“Kebahagiaan paling nikmat adalah membantu sesama. Karena itu, kesiagaan dan ketulusan kita untuk terus membantu sesama, sangat penting bagi relawan dan pengurus PMI dalam mengemban tugas kemanusiaan” Ichsan Yassin Limpo. Palang Merah Indonesia (PMI) kembali menyelenggarakan program pengembangan dan pembinaan relawan se Indonesia, Temu Karya Relawan Nasional ( TKRN ). Setelah diadakan di Malang Jawa Timur tahun 2013, kali ini TKRN PMI 2018 berlangsung di kawasan Wisata Danau Jatiluhur Purwakarta Jawa Barat selama 5 hari sejak tanggal 17-22 September 2018. Ribuan relawan PMI dari 34 provinsi di Indonesia dan dari sejumlah negara hadir dalam pembukaan agenda Lima Tahunan PMI yang akan dilaksanakan sampai 22 September mendatang. Selama sepekan penuh, relawan terbaik PMI dari semua provinsi di Indonesia akan saling mengedukasi dalam meningkatkan kapasitas kinerja sebagai relawan yang senantiasa siaga terjun membantu sesama. “Dari dulu sejak ada TKRN PMI yang pertama semua dilaksanakan di alam bebas. Termasuk tahun ini di Jatiluhur. Selain itu tempatnya cocok untuk pelatihan relawan terkait penanggulangan bencana di wilayah perairan,” Menurut Ketua Pelaksana, Muhammad Muas TKRN PMI. Tujuan utama pemilihan Danau Jatiluhur sebagai lokasi TKRN PMI adalah untuk memberikan pemahaman kepada relawan PMI pentingnya melindungi dan melestarikan sumber daya air bagi ketahanan pangan yang berkesinambungan. TKRN VI 2018 ini diharapkan menjadi momentum bagi para relawan untuk berbagai ilmu dan pengetahuan dalam upaya meningkatkan kualitas dan kapasitas menjalankan misi kemanusiaan yang diemban para relawan. “Selama ini masyarakat mengenal PMI sebagai lembaga mengurusi donor. Akan tetapi, PMI juga mengemban misi kemanusiaan dalam upaya penanggulangan bencana alam” Ichsan Yasin Limpo, Tokoh Peduli kemanusiaan yang meraih penghargaan dari PBB melalui United Nation High Commisioner for Refugees (UNHCR) tahun 2017.
Gempa 7.0 SR Mengguncang Lombok pada 5 Agustus 2018
Dilansir dari Laporan Situasi 10 per hari Rabu, (08/08) pukul 21.00 WIB, Gempa berkekuatan 7.0 Skala Richter mengguncang Lombok, Minggu ( 05/08 2018 ) pukul 18.46 WITA mengakibatkan 168 orang meninggal dunia serta hampir 80 ribu jiwa mengungsi di beberapa titik pengungsian. Gempa juga menyebabkan 333 Luka Berat, 375 Luka Ringan, 20.402 unit Rumah rusak berat, 8564 unit rusak sedang, 15.100 unit rusak ringan, serta beberapa fasilitas kesehatan mengalami kerusakan. Diperkirakan, dampak masih akan terus bertambah. Hingga Rabu ( 08/08) Pukul 21.00 WIB Pasca Gempa 7.0 SR BMKG mencatat telah terjadi gempa susulan sebanyak 344 kali gempa susulan. Gempa susulan yang akan terjadi biasanya kemungkinan berkisar antara 5.0 SR atau tidak berpotensi menimbulkan kerusakan. Kepala Badan BMKG mengatakan, gempa susulan skala kecil akan terus terjadi hingga empat minggu kedepan. Layanan kesehatan di Lombok bisa dikatakan lumpuh sejak hantaman Gempa 7.0 SR, padahal warga yang terdampak gempa justru membutuhkan obat-obatan dan tenaga medis. Penanganan kesehatan untuk masalah darurat pun dilakukan dengan alat dan tenaga medis seadanya. PMI Provinsi NTB dan berbagai lembaga terkait memprioritaskan pengiriman tenaga medis serta kebutuhan mendesak lain untuk masyarakat yang terdampak. KSR PMI Unit UNS juga mengirimkan 2 personil yang ikut bergabung dengan Tim PMI Solo ( 06/08 ) untuk terjun langsung ke Lombok, Nusa Tenggara Barat. klik link dibawah ini untuk Respon PMI untuk Gempa Lombok Sumber : Laporan Situasi 10 Palang Merah Indonesia ( PMI )
