sebelum melaksanakan kegiatan lantap dengan hasil negatif. “Lantap kali ini punya rasa tersendiri dimana setiap kegiatan di Lantap KSR UNS ini selalu ada manfaatnya bagi saya sebagai calon relawan, disini saya dididik untuk selalu cepat dan tanggap setiap saat. Dari kegiatan ini saya mempunyai keluarga baru dan untuk angkatan 30 yuk rekatkan lagi rasa saling memiliki sebagai relawan tangguh KSR UNS” Ujar Damar Ariefin S1 Agribisnis salah satu peserta Pelatihan dan Pemantapan Angkatan XXX. Kesan pesan yang lain disampaikan juga oleh Komala Safitri Mahasiswa D4 Kebidanan “Gokil, deg”an, dan seru bangeettt…, serta banyak hal – hal perdana yang pertama kali saya alami pada kegiatan ini terutama yang berkaitan dengan praktek dan ketepatan waktu. Kegiatan ini bukan hanya sekedar melatih dan menguji materi, fisik, mental tetapi juga menekankan tentang pentingnya berkarakter yang baik sebagai seorang penolong profesional mulai dari bersikap dan bertutur kata untuk nantinya bisa menjadi relawan yang siap dan sigap. Semoga Angkatan XXX KSR PMI Unit UNS mampu terus aktif dalam setiap kegiatannya, siap sigap dalam segala kondisi, serta mampu menjadi bagian dari pencipta nama baik KSR PMI Unit UNS”. “Saya bersyukur setelah tertunda karena pandemi akhirnya kegiatan Lantap angkatan 30 bisa terlaksana. Tidak dipungkiri regenerasi bagi sebuah organisasi adalah hal yang penting. Apalagi bagi KSR UNS yang tidak sekedar membutuhkan personil untuk menjalankan organisasi, tapi juga seorang relawan-relawan tangguh yang siap dan berkompeten ketika diturunkan dalam suatu bencana” ujar Roid Shalahuddin Muflih Ketua Panitia Lantap Angkatan XXX KSR PMI Unit UNS. Angga Firda Tamara selaku Ketua Umum KSR PMI Unit UNS juga bersyukur dapat melaksanakan kegiatan Lantap walau di masa pandemi dengan beberapa penyesuaian demi tetap dapat mencetak relawan masa depan yang tangguh. “Semoga para anggota baru ini setelah mengikuti Lantap dapat mengimplementasikan ilmunya secara nyata untuk kemanusiaan di lapangan, selain itu ilmu-ilmu yang sudah didapat juga harus dibagikan. Kegiatan Peltihan dan Pemantapan yang merupakan langkah awal dalam menjadi relawan sehingga jangan sampai bosan untuk terus berkembang.” tutur Angga Firda Tamara Ketua Umum KSR PMI Unit UNS. (Humas KSR PMI Unit UNS/Jihan Syarifah Rokhan)
PRESS RELEASE : KSR UNS GELAR DONOR DARAH RAMAH TEMAN TULI
SURAKARTA – KSR PMI Unit UNS telah melaksanakan kegiatan Donor Darah yang diikuti oleh teman tuli. Kegiatan donor darah ini dilaksanakan pada 10 Oktober 2021 di RBI Gerkatin Surakarta tepatnya pada Jl. Surya No.146, Jagalan, Laweyan, Kota Surakarta. Dengan tema “Teman Tuli Percaya Diri, Teman Tuli Berarti Untuk Negeri “ peserta sangatlah bersemangat dalam mendonorkan darahnya. Kegiatan ini berhasil mendapatkan 11 kantong darah dari 12 pendaftar. Donor darah ini dilaksanakan dengan adanya kerjasama dengan PMI Kota Surakarta. Sebelum dilaksanakannya kegiatan donor darah ini, KSR UNS juga mengadakan sosialisasi Donor darah bersama teman tuli. Kegiatane sosialisasi donor darah ini dilaksanakan pada Sabtu, 25 September 2021 melalui platform zoom. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pandangan bahwa penyandang disabilitas juga memiliki kesempatan yang sama untuk mendonorkan darahnya, serta donor darah merupakan suatu yang aman dilakukan bagi penyandang disabilitas. Kegiatan sosialisasi yang diisi oleh dr. Dwi Eka Ratri Weningsari ini berjalan lancar hingga akhir. Peserta sosialisasi sangatlah antusias dimana peserta mengajukan banyak sekali pertanyaan dan mengikuti diskusi hingga akhir. Dalam pelaksanaanya, KSR UNS melakukan pengecekan suhu kepada peserta donor darah. Selain itu, KSR UNS juga telah menyiapkan tempat cuci tangan dan himbauan untuk tetap menjaga jarak antar peserta. KSR UNS juga memfasilitasi teman tuli dengan menggunakan bahasa