Kenali Bahaya Terjadinya Spinal Cord Injury (SCI)

Saat seseorang mengalami kecelakaan, semua tulang pada tubuh beresiko mengalami patah tulang, namun patah tulang pada kaki atau tangan mungkin hal yang jarang mengakibatkan masalah kesehatan untuk  jangka panjang. Tetapi bagaimana  jika patah tulang terjadi pada sumsum tulang belakang? Tentu akibatnya bisa fatal. Cedera tulang belakang dapat berujung kelumpuhan ataupun kematian.

Ditinjau oleh dr. Vina Setiawan, Spinal cord injury (SCI) atau biasa dikenal dengan Cedera Tulang Belakang adalah suatu jenis trauma fisik yang sangat serius dan cenderung memiliki dampak kesehatan yang permanen dan signifikan terhadap sebagian besar aspek kehidupan sehari-hari.

Cedera tulang belakang bertanggung jawab untuk mengirim pesan dari otak ke seluruh bagian tubuh (fungsi motor). Sumsum tulang belakang juga berfungsi untuk mengirim pesan dari tubuh ke otak (fungsi sensor) melalui impuls. Kita dapat merasakan rasa sakit dan menggerakkan anggota tubuh kita, karena impuls yang dikirim melalui sumsum tulang belakang.

Jika sumsum tulang belakang mengalami cedera, maka impuls yang seharusnya dihantarkan ke otak atau sebaliknya tidak dapat dihantarkan dengan baik, hasilnya adalah hilangnya sensasi dan mobilitas sebagian atau total. Cedera tulang belakang pada posisi yang dekat ke leher biasanya akan menyebabkan kelumpuhan di seluruh bagian tubuh.

Macam-macam Spinal cord injury (SCI)

Beberapa macam cedera tulang belakang (Dok: Pinterest by  @ThePinJunkyard)

Secara garis besar, cedera tulang belakang dibagi menjadi dua kategori besar yaitu cedera parsial dan cedera total :

  1. Cedera sumsum tulang belakang parsial: Pada cedera parsial, kerusakan saraf hanya terjadi secara sebagian, contohnya mungkin seseorang bisa merasakan sensasi pada kakinya, tetapi tidak bisa menggerakan kaki yang sama.  Dalam kasus ini, tingkat fungsi tergantung pada sejauh mana cedera terjadi.
  2. Cedera sumsum tulang belakang total: Sebaliknya, cedera total terjadi ketika sumsum tulang belakang sepenuhnya rusak,sehingga hantaran impuls terputus sepenuhnya. Dengan perawatan dan terapi fisik, Kemungkinan kondisi ini masih bisa diperbaiki.

Cedera sumsum tulang belakang parsial lebih sering terjadi dibandingkan dengan cedera sumsum tulang belakang total. Beberapa jenis yang paling umum dari cedera sumsum tulang belakang parsial meliputi:

  • Anterior cord syndrome: Jenis cedera ini terjadi di bagian depan sumsum tulang belakang, sehingga merusak jalur motorik dan sensorik di sumsum tulang belakang. Jenis ini mungkin bisa merasakan sensasi sentuhan, tetapi tidak dapat menggerakan anggota gerak.
  • Central cord syndrome: Cedera ini adalah cedera pada bagian tengah tulang belakang sehingga merusak saraf yang membawa sinyal dari otak ke sumsum tulang belakang. Hilangnya kemampuan motorik halus, kelumpuhan lengan, dan kerusakan parsial, biasanya berkurangnya sensasi sentuhan di kaki sering terjadi.
  • Sindrom Brown-Sequard: Cedera ini terjadi karena adanya kerusakan pada satu sisi sumsum tulang belakang. Cedera mungkin lebih terasa pada satu sisi tubuh.
  • Tetraplegia: Cedera biasanya terjadi pada leher, sehingga merusak seluruh persyarafan yang terjadi dari leher ke bawah, sehingga keempat anggota gerak tidak dapat digerakkan.
  • Paraplegia: Cedera biasanya terjadi pada punggung, sehingga biasanya menyebabkan kelumpuhan pada kedua kaki.
  • Triplegia: Triplegia menyebabkan hilangnya sensasi dan gerakan di satu lengan dan kedua kaki, dan biasanya terjadi karena cedera sumsum tulang belakang parsial.

