Memasuki periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menghimbau kepada seluruh mitra K/L, pemerintah daerah dan stakeholder, serta masyarakat untuk terus memonitor perkembangan cuaca, iklim dan gempa bumi, serta peringatan dini kondisi ekstrem (cuaca, gelombang laut, iklim dan tsunami) serta meningkatkan kewaspadaan kewaspadaan di daerah-daerah yang rawan terhadap bencana geo-hidrometeorologi. Kenali Bencana Hidrometeorologi Bencana hidrometeorologi adalah sebuah fenomena alam yang terjadi berkaitan dengan lapisan atmosfer, hidrologi dan oceanografi yang berpotensi membahayakan, merusak, dan menyebabkan hilangnya nyawa penduduk. Kepala Sub-bidang Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Agie Wandala, menjelaskan bahwa bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang dampaknya dipicu oleh kondisi cuaca dan iklim dengan berbagai parameter, diantaranya peningkatan curah hujan, penurunan curah hujan, suhu ekstrem, cuaca esktrem seperti hujan lebat yang disertai angin kencang serta kilat atau petir, dan lain sebagainya. Masyarakat perlu meningkatkan kesadarannya terhadap potensi bencana. Ancaman bencana hidrometeorologi bisa terjadi baik di musim kemarau maupun musim hujan. Contoh ancaman bencana hidrometeorologi antara lain : · Kekeringan · Banjir · Tanah Longsor · Genangan · Banjir Bandang · Angin Kencang · Pohon Tumbang · Jalan Licin · Cuaca Ekstrem 3 Saran Mitigasi Menghadapi Bencana Hidrometeorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan 3 saran mitigasi sebagai upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi tersebut diantaranya : Mitigasi secara nomenklatur Mitigasi secara nomenklatur suatu upaya untuk mengurangi risiko bencana melalui pembangunan fisik atau infrastruktur, ini interfensi maupun penyadaran masyarakat. Edukasi (penyadartahuan) kepada masyarakat Penyadartahuan kepada masyarakat ini tentunya adalah bentuk edukasi tentang bencana hidrometeorologi dan peningkatan kemampuan mereka dalam menghadapi ancaman bencana. Penyadartahuan atau edukasi ini dilakukan mulai dari kelompok inti di dalam masyarakat, yaitu keluarga. Selain itu, edukasi mitigasi bencana ini juga bisa dilakukan dan diajarkan melalui kurikulim di sekolah-sekolah Aktivitas yang tidak merusak lingkungan Berkaitan dengan pengurangan risiko bencana secara fisik-infrastruktur maupun edukasi kepada masyarakat secara umum. Penting bagi masyarakat untuk memulai langkah-langkah untuk tidak merusak lingkungan pada saat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Beberapa kegiatan yang tidak merusak lingkungan yakni; Tidak membuang sampah sembarangan Menebang pohon yang sudah rapuh Menyimpan air di musim hujan, cadangan di musim kemarau Bijak dalam penggunaan air Kurangi kegiatan menghasilkan emisi gas rumah kaca Beri ruang serapan air untuk lahan yang akan dibangun Tidak menebang pohon atau mengeruk tanah terutama di wilayah lereng gunung atau perbukitan Waspada Curah Hujan Desember-Januari Kategori curah hujan menengah hingga tinggi berkisar 100-500 mm per bulan. Sedangkan curah hujan rendah berkisar 0-100 mm per bulan. Prospek/Prediksi curah hujan di wilayah Indonesia pada bulan Desember 2021 dan Januari 2022 dimana terdapat periode Natal dan Tahun Baru menunjukkan bahwa curah hujan dengan kategori tinggi (100-500mm per bulan) Jadi, kita harus tetap waspada ya Sobat KSR UNS untuk mengantisipasi adanya bencana hidrometeorologi, semoga 3 saran mitigasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diatas bisa membantu kita dalam mengurangi dan menghapus kerugian yang mungkin terjadi, dan jangan lupakan protokol Kesehatan yakni dengan sering mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer, mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah, menjaga jarak dengan orang lain, menghindari keramaian, dan mendapatkan vaksin COVID-19. Waspadai juga virus corona varian baru yaitu varian omicron. Stay safe and stay healthy Sobat KSR UNS! [Humas KSR PMI Unit UNS/Vera Yuliati] Sumber : https://www.bmkg.go.id/berita/?p=bmkg-himbau-seluruh-pihak-mewaspadai-ancaman-bencana-hidrometeorologi-jelang-natal-dan-tahun-baru&lang=ID https://bppps.kemensos.go.id/bahan_bacaan/file_materi/91303puP4m1kaEng.pdf https://www.ilmugeografi.com/ilmu-bumi/meteorologi/bencana-hidrometeorologi https://www.cnnindonesia.com/tv/20210208135735-400-603652/video-waspada-bencana-hidrometeorologi-4-5
Wujudkan Herd Immunity Terhadap COVID-19 dengan Vaksinasi
Upaya pemerintah dalam mengatasi pandemi COVID-19 salah satunya adalah dengan menggencarkan vaksinasi COVID-19 untuk seluruh lapisan masyarakat. Sobat KSR UNS pernah dengar istilah Herd Immunity? Apa hubungan herd immunity dengan vaksinasi dalam mengatasi kasus COVID-19? Yuk simak penjelasannya! Menurut World Health Organization (WHO), herd immunity atau kekebalan kelompok merupakan ketika terciptanya perlindungan atau kekebalan terhadap penyakit menular tertentu pada suatu populasi manusia jika ambang cakupan imunisasi tercapai. Kekebalan kelompok dapat tercapai dengan cara vaksinasi. Baca juga : Akhiri Pandemi Covid-19 dengan Vaksinasi Pada laman infeksiemerging.kemkes.go.id, dijelaskan bahwa apabila sejumlah 80% dari populasi kebal terhadap suatu virus, berarti ketika empat dari lima orang bertemu dengan seseorang yang terinfeksi penyakit, maka orang tersebut tidak akan sakit atau menyebarkan virus tersebut sehingga penyebaran virus dapat dikendalikan. Persentase orang yang harus divaksinasi untuk mencapai herd immunity bervariasi pada setiap jenis penyakit ya Sobat. Semakin menular suatu penyakit, semakin besar proporsi populasi yang harus memiliki kekebalan terhadap penyakit untuk menghentikan penyebarannya. Misalnya pada penyakit campak membutuhkan sekitar 95% dari populasi yang harus sudah divaksinasi. Beberapa persen sisanya akan dilindungi oleh fakta bahwa campak tidak akan menyebar di antara mereka yang sudah divaksinasi. Baca juga : Mengenal KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) Setelah Vaksinasi COVID-19 Vaksin melatih sistem kekebalan untuk melawan penyakit dengan menciptakan suatu protein atau yang disebut sebagai ‘antibodi’. Vaksin bekerja tanpa membuat seseorang mengalami rasa sakit. Vaksin akan melindungi dari infeksi virus sehingga tidak menularkan kepada orang lain. Dilansir pada laman covid19.go.id, Ilmuwan WHO Dr. Soumya Swaminathan mengatakan bahwa virus SARS-CoV-2 adalah virus yang sangat mudah menular sehingga dibutuhkan setidaknya 60-70% dari populasi memiliki kekebalan agar benar-benar dapat memutuskan rantai penularan COVID-19. Salah satu tujuan menuju kekebalan kelompok adalah untuk menjaga kelompok rentan yang tidak dapat divaksinasi tetap aman dan terlindungi juga dari penyakit, misalnya seseorang yang bereaksi alergi terhadap vaksin, bayi yang baru lahir atau orang yang memiliki sistem imun yang lemah. Baca juga : KENALI FENOMENA LONG COVID : Gejala dan Cara Menanganinya Cara Mencapai Herd Immunity Kekebalan kelompok tercapai ketika cukup banyak orang dalam populasi telah pulih dari penyakit dan memiliki antibodi terhadap infeksi di masa depan. Terdapat dua jalur utama untuk menuju herd immunity COVID-19 yaitu infeksi alami dan vaksinasi. Menciptakan kekebalan kelompok dengan infeksi alami akan menimbulkan beberapa masalah lainnya. Seseorang dapat terinfeksi kembali dan belum jelas seberapa lama