Ita Perwira : ICRC Mendukung pemerintah dalam Penanganan Kasus Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual merupakan suatu tindakan bersifat seksual di mana dalam tindakan tersebut terdapat penggunaan kekerasan, kekuasaan, maupun pemaksaan dari satu pihak kepada pihak lain. Siapapun bisa menjadi korban kekerasan seksual, dalam artian hal ini dapat menimpa siapapun, baik orang dewasa, anak anak ataupun remaja, tidak memandang bahwa itu pria ataupun wanita. Kebanyakan kasus kekerasan seksual merupakan fenomena Gunung Es, hanya tampak didepannya saja tapi tidak terlihat. Karena kekerasan seksual sangat jarang untuk dilaporkan oleh korban. Karena kebanyakan korban memilih untuk diam. Dengan dampak kekerasan seksual yang menyeluruh dan tak dapat dihindari. Dapat menghancurkan hidup seseorang, keluarga dan masyarakat serta lebih fatal lagi dapat membunuh hidup seseorang. Komnas Perempuan mencatat kasus kekerasan seksual, khususnya yang dialami anak-anak dan perempuan masih terus meningkat. Tercatat setidaknya 348.446 kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi selama tahun 2017 yang dilaporkan. Dilansir dari situs resmi ICRC Indonesia, Ita Perwira, Protection Officer di Delegasi Regional ICRC untuk Jakarta dan Timor-Leste, menjelaskan upaya ICRC mendukung pemerintah di Indonesia dalam menangani kasus terkait kekerasan seksual. sumber : http://blogs.icrc.org/indonesia/ita-perwira-icrc-mendukung-pemerintah-dalam-penanganan-kasus-kekerasan-seksual/
Evakuasi Berani dan Berbahaya dalam Penyelamatan 12 Anak di Gua Thailand
“Hanya ada secuil harapan bahwa mereka masih hidup, tapi kami harus melakukannya. Kami harus maju ke depan dan hanya itu yang harus kami kerjakan.” kata Laksamana Muda, Arpakorn Yuukongkaew. Misi mustahil penyelamatan 12 anak laki-laki dan seorang pelatih sepak bola yang terjebak 17 hari di Gua Thang Luam berhasil dilakukan. Mereka diselamatkan dalam kondisi kesehatan yang baik pada hari Minggu (8/7/2018). Masih hangat didalam benak kita berita tentang penyelamatan anak-anak Thailand yang begitu menyita perhatian semua pihak hingga menelan korban, seorang mantan penyelam Angkatan Laut Thailand, Saman Kunan. Misi ini dianggap mustahil, karena sejak keberadaan mereka dipastikan Senin 2 Juli 2018, waktu untuk melakukan penyelamatan sangatlah terbatas. Dengan level oksigen di dalam gua yang menurun dari level 21 persen ke level 15 persen. Sementara itu, hujan lebat diperkirakan terjadi pada hari Minggu 8 Juli 2018, dengan ancaman banjir lanjutan meningkat. Tim penyelamat militer dan sipil harus berlomba dengan waktu dalam mengevakuasi para korban ke situasi yang lebih aman meskipun dengan berbagai kendala yang ada. Tapi upaya penyelamatan ekstrem tetap harus dilakukan. Teknik penyelamatan yang berani dan berbahaya pun dilakukan untuk mengevakuasi para korban, yaitu membawa anak-anak yang tidak bisa berenang menyelam ke luar gua dengan didampingi oleh dua penyelam. Salah satu dari penyelam tersebut berada di samping korban dan penyelam lainnya membantu di belakang. Mereka berhasil sampai ke pintu masuk gua karena mengikuti tali sepanjang 3,8 kilometer. Evakuasi ini memakan waktu hingga 3 hari dan mereka diangkat dalam tiga gelombang. Selama periode itu, mereka