isyarat agar teman tuli dapat mendonorkan darahnya dengan mudah dan nyaman. Nur Kholila selaku ketua panitia menuturkan “Harapannya dengan diadakannya donor darah ramah teman tuli ini, bisa memberikan dampak positif kepada teman tuli dan kegiatan ini dapat menyadarkan masyarakat luas bahwa penyandang disabilitas memiliki hak yang sama untuk donor darah” Dr. Victoria dari PMI Kota Surakarta juga menyampaikan kesannya selama membantu keberjalanan donor darah ini, “KSR UNS sangat membantu PMI dalam memenuhi stok kebutuhan darah. saya baru pertama kali ini membantu donor darah untuk teman-teman disabillitas dan saya sangat senang karena peserta sangat antusias”. Harapannya dengan kegiatan donor darah untuk penyandang disabilitas yang pertama kali dilaksanakan oleh KSR UNS ini membuat semakin banyak teman-teman disabilitas yang ingin mendonorkan darahnya karena teman disabilitas juga memiliki kesempatan yang sama. Selaras dengan pesan dari Komandan KSR PMI Unit UNS, Angga Firda Tamara “ semoga kegiatan baik ini dapat terus berjalan dan serta dapat memberikan inspirasi bagi lainnya untuk mengadakan kegiatan yang serupa, serta dapat menyadarkan bahwa semua memiliki dan berhak mendapat kesempatan yang sama untuk berbuat kebaikan salah satunya bagi para teman tuli dalam mendonorkan darahnya”. [Humas KSR PMI Unit UNS/Jihan Syarifah Rokhan]
Pakar Kesehatan Angkat Bicara Seputar Mutasi COVID-19 dalam Webinar Nasional yang Diselanggarakan oleh KSR UNS
SURAKARTA – Banyaknya stigma negatif dari masyarakat mengenai dampak vaksinasi dapat mengancam upaya untuk menghadapi virus COVID-19. Kenyataannya, virus COVID-19 semakin meningkat pada pertengahan tahun ini. Maka dari itu, KSR PMI Unit UNS mengadakan Webinar Nasional dengan topik Tangguh Hadapi Pandemi, Perkuat dengan Vaksinasi pada Sabtu, 28 Agustus 2020. Acara ini diselenggarakan melalui platform Zoom Meeting serta Live Streaming Youtube. Kegiatan ini telah diikuti oleh lebih dari 300 peserta dari kalangan mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum yang tersebar di seluruh Indonesia seperti Jayapura, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Riau, dan masih banyak lagi. Webinar nasional kali ini menghadirkan dua pembicara, yaitu dr. Gunadi Ph.D., Sp.BA. (Wakil Akademi Ilmuwan Muda Indonesia, pakar molecular, genetika molekular, pedriatic surgery UGM) dan dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid. (Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementrian Kesehatan). Selain itu, juga melibatkan koordinator vaksinasi Fakultas Kedokteran UNS, dr. Latief Jaya Subrata. Baca juga Akhiri Pandemi COVID-19 dengan Vaksinasi Webinar ini dibuka oleh Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. “Tangguh Hadapi Pandemi, Perkuat dengan Vaksinasi merupakan tema yang sangat relevan ditengah masa pandemi yang diharapkan segera berakhir ini. Hal ini menjadi kiat jitu untuk menambah pemahaman ke masyarakat karena masih terdapat masyarakat yang tidak percaya adanya COVID-19 serta anggapan negatif terhadap vaksinasi”, terang Bapak Yunus. dr. Gunadi berpesan bahwa kita tidak perlu khawatir dengan vaksinasi karena apapun jenisnya kita tetap terlindungi. Berdasarkan research yang telah disampaikan, terbukti bahwa vaksin dapat melindungi dari mutasi virus COVID-19. Mutasi virus corona ini akan rutin kita hadapi. Setiap replikasi virus, terdapat kemungkinan 0,1 mutasi yang terjadi sehingga dapat disimpulkan terdapat 1 mutasi baru dari setiap 2 orang yang terinfeksi atau setiap dua minggu. Hal yang paling penting dalam menghadapi mutasi virus COVID-19 adalah patuh dengan protokol kesehatan. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid menerangkan bahwa terdapat lima jenis vaksin COVID-19 yang beredar di Indonesia. Lima jenis vaksin tersbeut antara lain Moderna, Sinovac, Pfizer, AstraZaneca, dan Sinopharm. “Semua vaksin yang telah beredar di Indonesia sudah memiliki izin edar dari WHO,” jelas Ibu Nadia. Beliau juga menerangkan bahwa semua jenis vaksin sama baiknya. Di akhir materi, Ibu Nadia mengajak para peserta seminar online untuk bersama melawan hoax. Hal tersebut dikarenakan berita hoax betul-betul menimbulkan keraguan masyarakat untuk melakukan vaksinasi. “Budayakan Saring sebelum Sharing, keep in your mind” tambah beliau. Baca juga Mengenal KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) setelah Vaksinasi COVID-19 “KSR UNS mempermudah akses informasi tersebut dan tidak tanggung-tanggung menghadirkan pakar kesehatan yang ahli di bidangnya! Informasi dan ilmu baru yang didapat sangat bermanfaat untuk masyarakat umum sebagai bekal menata pola pikir menghadapi era kebiasaan hidup baru,” ucap dr. Latief Jaya Subrata selaku moderator. Pada akhir sesi materi, dr. Latief berpesan bahwa mendapatkan informasi terkini terkait mutasi dan vaksinasi sebetulnya tidak sulit. Hanya saja, lebih banyak informasi salah yang beredar dan menimbulkan spekulasi keliru serta antipati masyarakat terkait vaksin dan pandemi secara keseluruhan. Jangan takut vaksinasi karena vaksin aman dan halal! (Humas KSR PMI Unit UNS/Rivani Yuniar).
Mengenal KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) Setelah Vaksinasi COVID-19
KIPI adalah singkatan dari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. World Health Organization (WHO) menyebut kondisi ini sebagai Adverse event following immunization (AEFI) atau bisa dikatakan sebagai Kejadian Merugikan Setelah Vaksinasi. Menurut keterangan WHO, KIPI adalah setiap kejadian medis yang tidak diinginkan, terjadi setelah pemberian imunisasi, dan belum tentu memiliki hubungan kausalitas dengan vaksin. Seperti Apa Kategori KIPI yang Mungkin Kita Jumpai?? Menurut WHO, KIPI dikelompokkan ke dalam lima kategori di antaranya adalah: KIPI yang terkait produk vaksin KIPI kelompok ini diakibatkan atau dicetuskan oleh satu atau lebih komponen yang terkandung di dalam produk vaksin. Contohnya pembengkakan luas di tungkai setelah imunisasi DTP. KIPI terkait dengan cacat mutu vaksin KIPI yang terkait dengan cacat mutu vaksin disebabkan atau dicetuskan oleh satu atau lebih cacat mutu produk vaksin, termasuk alat pemberian vaksin yang disediakan oleh produsen. Contohnya kegagalan yang dilakukan oleh produsen vaksin pada waktu melakukan inaktivasi lengkap virus polio saat proses pembuatan vaksin IPV Vaksin polio inaktivasi (IPV). KIPI terkait kekeliruan prosedur imunisasi Kekeliruan prosedur imunisasi disebabkan oleh cara penanganan vaksin yang tidak memadai, penulisan resep atau pemberian vaksin yang sebetulnya dapat dihindari. Contoh dari KIPI ini adalah penularan infeksi karena vial multidosis yang terkontaminasi. KIPI terkait kecemasan terkait imunisasi KIPI ini terjadi karena kecemasan pada waktu pemberian imunisasi. Contohnya terjadinya vasovagal syncope (Sinkope vasovagal). Ini merupakan reaksi neurovaskuler yang menyebabkan pingsan pada remaja saat atau sesudah imunisasi. KIPI terkait kejadian koinsiden KIPI ini disebabkan oleh hal-hal di luar produk vaksin, kekeliruan imunisasi atau kecemasan akibat imunisasi. Kejadian koinsiden mencerminkan peristiwa sehari-hari dari masalah kesehatan di masyarakat yang sering dilaporkan. Contoh : Demam yang timbul bersamaan dengan pemberian imunisasi, ini terkait dengan asosiasi waktu. Menteri BUMN Erick Thohir saat meninjau proses vaksinasi ( Photo by Dhemas Reviyanto from ANTARA ) Apa Saja Reaksi KIPI yang sering dijumpai ?? Seorang yang telah divaksinasi Covid-19 tidak diperbolehkan langsung pulang ke rumah, melainkan harus menunggu dulu setidaknya 30 menit. Tujuannya untuk memantau ada atau tidaknya KIPI. Bila 30 menit tidak ada reaksi yang patut dikhawatirkan, seorang yang telah menerima vaksin diperbolehkan untuk