dapat terlindungi dari infeksi, bahkan dapat terjadi komplikasi serius dan kematian, terutama pada kelompok rentan. Hal ini juga dapat menyebabkan sistem perawatan kesehatan menjadi tidak terkendali bahkan kewalahan. Berbeda dengan infeksi alami, vaksin dapat menciptakan kekebalan kelompok tanpa menyebabkan penyakit atau komplikasi. Mencapai kekebalan kelompok dengan vaksin merupakan cara yang aman dan efektif untuk mengurangi penyebaran atau infeksi sehingga lebih banyak nyawa terselamatkan. Cara ini sudah terbukti dalam mengendalikan panyakit menular lainnya seperti cacar, polio, difteri, dan rubella. Baca juga : Penyakit Tidak Menular (PTM) Tingkatkan Risiko Kematian Akibat COVID-19 Tantangan Mencapai Herd Immunity dengan Vaksinasi COVID-19 1. Keraguan terhadap vaksin Beberapa orang mungkin keberatan untuk mendapatkan vaksin COVID-19 karena keberatan agama, kekhawatiran tentang kemungkinan risiko, atau skeptis tentang manfaatnya. 2. Pertanyaan tentang perlindungan vaksin Banyak menjadi pertanyaan seberapa lama vaksin COVID-19 akan melindungi seseorang dari COVID-19. Penelitian menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 mungkin dapat berkurang efektivitasnya terhadap munculnya beberapa varian baru virus yang bisa lebih tahan terhadap vaksin. 3. Distribusi vaksin yang tidak merata Distribusi vaksin COVID-19 sangat bervariasi antar atau dalam negara. Jika satu komunitas mencapai tingkat vaksinasi COVID-19 yang tinggi dan daerah sekitarnya masih rendah, maka wabah masih dapat terjadi jika populasinya bercampur. Baca juga : Pakar Kesehatan Angkat Bicara Seputar Mutasi COVID-19 dalam Webinar Nasional yang Diselanggarakan oleh KSR UNS Vaksinasi merupakan cara yang efektif dan aman dalam mencapai herd immunity. Perlu Sobat KSR UNS pahami juga bahwa pemberian vaksin bukan berarti kamu menjadi aman dan kebal dari infeksi COVID-19 lho, tetapi kamu akan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi COVID-19. Tentunya tetap tanpa mengabaikan protokol kesehatan dan menjaga kebersihan untuk meminimalisir penularan penyakit ya Sobat! Mari kita wujudkan herd immunity, salah satunya dengan vaksinasi. Stay safe and stay healthy Sobat KSR UNS! [Humas KSR PMI Unit UNS/Aulia Yulia Maryani] Sumber : https://www.who.int/news-room/q-a-detail/herd-immunity-lockdowns-and-covid-19?gclid=CjwKCAjwwsmLBhACEiwANq-tXGPgR1De12z_DOElEnAHi4r1UjsJ1kiv45C0lIcClGlHe56IwZyVLRoChtUQAvD_BwE# https://covid19.go.id/berita/mengulik-tentang-herd-immunity-covid-19 https://infeksiemerging.kemkes.go.id/uncategorized/apa-itu-herd-immunity-kekebalan-kelompok https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/coronavirus/in-depth/herd-immunity-and-coronavirus/art-20486808
PRESS RELEASE : KSR UNS GELAR DONOR DARAH RAMAH TEMAN TULI
SURAKARTA – KSR PMI Unit UNS telah melaksanakan kegiatan Donor Darah yang diikuti oleh teman tuli. Kegiatan donor darah ini dilaksanakan pada 10 Oktober 2021 di RBI Gerkatin Surakarta tepatnya pada Jl. Surya No.146, Jagalan, Laweyan, Kota Surakarta. Dengan tema “Teman Tuli Percaya Diri, Teman Tuli Berarti Untuk Negeri “ peserta sangatlah bersemangat dalam mendonorkan darahnya. Kegiatan ini berhasil mendapatkan 11 kantong darah dari 12 pendaftar. Donor darah ini dilaksanakan dengan adanya kerjasama dengan PMI Kota Surakarta. Sebelum dilaksanakannya kegiatan donor darah ini, KSR UNS juga mengadakan sosialisasi Donor darah bersama teman tuli. Kegiatane sosialisasi donor darah ini dilaksanakan pada Sabtu, 25 September 2021 melalui platform zoom. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pandangan bahwa penyandang disabilitas juga memiliki kesempatan yang sama untuk mendonorkan darahnya, serta donor darah merupakan suatu yang aman dilakukan bagi penyandang disabilitas. Kegiatan sosialisasi yang diisi oleh dr. Dwi Eka Ratri Weningsari ini berjalan lancar hingga akhir. Peserta sosialisasi sangatlah antusias dimana peserta mengajukan banyak sekali pertanyaan dan mengikuti diskusi hingga akhir. Dalam pelaksanaanya, KSR UNS melakukan pengecekan suhu kepada peserta donor darah. Selain itu, KSR UNS juga telah menyiapkan tempat cuci tangan dan himbauan untuk tetap menjaga jarak antar peserta. KSR UNS juga memfasilitasi teman tuli dengan menggunakan bahasa isyarat agar teman tuli dapat mendonorkan darahnya dengan mudah dan nyaman. Nur Kholila selaku ketua panitia menuturkan “Harapannya dengan diadakannya donor darah ramah teman tuli ini, bisa memberikan dampak positif kepada teman tuli dan kegiatan ini dapat menyadarkan masyarakat luas bahwa penyandang disabilitas memiliki hak yang sama untuk donor darah” Dr. Victoria dari PMI Kota Surakarta juga menyampaikan kesannya selama membantu keberjalanan donor darah ini, “KSR UNS sangat membantu PMI dalam memenuhi stok kebutuhan darah. saya baru pertama kali ini membantu donor darah untuk teman-teman disabillitas dan saya sangat senang karena peserta sangat antusias”. Harapannya dengan kegiatan donor darah untuk penyandang disabilitas yang pertama kali dilaksanakan oleh KSR UNS ini membuat semakin banyak teman-teman disabilitas yang ingin mendonorkan darahnya karena teman disabilitas juga memiliki kesempatan yang sama. Selaras dengan pesan dari Komandan KSR PMI Unit UNS, Angga Firda Tamara “ semoga kegiatan baik ini dapat terus berjalan dan serta dapat memberikan inspirasi bagi lainnya untuk mengadakan kegiatan yang serupa, serta dapat menyadarkan bahwa semua memiliki dan berhak mendapat kesempatan yang sama untuk berbuat kebaikan salah satunya bagi para teman tuli dalam mendonorkan darahnya”. [Humas KSR PMI Unit UNS/Jihan Syarifah Rokhan]
Mengenal KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) Setelah Vaksinasi COVID-19
KIPI adalah singkatan dari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. World Health Organization (WHO) menyebut kondisi ini sebagai Adverse event following immunization (AEFI) atau bisa dikatakan sebagai Kejadian Merugikan Setelah Vaksinasi. Menurut keterangan WHO, KIPI adalah setiap kejadian medis yang tidak diinginkan, terjadi setelah pemberian imunisasi, dan belum tentu memiliki hubungan kausalitas dengan vaksin. Seperti Apa Kategori KIPI yang Mungkin Kita Jumpai?? Menurut WHO, KIPI dikelompokkan ke dalam lima kategori di antaranya adalah: KIPI yang terkait produk vaksin KIPI kelompok ini diakibatkan atau dicetuskan oleh satu atau lebih komponen yang terkandung di dalam produk vaksin. Contohnya pembengkakan luas di tungkai setelah imunisasi DTP. KIPI terkait dengan cacat mutu vaksin KIPI yang terkait dengan cacat mutu vaksin disebabkan atau dicetuskan oleh satu atau lebih cacat mutu produk vaksin, termasuk alat pemberian vaksin yang disediakan oleh produsen. Contohnya kegagalan yang dilakukan oleh produsen vaksin pada waktu melakukan inaktivasi lengkap virus polio saat proses pembuatan vaksin IPV Vaksin polio inaktivasi (IPV). KIPI terkait kekeliruan prosedur imunisasi Kekeliruan prosedur imunisasi disebabkan oleh cara penanganan vaksin yang tidak memadai, penulisan resep atau pemberian vaksin yang sebetulnya dapat dihindari. Contoh dari KIPI ini adalah penularan infeksi karena vial multidosis yang terkontaminasi. KIPI terkait kecemasan terkait imunisasi KIPI ini terjadi karena kecemasan pada waktu pemberian imunisasi. Contohnya terjadinya vasovagal syncope (Sinkope vasovagal). Ini merupakan reaksi neurovaskuler yang