bertahan hidup dengan meminum air yang menetes dari dinding gua. Anak-anak tersebut hari ini tanggal 18 Juli 2018 untuk pertama kalinya sudah diijinkan untuk pulang setelah menjalani perawatan pasca kejadian ini. Tanpa keputusan yang tepat serta tindakan yang cepat, besar kemungkinan misi ini tidak akan terlaksana dengan baik. Tanpa bantuan semua relawan yang terjun langsung ke lokasi, misi ini pun akan benar-benar menjadi misi mustahil. Seorang relawan dituntut untuk mendahulukan keselamatan korban di atas segalanya dalam berbagai kondisi. Meskipun harus mepertaruhkan nyawa dalam secuil harapan, evakuasi tetap harus berjalan sebagaimana mestinya. sumber : kumparan.com dan BBC.com
Keanggotaan KSR PMI Unit UNS
“Generasi muda mempunyai kelebihan dalam pemikiran yang ilmiah. Selain semangat mudanya, sifat kritisnya dan kematangan logikanya. Pemuda adalah motor penggerak utama perubahan. Generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan.” Jumat, 29 Juni 2018 kabar gembira datang dari KSR PMI Unit UNS. Telah terlaksana Pengumuman Anggota Penuh Periode Pertama Angkatan XXVII. Sebanyak 20 orang dinyatakan lulus menjadi anggota penuh periode pertama tahun ini, dari 59 orang angkatan XXVII. Penilaian anggota penuh yang begitu ketat dan memiliki standar yang tinggi menjadi tantangan tersendiri bagi setiap angkatan maupun individu. Disini anggota muda dinilai dari berbagai aspek, tidak hanya dari segi penilaian saat pendidikan tapi juga dari segi etos kerja, sikap, sifat dan lain sebagainya yang ada pada setiap anggota muda itu sendiri. Tidak sedikit bagi mereka yang sedih dan kecewa yang dinyatakan belum lolos pada periode pertama ini. Bahkan banyak dari mereka yang menangis ketika mendapatkan pengumuman tersebut. Sebaliknya, sebagian dari mereka yang dinyatakan lolos anggota penuh bahkan merasa tidak pantas atau masih kurang jika dibandingkan dengan anggota lain. Disinilah titik dimana ketulusan dan keikhlasan seorang relawan anggota muda KSR PMI Unit UNS diuji. Anggota Penuh dalam keanggotaan KSR PMI Unit UNS adalah anggota dimana dia sudah dirasa layak dengan pengabdian nya sebagai anggota muda juga dilihat dari berbagai segi dia sudah siap mengemban amanah dan tanggung jawab yang jauh lebih besar lagi dimasa depan. Anggota penuh inilah ujung tombak nya KSR PMI Unit UNS. Generasi baru yang akan melanjutkan pembangunan bagi KSR kedepannya agar jauh semakin lebih baik dan berkembang. Keputusan untuk dinyatakan lolos dan tidaknya seorang anggota muda menjadi anggota penuh berada di tangan Komandan KSR PMI Unit UNS. Banyak pertimbangan bagi Komandan dalam membuat keputusan yang sangat besar bagi keberlangsungan KSR PMI Unit UNS ini. Diharapkan dengan adanya keanggotaan seperti ini, bisa menjadi lecutan tersendiri bagi anggota penuh maupun anggota muda yang belum terpilih di periode ini. Lecutan untuk menjadi semakin baik lagi dan berkembang dari yang lalu. Karena semua keputusan memiliki tujuan baik bagi setiap individu dan diambil dengan tingkat objektifitas tinggi dari berbagai pihak. Karena sebenarnya ketika pemuda sudah berikhtiar untuk menjadi bagian dari solusi dengan niat tulus, komitmen tidak kan menjadi murah, waktu yang ada tidak akan tidak produktif, dan kelak akan menjadi orang yang kaya bukan hanya dari segi materi tapi juga pengalaman dan cerita yang dapat dibagikan pada para anak cucu kita nantinya.