Penyebab Spinal cord injury (SCI)

Salah satu kemungkinan penyabab cedera tulang belakang yaitu kecelakaan (Dok: Pinterest by  @senivpetro )
  • Trauma saat kecelakaan mobil, khususnya trauma pada daerah wajah, kepala, dan leher, punggung, atau dada
  • Jatuh dari ketinggian yang signifikan
  • Cedera kepala atau tulang belakang saat berolahraga
  • Penyakit kronis seperti TBC atau tumor yang menyerang pada bagian tulang belakang.
  • Osteoporosis (pengeroposan tulang) pada lansia

Apa yang harus dilakukan jika menemukan seseorang mengalami Spinal cord injury (SCI) ??

Tindakan saat menjumpai cedera tulang belakang (Dok: Pinterest by  @ThePinJunkyard)

Jika seseorang mengalami cedera tulang belakang, maka membutuhkan pertolongan medis segera, jangan melakukan tindakan sembarang jika kurang paham dengan kondisi ini. Hal yang pertama harus dilakukan adalah mencari pertolongan medis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menemukan seseorang yang mengalami cedera tulang belakang, yaitu :

  • Jangan memindahkan orang itu atau merubah posisi mereka dengan cara apa pun kecuali itu benar-benar diperlukan. Ini termasuk memposisikan ulang kepala orang tersebut atau mencoba melepas helm.
  • Upayakan orang tersebut untuk tetap berbaring dan tidak bergerak, bahkan jika mereka merasa mampu bangkit dan berjalan sendiri.
  • Jika orang tersebut tidak bernapas, lakukan CPR atau Resusitasi Jantung Paru (Apabila telah memiliki kemampuan pertolongan pertama). Jangan memiringkan kepala ke belakang, namun. Sebaliknya, gerakkan rahang ke depan.

Beberapa orang yang mengalami cedera tulang belakang bisa sembuh sepenuhnya dan bisa memiliki kualitas hidup yang baik. Namun, ada beberapa efek yang mungkin terjadi yaitu seperti membutuhkan alat bantu tongkat atau kursi roda untuk melakukan aktivitas dan beberapa bahkan mungkin mengalami kelumpuhan dari leher ke bawah. Cedera sumsum tulang belakang memiliki tingkat kesembuhan yang berbeda-beda, karena tingkat kesembuhan cedera sumsum tulang tergantung dari seberapa parah cedera yang dialami.

Nah semoga Informasi menganai Spinal cord injury (SCI) atau Cedera Tulang Belakang diatas bisa bermanfaat yaa Sobat. Mulai dari pengertian, macam-macamnya, penyebab serta hal yang harus kita lakukan saat menemukan seorang yang mengalami cedera tulang belakang. Sobat KSR UNS tetap jaga kesehatan diri yaa dan pastinya selalu berhati-hati apabila berkendara dimanapun dan kapanpun..!!  Stay Safe and Stay Healthy [HUMAS KSR PMI Unit UNS/Vera Yuliati]

Sumber :

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/spinal-cord-injury

https://www.honestdocs.id/cedera-sumsum-tulang-belakang

https://www.healthline.com/health/spinal-injury

 

 

Mari Mengenal Apa Itu Microsleep!

Pernahkah kamu tertidur saat berkendara? itu adalah microsleep loh Sobat #KSRUNS! Microsleep merupakan periode tidur yang sangat singkat dan tidak terkendali, kejadian ini berlangsung sepersekian hingga 10 detik. Microsleep adalah respons tubuh terhadap kurang tidur yang parah atau tidur yang terganggu secara konsisten. Biasanya gangguan ini dialami oleh orang yang bekerja shift malam, mereka dengan sleep apnea, dan orang dengan insomnia yang serius hingga mengganggu tidur dan mungkin tertidur untuk waktu yang singkat di siang hari. Microsleep dapat terjadi kapan saja, termasuk saat mengemudi. Pengemudi yang mengalami microsleep tidak sadar jika dirinya akan memasuki kondisi tidur bahkan hingga tertidur. Keadaan microsleep juga dapat terjadi dengan mata terbuka dengan pandangan kosong.  