menyebabkan pingsan pada remaja saat atau sesudah imunisasi. KIPI terkait kejadian koinsiden KIPI ini disebabkan oleh hal-hal di luar produk vaksin, kekeliruan imunisasi atau kecemasan akibat imunisasi. Kejadian koinsiden mencerminkan peristiwa sehari-hari dari masalah kesehatan di masyarakat yang sering dilaporkan. Contoh : Demam yang timbul bersamaan dengan pemberian imunisasi, ini terkait dengan asosiasi waktu. Menteri BUMN Erick Thohir saat meninjau proses vaksinasi ( Photo by Dhemas Reviyanto from ANTARA ) Apa Saja Reaksi KIPI yang sering dijumpai ?? Seorang yang telah divaksinasi Covid-19 tidak diperbolehkan langsung pulang ke rumah, melainkan harus menunggu dulu setidaknya 30 menit. Tujuannya untuk memantau ada atau tidaknya KIPI. Bila 30 menit tidak ada reaksi yang patut dikhawatirkan, seorang yang telah menerima vaksin diperbolehkan untuk pulang. Reaksi KIPI terdiri dari tiga jenis yaitu: Reaksi lokal: nyeri, bengkak, kemerahan di area bekas suntikan. Reaksi lokal yang terbilang parah yakni selulitis. Cara mengatasinya bisa dengan memberikan kompres dingin pada area tersebut. Bila perlu konsumsi obat parasetamol. Reaksi sistemik: demam, nyeri otot seluruh tubuh atau myalgia, nyeri sendi atau artralgia, lemas, dan sakit kepala. Kondisi ini tergolong wajar karena tubuh sedang memproses imunitasnya. Kemenkes RI menyarankan untuk: • Minum air putih yang banyak. • Mengenakan pakaian yang nyaman. • Mengonsumsi parasetamol sesuai dosis. • Kompres hangat atau mandi air hangat. Reaksi lain yaitu alergi : Kondisi ini bisa berupa biduran (urtikaria), anafilaksis (alergi parah hingga sesak napas), dan pingsan. Penting !! Ketiga reaksi di atas tidak cuma menjadi KIPI dari vaksin COVID-19 saja, melainkan semua vaksin memiliki reaksi KIPI yang sama. Wajib diketahui, reaksi setelah vaksin ini sifatnya sementara. Reaksi ini hanya akan bertahan selama beberapa hari. Namun, selama itu kamu harus terus memantau kondisi tubuh. Reaksi dan Gejala yang dirasakan setelah Vaksinasi Covid-19 ( Photo by Jcomp from Freepik ) KIPI terdapat 2 gejala yang sering dialami yaitu, gejala ringan dan gejala berat . Gejala KIPI ringan yang biasanya dirasakan adalah pusing, mual, nyeri otot (myalgia), nyeri sendi (arthralgia), nyeri di tempat suntikan, kelelahan, malaise (perasaan lelah, tidak nyaman, dan kurang enak badan), dan demam. Sementara gejala KIPI berat adalah istilah yang termasuk KIPI serius dan reaksi berat lainnya, gejala KIPI berat antara lain, kejang, trombositopenia, Hypotonic Hyporensponsive Episode (HHE), hingga menangis terus menerus (pada anak). Komisi Nasional KIPI melaporkan dari awal vaksinasi COVID-19 hingga 16 Mei 2021, Komnas KIPI menerima 229 laporan, diantaranya KIPI serius terdiri dari 211 dari Sinovac dan 18 AstraZeneca. Sementara laporan KIPI ringan ada 10.627, terdiri dari laporan KIPI usai disuntik Sinovac 9.738 dan AstraZeneca 889. Apakah KIPI dapat menyebabkan keraguan masyarakat terhadap keamanan vaksin Covid-19 ?? KIPI bisa juga menimbulkan keraguan bagi masyarakat terhadap keamanan vaksin Covid-19, untuk menghindari keraguan tersebut, perlu adanya sosialisasi yang luas mengenai prosedur yang harus dilakukan apabila masyarakat mengalami gejala KIPI. Keraguan masyarkat terhadap Vaksinasi Covid-19 (Photo by Yanalya from Freepik) Tindakan yang harus dilakukan apabila mendapai gejala KIPI yaitu segera laporkan pada Fasilitas Kesehatan (Faskes)/Puskesmas jika ditemui KIPI yang meresahkan atau menimbulkan perhatian berlebihan pada seorang yang menerima vaksinasi COVID-19, serta bisa juga melalui webisite http://keamananvaksin.kemkes.go.id/ Fasilitas Kesehatan akan segera melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Pokja KIPI untuk dapat menindaklajuti apakah gejala yang dialami berasal dari vaksin Covid-19. Nah Sobat KSR UNS penting bagi kita untuk paham mengenai reaksi dan gejala yang terjadi pada tubuh kita setelah melakukan vaksin Covid-19. Yuk kita dukung kegiatan Vaksinasi Covid-19 dengan menyebarkan informasi yang positif. Diharap informasi diatas dapat membantu dalam menambah informasi mengenai KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) Tetap tetap patuhi protokol kesehatan 5M ( Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga Jarak, Menjahui Kerumunan, Mengurangi Mobilitas) Stay Safe and healthy all. [Humas KSR UNS/ Vera Yuliati] Sumber : Informasi Tentang KIPI atau Reaksi Setelah Vaksinasi COVID-19 (covid19.go.id) KIPI adalah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, Ketahui Jenis dan Reaksinya | merdeka.com Free Photo | A man with migraines holds her hand by his nose in the bed. (freepik.com) Mekanisme Pemantauan dan Pelaporan KIPI – Masyarakat Umum | Covid19.go.id
PRESS RELEASE : KSR UNS Selenggarakan Pendidikan Bagi Calon Anggota di Masa Pandemi
SOLO – Di masa pandemi, KSR PMI Unit UNS tetap melakukan rekrutmen anggota baru demi teregenerasinya anggota. Pendidikan berupa pembekalan materi untuk calon anggota tetap berlangsung sebelum dilaksanakannya kegiatan Diklatsar Anggota Angkatan XXX. Pembekalan materi dikemas dalam serangkaian kegiatan Orientasi dan Pendidikan Pelatihan Dasar Relawan (PPDR). Serangkaian kegiatan pembekalan materi ini dimulai dengan kegiatan bertajuk Orientasi yang dilaksanakan secara online melalui Zoom meeting. Kegiatan ini telah dilaksanakan sebanyak dua kali yang diikuti oleh 220 calon anggota KSR PMI Unit UNS yang berdomisili dari berbagai daerah. Orientasi pertama dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2021 yang diisi pengenalan tentang KSR PMI Unit UNS dengan mengundang alumni yang membagikan pengalaman turun bencana selama menjadi relawan di KSR PMI Unit UNS. Selanjutnya, disambung pada orientasi kedua yang dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2021 diisi dengan pemaparan materi kepalangmerahan oleh Muhammad Arif Sudarsono. Pelaksanaan Orientasi Diklatsar KSR PMI Unit UNS (Sumber : Dok. KSR UNS) Serangkaian kegiatan pembekalan materi dilanjutkan dengan diadakannya Pendidikan Pelatihan Dasar Relawan (PPDR) yang akan berlangsung hingga sebelum Diklatsar dimulai. Dalam kegiatan ini disampaikan materi-materi yang dilaksanakan secara online melalui Zoom meeting dengan diikuti oleh 150 peserta. Penyampaian materi dibagi menjadi beberapa kelas agar peserta dapat mengikuti penyampaian materi dan diskusi secara kondusif. Serangkaian PPDR dimulai pada tanggal 17 April 2021 diisi dengan materi HPI, COC, dan SAF yang disampaikan oleh Dimas Tri Suseno, Dimas Ridho Tri Putra, dan Muhammad Arif Sudarsono. Selanjutnya, pada tanggal 24 April 2021 dilanjutkan dengan pemaparan materi PP Dasar dan Anfaal yang disampaikan oleh Dimas Tri Suseno, Erik Widiyanto, Chika Mutiara Putri Santoso, Diah Ayu Wardhani, Faiza Aulia Rochma, dan Azzahro Hanif Muaddibah. Pelaksanaan PPDR KSR PMI Unit UNS (Sumber : Dok. KSR UNS) “Kekhawatiran terkait pemahaman materi karena PPDR yang dilaksanakan secara daring akhirnya dapat tersingkirkan. Pemateri menyampaikan materi dengan baik dan jelas serta sesi-sesi diskusi yang dibangun melibatkan peserta PPDR secara aktif sehingga tetap berjalan menyenangkan, meski sempat sedikit takut salah. Semoga mas & mba beserta teman-teman peserta PPDR sekalian bisa tetep semangat menjalani PPDR ini sampai akhir” ujar Abdurrahman Zufar, salah satu peserta PPDR dan calon anggota KSR PMI Unit