Tips Mudik Selamat Ala KSR UNS
Tidak terasa Bulan Ramadhan sudah hampir habis beberapa hari lagi. Dan tiba saatnya umat muslim mempersiapkan segala sesuatu hal yang berkaitan dengan Hari Raya Idul Fitri. Dimana hari itu menjadi momen momen kebersamaan yang ditunggu tunggu bagi seluruh umat muslim di Indonesia. Tradisi mudik adalah salah satu budaya bagi umat muslim di Indonesia demi dapat berkumpul dengan sanak saudara yang berada di kampung halaman nan jauh disana. Ada beragam cara mudik yang dapat dilakukan. Lewat udara dengan menggunakan pesawat terbang sangatlah nyaman dan terhindar dari segala kemacetan ataupun masalah lalu lintas lainnya. Lewat laut dengan menggunakan kapal laut, dapat dipertimbangkan kembali ketika tiket pesawat terbang sudah tidak bisa lagi diharapkan. Dan yang terakhir adalah lewat darat, dengan segala kekurangan yang ada tidak membuat jalur darat ini sepi dari pemudik, bahkan dilansir sebagian besar pemudik memilih jalur darat demi menekan ongkos transportasi agar lebih bersahabat dengan kantong mereka. Dengan berbagai risiko yang ada seperti kemacetan, keselamatan jiwa, rute jalan tidak terprediksi dan risiko tinggi lainnya tentu kita harus memperhatikan persiapan dan kesiapan kita sebelum memulai perjalanan panjang mudik menuju kampung halaman. Nah berikut beberapa tips dari kita yang sangat bisa dilakukan : Siapkan apa saja yang Anda butuhkan selama perjalanan Ketika perjalanan berlangsung, Anda diharuskan untuk berdiam diri selama berjam jam diatas kendaraan sampai tujuan terakhir Anda. Maka dari itu siapkan barang barang khusus perjalanan mudik seperti obat obat an jika diperlukan, pakaian, dan lain sebagainya. Sebelum pergi mudik, cek kembali keamanan rumah Memeriksa keamanan rumah seperti listrik, kunci rumah, aliran air, serta barang barang berharga lainnya sangat penting dilakukan sebelum memulai perjalanan mudik Anda. Karena rumah Anda akan ditinggalkan tanpa berpenghuni selama beberapa hari dan itu akan sangat berbahaya jika terjadi hal yang sangat tidak diinginkan ketika Anda berkumpul dengan keluarga besar Anda dikampung halaman. Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, cek kondisi kendaraan Anda Sebelum memulai perjalanan, alangkah baiknya melihat kondisi kendaraan terlebih dulu sangat dianjurkan. Karena kondisi kendaraan Anda menjadi faktor terpenting dan paling berpengaruh pada keselamatan jiwa Anda selama perjalanan berlangsung. Cek kondisi rem, ban dan hal kecil lainnya serta jangan memandang remeh masalah kecil yang ada pada kendaraan Anda, karena bisa jadi hal kecil yang Anda remehkan bisa menjadi penyebab utama Anda kehilangan nyawa. Siapkan mental dan stamina untuk mudik Dibutuhkan mental dan stamina yang sangat besar selama perjalanan karena berjam jam diatas kendaraan juga membuat fisik sangat lelah. Apalagi jika bukan menjadi penumpang melainkan menyetir kendaraan pribadi, mental dan stamina Anda haruslah berada dalam keadaan yang normal dan sangat siap, karena ini juga menjadi faktor penting keselamatan jiwa Anda dan keluarga Anda nantinya. Hindari mengangkut barang melebihi kapasitas Pulang ke kampung halaman setelah sekian lama tidak memiliki kesempatan libur pasti menimbulkan euforia