Apa penyebab microsleep?

Microsleep dapat terjadi karena melawan rasa kantuk dan berusaha tetap terjaga. Microsleep terjadi ketika tubuh sangat kurang tidur. Tidak ada kondisi medis yang menyebabkan microsleep, tetapi setiap kondisi medis yang mempengaruhi tidur dapat menyebabkan microsleep. Dikutip dari laman halodoc.com, beberapa penyebab microsleep antara lain :

  • Gangguan tidur

Gangguan tidur dapat menyebabkan menurunnya kualitas dan kuantitas waktu tidur kalian Sobat! Karena gangguan tidur, otak menjadi kurang konsentrasi di siang hari. Gangguan tidur ini seperti sleep apnea dan insomnia.

  • Kerja shift malam

Bekerja dengan shift malam berarti memiliki pergeseran waktu tidur. Pergeseran waktu tidur ini juga dapat mengurangi waktu tidur kamu dan akhirnya dapat terjadi microsleep yang terjadi di transisi waktu tidur.

  • Memiliki hutang tidur

Buat teman-teman mahasiswa pasti sering banget nih hutang tidur. Jika kamu tidur kurang dari 6 jam, artinya kamu punya hutang tidur Sob! Semakin banyaknya hutang tidur bisa membuat kamu mengalami microsleep sewaktu-waktu.

  • Pengobatan

Efek samping dari meminum obat adalah mengantuk. Jika ditambah dengan kebiasaan kamu yang kurang menjaga pola tidur, maka efek samping tersebut bisa memperparah rasa kantuk kamu Sob!

Baca juga Mengenal Molnupavir, Calon Obat Antivirus Baru

Rasa kantuk saat menyetir (Dok.Sumber : Pinterest)

Gejala microsleep

Orang yang mengalami microsleep mungkin tidak melihat gejala yang jelas. Atau, mereka mungkin mengalami: 

  1. Mendadak kehilangan perhatian;
  2. Mendadak lupa apa yang sedang ia lakukan;
  3. Sering merasa kebingungan  dengan pekerjaan yang membutuhkan fokus, misalnya menyetir;
  4. Melamun;
  5. Lupa ingatan sesaat.

Microsleep juga ditandai dengan kondisi mengedipkan mata dengan frekuensi yang sering dan gerakan kepala seperti mengangguk serta tidak mampu mengingat suatu hal yang terjadi pada beberapa menit sebelumnya. 

Kecelakaan mobil (Dok.Sumber : Pinterest)

Bahaya microsleep

Seseorang yang sangat lelah sehingga mereka kehilangan kendali atas kemampuan mereka untuk mengendalikan tidur mereka sangat berbahaya, karena dapat meningkatkan risiko :

  1. Kecelakaan
  2. Kesalahan saat bekerja, misalnya kesalahan oleh petugas kesehatan yang bekerja dengan waktu yang panjang
  3. Kebingungan di siang hari. Pada keadaan normal otak dapat menangkap dan memproses berbagai stimulus, akan tetapi pada saat kelelahan akan membuat konsentrasi terganggu.
  4. Masalah hubungan, karena microsleep dapat mempengaruhi komunikasi 
  5. Melukai anak apabila tertidur disaat menggendong anaknya.

Baca juga Waspada Bencana Hidrometeorologi saat Natal dan Tahun Baru

Istirahat sejenak (Dok.Sumber : Freepik)

Cara menghindari microsleep

Ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk menghindari microsleep. Simak ya Sob!

  • Minum kopi

Seperti yang kita ketahui, minum kopi dapat menahan rasa kantk kita. Namun, kamu harus memberi jarak waktu sebelum mengemudi karena biasanya kopi dapat memberikan efek setelah 30 menit dikonsumsi. 