UNS angkatan XXX. Sesi diskusi tanya jawab setelah pemaparan materi dalam kegiatan PPDR (Sumber : Dok. KSR UNS) “Untuk menjadi relawan dibutuhkan skill dan kemampuan yang khusus. Diadakannya PPDR ini memiliki peran yang penting karena dari materi-materi yang disampaikan bisa memenuhi hal tersebut. Meskipun dilaksanakan secara online, peserta PPDR tetap terlihat antusias karena banyak yang menyalakan kamera dan mengikuti diskusi dengan aktif. Semoga semakin banyak yang semakin siap dan mantap hatinya untuk menjadi relawan” ujar Dimas Tri Suseno, salah satu pemateri dalam serangkaian PPDR yang juga merupakan alumni KSR PMI Unit UNS. “Harapannya peserta Diklatsar dapat mengikuti serangkaian kegiatan PPDR ini dengan semangat dari hati agar dapat mempelajari dan lebih mendalami arti menjadi seorang relawan yang profesional. Materi yang disampaikan sangatlah penting sebagai bekal seorang relawan yang akan terjun ke bencana dan harapannya dengan ilmu yang diberikan dapat menciptakan generasi relawan yang dapat bermanfaat dan melakukan pertolongan dengan ilmu yang tepat” ujar Angga Firda Tamara, Komandan KSR PMI Unit UNS. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini diharapkan dapat memberikan ilmu yang bermanfaat dan tetap menjaga semangat para calon anggota baru. Meskipun masih dilanda pandemi namun tak menghalangi semangat calon relawan untuk tetap belajar dan mengabdi. (Aulia Yulia Maryani/Humas KSR PMI Unit UNS)
Press Release : Pelantikan Pengurus KSR PMI Unit UNS Periode 2021 “Semangat Mengabdi dari Hati”
SOLO – Selasa, 16 Maret 2021 telah terlaksana pelantikan Pengurus KSR PMI Unit UNS periode 2021 di ruang sidang MAWA lantai 2 Universitas Sebelas Maret. Kegiatan ini dilaksanakan secara online dan offline dengan menerapkan protokol kesehatan. Pada kesempatan ini telah dilantik 23 pengurus baru KSR PMI Unit UNS. Sumpah jabatan Pengurus KSR PMI Unit UNS periode 2021 (Sumber : Dok. Humas KSR PMI Unit UNS) Pelantikan pengurus baru ditandai dengan serah terima jabatan kepada ketua umum terpilih, Angga Firda Tamara. Pengucapan sumpah jabatan mengawali kepengurusan periode 2021 secara legalitas. Penyematan tali komando (Sumber : Dok. Humas KSR PMI Unit UNS) “Besar harapan kami pengurus periode 2021 dengan terpilihnya Komandan Angga, semoga bisa menjadikan KSR PMI Unit UNS yang baik dengan memberikan sinerginya untuk menjadikan KSR PMI Unit UNS lebih jaya” ujar Roid Shalahuddin Muflih Ketua Umum KSR PMI Unit UNS periode 2020. Pelantikan Pengurus KSR PMI Unit UNS periode 2021 ini dihadiri oleh tamu undangan Drs. Rohman Agus Pratomo selaku Kepala Biro Mawa UNS, DR. Agus Setyo Utomo, S.E., M.Si, Ak, CA, CPA selaku Kepala Markas PMI Kota Surakarta, Dr. dr. M. Eko Irawanto, SpKK(K) selaku Pembina KSR PMI Unit UNS, perwakilan KSR Unit se Surakarta dan perwakilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat universitas di UNS. Serta dihadiri oleh Rosewati Indrani, Erik Widiyanto, dan Decky Adi Prasetyo selaku Alumni KSR PMI Unit UNS. Pada kegiatan ini Drs. Rohman Agus Pratomo berpesan bahwa dengan kondisi pandemi saat ini KSR PMI Unit UNS harus bisa mengadakan kegiatan yang bervariasi dan mewarnai kegiatan di Universitas Sebelas Maret terutama dalam bidang kemanusiaan. Sambutan Ketua Umum KSR PMI Unit UNS periode 2021 (Sumber : Dok. Humas KSR PMI Unit UNS) “Kebanggaan dan kehormatan bagi saya untuk memimpin KSR PMI Unit UNS menjadi lebih baik. Dengan tagline Semangat Mengabdi dari Hati pengurus saya akan mengabdi dengan semangat dan semoga diberi kelancaran dalam pengabdian pada kepengurusan ini” ujar Angga Firda Tamara Ketua Umum Terpilih KSR PMI Unit UNS. (Humas KSR PMI Unit UNS/Rivani Yuniar).