pulang. Reaksi KIPI terdiri dari tiga jenis yaitu: Reaksi lokal: nyeri, bengkak, kemerahan di area bekas suntikan. Reaksi lokal yang terbilang parah yakni selulitis. Cara mengatasinya bisa dengan memberikan kompres dingin pada area tersebut. Bila perlu konsumsi obat parasetamol. Reaksi sistemik: demam, nyeri otot seluruh tubuh atau myalgia, nyeri sendi atau artralgia, lemas, dan sakit kepala. Kondisi ini tergolong wajar karena tubuh sedang memproses imunitasnya. Kemenkes RI menyarankan untuk: • Minum air putih yang banyak. • Mengenakan pakaian yang nyaman. • Mengonsumsi parasetamol sesuai dosis. • Kompres hangat atau mandi air hangat. Reaksi lain yaitu alergi : Kondisi ini bisa berupa biduran (urtikaria), anafilaksis (alergi parah hingga sesak napas), dan pingsan. Penting !! Ketiga reaksi di atas tidak cuma menjadi KIPI dari vaksin COVID-19 saja, melainkan semua vaksin memiliki reaksi KIPI yang sama. Wajib diketahui, reaksi setelah vaksin ini sifatnya sementara. Reaksi ini hanya akan bertahan selama beberapa hari. Namun, selama itu kamu harus terus memantau kondisi tubuh. Reaksi dan Gejala yang dirasakan setelah Vaksinasi Covid-19 ( Photo by Jcomp from Freepik ) KIPI terdapat 2 gejala yang sering dialami yaitu, gejala ringan dan gejala berat . Gejala KIPI ringan yang biasanya dirasakan adalah pusing, mual, nyeri otot (myalgia), nyeri sendi (arthralgia), nyeri di tempat suntikan, kelelahan, malaise (perasaan lelah, tidak nyaman, dan kurang enak badan), dan demam. Sementara gejala KIPI berat adalah istilah yang termasuk KIPI serius dan reaksi berat lainnya, gejala KIPI berat antara lain, kejang, trombositopenia, Hypotonic Hyporensponsive Episode (HHE), hingga menangis terus menerus (pada anak). Komisi Nasional KIPI melaporkan dari awal vaksinasi COVID-19 hingga 16 Mei 2021, Komnas KIPI menerima 229 laporan, diantaranya KIPI serius terdiri dari 211 dari Sinovac dan 18 AstraZeneca. Sementara laporan KIPI ringan ada 10.627, terdiri dari laporan KIPI usai disuntik Sinovac 9.738 dan AstraZeneca 889. Apakah KIPI dapat menyebabkan keraguan masyarakat terhadap keamanan vaksin Covid-19 ?? KIPI bisa juga menimbulkan keraguan bagi masyarakat terhadap keamanan vaksin Covid-19, untuk menghindari keraguan tersebut, perlu adanya sosialisasi yang luas mengenai prosedur yang harus dilakukan apabila masyarakat mengalami gejala KIPI. Keraguan masyarkat terhadap Vaksinasi Covid-19 (Photo by Yanalya from Freepik) Tindakan yang harus dilakukan apabila mendapai gejala KIPI yaitu segera laporkan pada Fasilitas Kesehatan (Faskes)/Puskesmas jika ditemui KIPI yang meresahkan atau menimbulkan perhatian berlebihan pada seorang yang menerima vaksinasi COVID-19, serta bisa juga melalui webisite http://keamananvaksin.kemkes.go.id/ Fasilitas Kesehatan akan segera melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Pokja KIPI untuk dapat menindaklajuti apakah gejala yang dialami berasal dari vaksin Covid-19. Nah Sobat KSR UNS penting bagi kita untuk paham mengenai reaksi dan gejala yang terjadi pada tubuh kita setelah melakukan vaksin Covid-19. Yuk kita dukung kegiatan Vaksinasi Covid-19 dengan menyebarkan informasi yang positif. Diharap informasi diatas dapat membantu dalam menambah informasi mengenai KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) Tetap tetap patuhi protokol kesehatan 5M ( Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga Jarak, Menjahui Kerumunan, Mengurangi Mobilitas) Stay Safe and healthy all. [Humas KSR UNS/ Vera Yuliati] Sumber : Informasi Tentang KIPI atau Reaksi Setelah Vaksinasi COVID-19 (covid19.go.id) KIPI adalah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, Ketahui Jenis dan Reaksinya | merdeka.com Free Photo | A man with migraines holds her hand by his nose in the bed. (freepik.com) Mekanisme Pemantauan dan Pelaporan KIPI – Masyarakat Umum | Covid19.go.id