  • Tetaplah beraktivitas

Saat berkendara, kamu dapat mempertahankan aktivitas kamu seperti mengobrol atau dapat berjalan dan berdiri saat di transportasi umum.

  • Tidur yang cukup

Tidur yang cukup adalah rentang 7-9 jam. Tidur cukup dapat membuat kamu menjalani aktivitas dengan badan dan pikiran yang segar.

  • Istirahatlah jika mengantuk

Jika kamu merasa lelah atau mengantuk saat berkendara, segeralah berhenti dan istirahat sejenak. Apalagi jika kamu berkendara untuk jarak yang jauh, disarankan untuk beristirahat setiap 1-2 jam sekali.

Gimana Sob? Ternyata bahaya banget yah microsleep ini. Microsleep merupakan penyebab umum kecelakaan. Iiiih ngeri! Ingat, kalau kamu lelah jangan lupa istirahat ya Sobat! Jangan terlalu dipaksakan 🙂 kesehatanmu loh! (Humas KSR PMI Unit UNS/Rivani Yuniar).

 

Referensi :

https://www.medicalnewstoday.com/articles/microsleep#risks

https://www.halodoc.com/artikel/microsleep-tidur-singkat-yang-membahayakan-kesehatan

Saputra, C. A., Erwanto, D., & Rahayu, P. N. (2021). DETEKSI KANTUK PENGENDARA RODA EMPAT MENGGUNAKAN HAAR CASCADE CLASSIFIER dan CONVOLUTIONAL NEURAL NETWORK Microsleep , Digital Image Processing , Haar Cascade Classifier , Convolutional Neural Network Network. 3(1), 1–7.

Waspada Bencana Hidrometeorologi saat Natal dan Tahun Baru

Memasuki periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menghimbau kepada seluruh mitra K/L, pemerintah daerah dan stakeholder, serta masyarakat untuk terus memonitor perkembangan cuaca, iklim dan gempa bumi, serta peringatan dini kondisi ekstrem (cuaca, gelombang laut, iklim dan tsunami) serta meningkatkan kewaspadaan kewaspadaan di daerah-daerah yang rawan terhadap bencana geo-hidrometeorologi.

Kenali Bencana Hidrometeorologi 

Bencana hidrometeorologi adalah sebuah fenomena alam yang terjadi berkaitan dengan lapisan atmosfer, hidrologi dan oceanografi yang berpotensi membahayakan, merusak, dan menyebabkan hilangnya nyawa penduduk.

Kepala Sub-bidang Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Agie Wandala ( Dok.Sumber : Photo by www.beritasatu.go.id)

Kepala Sub-bidang Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Agie Wandala, menjelaskan bahwa bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang dampaknya dipicu oleh kondisi cuaca dan iklim dengan berbagai parameter, diantaranya peningkatan curah hujan, penurunan curah hujan, suhu ekstrem, cuaca esktrem seperti hujan lebat yang disertai angin kencang serta kilat atau petir, dan lain sebagainya.

Masyarakat perlu meningkatkan kesadarannya terhadap potensi bencana. Ancaman bencana hidrometeorologi bisa terjadi baik di musim kemarau maupun musim hujan. Contoh ancaman bencana hidrometeorologi antara lain :

·       Kekeringan

·       Banjir

·       Tanah Longsor

·       Genangan

·       Banjir Bandang

·       Angin Kencang

·       Pohon Tumbang

·       Jalan Licin

·       Cuaca Ekstrem

 

Kementerian pariwisata Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia dan BMKG kerjasama mitigasi bencana alam (Dok.Sumber: Biro Humas Kemenparekraf RI)

3 Saran Mitigasi Menghadapi Bencana Hidrometeorologi 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan 3 saran mitigasi sebagai upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi tersebut diantaranya :

  1. Mitigasi secara nomenklatur

Mitigasi secara nomenklatur suatu upaya untuk mengurangi risiko bencana melalui pembangunan fisik atau infrastruktur, ini interfensi maupun penyadaran masyarakat.