PELATIHAN TEKNIS WASH, PERTAMA SE-INDONESIA
Pelatihan Teknis Water, Sanitation, and Hygiene Promotion (WASH) Korps Sukarela Palang Merah Indonesia 2018 merupakan acara yang dilatarbelakangi oleh minimnya pengetahuan mengenai air dan sanitasi dalam kedaruratan di masyarakat menambah kerentanan masyarakat terhadap ancaman bencana di wilayahnya. Berawal dari latar belakang tersebut, KSR PMI Unit UNS akhirnya mengadakan ”Pelatihan Teknis Water, Sanitation, and Hygiene Promotion (WASH) Korps Sukarela Palang Merah Indonesia 2018” pertama se-Indonesia dengan mengangkat tema “Membentuk Relawan Mahasiswa yang Terampil dan Militan di Bidang WASH”. Acara yang diselenggarakan sejak hari Kamis (01/11) hingga hari Jumat (09/11) ini bertempat di Hotel Pringgosari, Tawangmangu dan diikuti oleh 25 (dua puluh lima) orang peserta yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia. Kemarin, Kamis (01/11) Pelatihan Teknis Water, Sanitation, and Hygiene Promotion (WASH) Korps Sukarela Palang Merah Indonesia 2018 telah resmi dilaksanakan. Bertempat di Ruang Sidang IV Rektorat, para peserta mengikuti serangkaian acara Grand Opening yang juga dihadiri oleh perwakilan PMI Pusat, Kepala Bidang Relawan, H. Muhammad Muas, S.H., perwakilan PMI Solo, Budi Purwanto M.Si dan M. Farid Sunarto, S.Pd serta perwakilan Walikota Surakarta, Ahli Bidang Keuangan, Ir.Lilik Joko Septyanto. “Langkah yang sangat berani bagi KSR PMI Unit UNS, walaupun dengan resiko yang lumayan tinggi, tapi ini langkah yang bagus dan patut untuk diacungi jempol. Karena biasanya pun jarang yang mengadakan pelatihan terkhusus WASH yang memang hanya bisa didapatkan dari PMI. Sangat bagus untuk membuka wawasan baru dan tetap dipertahankan.” Tutur Pak Andi Pratikno selaku salah satu fasilitator pelatihan dari PMI Temanggung. “Tidak menyangka pelatihannya bias berjalan lancar sesuai yang diharapkan. Dapat mengadakan Pelatihan Teknis WASH yang pertama di perguruan tinggi menjadi salah satu kebanggan tersendiri bagi saya dan panitia dari KSR PMI Unit UNS. Diharapkan peserta yang mengikuti Pelatihan ini bisa menjadi relawan terspesialisasi di bidangnya, yang mampu terjun ke bencana langsung. Karena disaat bencana bisa dipastikan bahwa krisis air akan terjadi, dan hanya sedikit orang yang memahami tentang Water Sanitation and Hygiene Promotion (WASH). “ Tutur Luqman Satria Pradana selaku Ketua Panitia Pelatihan Teknis WASH KSR PMI Unit UNS.