bagi kita. Membawa segala kemungkinan barang yang diperlukan, membeli oleh oleh bagi sanak saudara serta membawa barang barang yang mungkin dibutuhkan oleh keluarga yang memang belum memilikinya tanpa memperkirakan berapa kapasitas barang yang seharusnya kita bawa selama perjalanan juga adalah kesalahan. Melebihi muatan kendaraan tidak baik bagi Anda yang akan melakukan perjalanan panjang. Bawalah barang barang yang benar benar akan diperlukan dan jangan berlebihan. Istirahat saat lelah, utamakan selamat. Perjalanan yang jauh dan macet akan sangat melelahkan. Jangan paksakan diri untuk menyetir jika Anda sudah kelelahan. Istirahatlah di pos pos yang sudah disediakan dan kembalilah menyetir ketika badan Anda sudah fit kembali, Berdoalah sebelum memulai perjalanan Nah itu adalah beberapa tips mudik dari kami, KSR PMI Unit UNS, semoga bermanfaat. Selamat mudik dan berkumpul dengan keluarga besar Anda.
Kisah Razan Najjar, Perawat Di Tengah Medan Perang
“Paramedis yang melakukan pencarian, pengumpulan, atau perawatan luka-luka harus mendapat perlindungan khusus” Pasal 24 Konvensi Jenewa. Sabtu, 2 Juni 2018, kabar duka kembali diterima dari tanah Palestina. Seorang perawat wanita berumur 21 tahun, Razan Ashraf Najjar menghembuskan nafas terakhirnya saat proses menyelamatkan warga Gaza Palestina saat aksi damai kepulangan akbar, Great Return March. Razan menjadi korban tewas ke-119 dari pihak Palestina dalam demonstrasi yang terjadi sejak Rabu (30/3) di Jalur Gaza. Selain korban tewas, dilaporkan setidaknya 100 orang, termasuk empat paramedis, terluka dalam unjuk rasa yang terjadi Jumat (1/6). Razan tewas ditembak bagian dada oleh sniper militer Israel ketika berusaha menolong seorang demonstran yang terluka di Khan Younes. Saat ditembak, Razan yang merupakan relawan dari Kementerian Kesehatan Gaza mengenakan pakaian putih khas medis dengan logo Perkumpulan Bantuan Medis Palestina serta tas obat dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi untuk menandakan bahwa ia bukanlah ancaman. Selain Razan ada empat paramedis lain yang dilaporkan mengalami luka luka saat unjuk rasa berlangsung, Jumat (1/6). “Menembak personel medis adalah kejahatan perang di bawah Konvensi Jenewa,” tegas PMRC (Perkumpulan Tim Medis Palestina). “Kami menyerukan adanya respons internasional terhadap pelanggaran HAM oleh Israel di Gaza,” tambahnya. Kematian Razan yang merupakan seorang paramedis di medan perang akibat tembakan dari tentara Israel secara jelas telah melanggar Konvensi Jenewa tahun 1949. Sebab, salah satu poin penting dalam konvensi tersebut adalah bahwa paramedis mendapat perlindungan ketika berusaha menyelamatkan mereka yang terluka dalam konflik. Sementara itu militer Israel mengatakan pasukannya beroperasi sesuai dengan prosedur standar operasi dan mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki insiden tersebut. Najjar adalah korban perempuan kedua, dari sekitar 115 korban tewas, sejak aksi protes perbatasan yang mematikan dimulai pada akhir Maret. Tanggal 14 Mei lalu ketika protes memuncak atas pembukaan Kedutaan Amerika Serikat di Yerusalem, seorang gadis berusia 14 tahun bernama Wessal Sheikh Khalil menjadi pemrotes wanita pertama yang ditembak mati.