  1. Edukasi (penyadartahuan) kepada masyarakat

Penyadartahuan kepada masyarakat ini tentunya adalah bentuk edukasi tentang bencana hidrometeorologi dan peningkatan kemampuan mereka dalam menghadapi ancaman bencana. Penyadartahuan atau edukasi ini dilakukan mulai dari kelompok inti di dalam masyarakat, yaitu keluarga. Selain itu, edukasi mitigasi bencana ini juga bisa dilakukan dan diajarkan melalui kurikulim di sekolah-sekolah

Langkah untuk tidak merusak lingkungan ( Dok.Sumber : Freepik by @teksomolika )
  1. Aktivitas yang tidak merusak lingkungan

Berkaitan dengan pengurangan risiko bencana secara fisik-infrastruktur maupun edukasi kepada masyarakat secara umum. Penting bagi masyarakat untuk memulai langkah-langkah untuk tidak merusak lingkungan pada saat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.

Beberapa kegiatan yang tidak merusak lingkungan yakni;

  • Tidak membuang sampah sembarangan
  • Menebang pohon yang sudah rapuh
  • Menyimpan air di musim hujan, cadangan di musim kemarau
  • Bijak dalam penggunaan air
  • Kurangi kegiatan menghasilkan emisi gas rumah kaca
  • Beri ruang serapan air untuk lahan yang akan dibangun
  • Tidak menebang pohon atau mengeruk tanah terutama di wilayah lereng gunung atau perbukitan

Waspada Curah Hujan Desember-Januari

Kategori curah hujan menengah hingga tinggi berkisar 100-500 mm per bulan. Sedangkan curah hujan rendah berkisar 0-100 mm per bulan. Prospek/Prediksi curah hujan di wilayah Indonesia pada bulan Desember 2021 dan Januari 2022 dimana terdapat periode Natal dan Tahun Baru menunjukkan bahwa curah hujan dengan kategori tinggi (100-500mm per bulan)

Jadi, kita harus tetap waspada ya Sobat KSR UNS untuk mengantisipasi adanya bencana hidrometeorologi, semoga 3 saran mitigasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diatas bisa membantu kita dalam mengurangi dan menghapus kerugian yang mungkin terjadi, dan jangan lupakan  protokol Kesehatan yakni dengan sering mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer, mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah, menjaga jarak dengan orang lain, menghindari keramaian, dan mendapatkan vaksin COVID-19. Waspadai juga virus corona varian baru yaitu varian omicron. Stay safe and stay healthy Sobat KSR UNS! [Humas KSR PMI Unit UNS/Vera Yuliati]

Sumber :

https://www.bmkg.go.id/berita/?p=bmkg-himbau-seluruh-pihak-mewaspadai-ancaman-bencana-hidrometeorologi-jelang-natal-dan-tahun-baru&lang=ID

https://bppps.kemensos.go.id/bahan_bacaan/file_materi/91303puP4m1kaEng.pdf

https://www.ilmugeografi.com/ilmu-bumi/meteorologi/bencana-hidrometeorologi

https://www.cnnindonesia.com/tv/20210208135735-400-603652/video-waspada-bencana-hidrometeorologi-4-5

Kenali Corona Virus Omicron (B.1.1.529)

Corona Virus varian AY.4.2 baru saja menjadi perbincangan publik, namun sekarang telah muncul varian baru yaitu B.1.1.529. Varian B.1.1.529 pertama kali dilaporkan WHO (World Health Organization) dari Afrika Selatan pada 24 November 2021. Situasi epidemiologis di Afrika Selatan ditandai dengan tiga puncak berbeda dalam kasus yang dilaporkan, yang terakhir didominasi varian Delta. Dalam beberapa minggu terakhir, infeksi telah meningkat tajam, bertepatan dengan deteksi varian B.1.1.529. Infeksi B.1.1.529 terkonfirmasi pertama kali diketahui berasal dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November 2021. Hingga saat ini WHO telah mengkonfirmasi bahwa virus ini sudah menyebar di 23 Negara.

Baca Juga : Waspadai Corona Virus AY.4.2 Masuk Jelang Liburan Akhir Tahun 2021

Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi yang dapat mengkhawatirkan dalam hal penyebaran virus. Bukti awal telah menunjukkan peningkatan jumlah kasus varian omicron di hampir seluruh provinsi Afrika Selatan. Varian Omicron ini dapat terdeteksi melalui tes PCR SARS-CoV-2 . Karena adanya asumsi bahwa varian ni memiliki daya persebaran virus yang cukup tinggi. Technical Advisory Group on SARS-CoV-2 Virus Evolution (TAG-VE) meminta WHO untuk menjadikan varian ini menjadi Variant of Concern (VOC) yang akhirnya B.1.1.529 diberi nama Omicron. Dimana Omicron ini membawa mutasi virus sebanyak lebih dari 30 mutasi pada paku protein virus (spike). 

Dengan adanya VOC baru yakni omicron, WHO telah menghimbau seluruh negara untuk melakukan hal sebagai berikut:

  1. meningkatkan upaya pengawasan dan pengurutan untuk lebih memahami varian SARS-CoV-2 yang beredar.
  2. mengirimkan urutan genom lengkap dan metadata terkait ke database yang tersedia untuk umum, seperti GISAID (Global Initiative on Sharing All Influenza Data).
  3. melaporkan kasus/cluster awal yang terkait dengan infeksi VOC ke WHO melalui mekanisme IHR ( International Health Regulations).
  4. di mana ada kapasitas dan berkoordinasi dengan komunitas internasional, melakukan penyelidikan lapangan dan penilaian laboratorium untuk meningkatkan pemahaman tentang dampak potensial VOC pada epidemiologi COVID-19, tingkat keparahan, efektivitas tindakan kesehatan masyarakat dan sosial, metode diagnostik, respons imun, antibodi netralisasi, atau karakteristik lain yang relevan.

Setiap negara harus tetap melaksanakan aturan protokol kesehatan bagi masyarakat untuk mengurangi sirkulasi Covid-19. Vaksin tetap harus digencarkan untuk mengurangi resiko berat dan kematian. Negara harus terus memantau agar kelompok rentan sudah mendapatkan vaksin hingga dosis ke 2. Hal tersebut bertujuan untuk segera terbentuknya herd immunity di suatu negara.

Baca Juga : Wujudkan Herd Immunity Terhadap COVID-19 dengan Vaksinasi

WNA dilarang masuk ke Indonesia. (Sumber: IStock)

Terhitung sejak Senin (28/11) Pemerintah melarang masuk WNA yang memiliki riwayat perjalanan dari sejumlah negara dari Afrika Selatan (Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambique, Eswatini, Nigeria) dan Hongkong. Selain melarang masuk WNA, pemerintah juga memberhentikan pemberian visa kunjungan dan visa tinggal terbatas bagi negara-negara tersebut. Namun, bagi WNI yang dalam kurun waktu 14 hari pernah melakukan kunjungan/transit pada negara tersebut diperlakukan karantina 14 hari dengan dua kali tes PCR. 

WHO juga telah memberikan langkah yang efektif untuk masing-masing individu selain melakukan vaksin hingga dosis kedua adalah sebagai berikut 

  1. Menjaga jarak fisik minimal 1 meter
  2. Menggunakan masker double dan pas
  3. Selalu menjaga sirkulasi udara tetap lancar
  4. Menjaga tangan tetap bersih dengan mencuci tangan
  5. Menerapkan etika batuk dengan benar

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak bosan menerapkan protokol kesehatan dimanapun dan kapanpun sebagai salah satu cara untuk mengubah pandemi ini menjadi endemi. Stay Healthy Sobat #KSRUNS. (Humas KSR UNS/Jihan Syarifah Rokhan)

 

Sumber:

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-59459960

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-59453949

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20211129174703-37-295269/warning-who-soal-ancaman-bahaya-covid-19-varian-baru-omicron

https://www.who.int/news/item/26-11-2021-classification-of-omicron-(b.1.1.529)-sars-cov-2-variant-of-concern

https://www.who.int/news/item/28-11-2021-update-on-omicron

https://www.cnbcindonesia.com/news/20211202072709-4-295978/data-terbaru-who-23-negara-sudah-terinfeksi-omicron