Dok. icrc.org (ICRC melakukan pendistribusian awal bantuan medis ke 12 rumah sakit di Beirut dan sekitarnya) Beirut – Selasa (4/8) terjadi ledakan besar yang mengguncang Port of Beirut pada pukul 18.02 waktu setempat. ICRC secara langsung memberikan bantuan pasca ledakan di Beirut serta tetap mendukung Lebanon selama masa-masa sulit ini. Setelah ledakan mengerikan kemarin, ICRC melakukan pendistribusian awal bantuan medis ke 12 rumah sakit di Beirut dan sekitarnya. ICRC akan memberikan lebih banyak dukungan jika diperlukan, baik kepada Palang Merah Lebanon atau rumah sakit maupun fasilitas medis di seluruh Lebanon. Beberapa korban luka telah dibawa ke RS Rafik Hariri, yang telah bekerjasama dengan ICRC sejak 2016, tempat ini juga merupakan rujukan layanan kesehatan terbaik dan menjadi pusat diagnosis dan perawatan COVID-19 utama sejak dimulainya pandemi di Lebanon. Bagi mereka yang ada di Lebanon, ICRC menyerukan kepada masyarakat untuk berdonor darah di pusat-pusat Palang Merah Lebanon. Akibat dari ledakan besar tersebut, Lebanon mengalami gempa susulan. Lebanon juga telah mengalami kondisi yang sulit pasca berbulan-bulan dilanda krisis ekonomi dan pandemi COVID-19. Kerusakan juga berdampak buruk pada pelabuhan yakni menurunnya kapasitas pada sektor impor barang dan juga terhambatnya penyaluran bantuan kemanusiaan. Peran ICRC di Lebanon meliputi: Memberikan dukungan uang tunai kepada keluarga pengungsi rentan Lebanon dan Suriah. Menyediakan tempat rehabilitasi bagi pengungsi Palestina dan Suriah serta memberikan apartemen gratis untuk disewa dalam jangka waktu satu tahun. Membangun dan memperkuat infrastruktur pasokan listrik dan air untuk memastikan pengungsi maupun masyarakat memiliki akses air yang aman dan memadai. Fasilitas kesehatan ICRC memberikan perawatan untuk pasien yang terluka karena senjata, serta perawatan kesehatan darurat untuk kelompok rentan. Mendukung pelayanan Kesehatan Primer, Rehabilitasi Fisik, Kesehatan Mental dan Psikososial. Melakukan advokasi dengan pihak berwenang dan pemangku kepentingan untuk terus menghormati prinsip non-refoulment (pengusiran ke negara asal) dan menentang deportasi serta pemulangan paksa. Diharapkan dengan adanya bantuan medis lebih awal akan membantu dalam penanganan korban yang terdampak ledakan di Beirut. Kepekaan antara sesama memang sangat dibutuhkan, jangan lelah untuk menolong dan berbagi, Salam Kemanusiaan!. (Humas KSR PMI Unit UNS/Rona Azzah Zalva Prastanti) Sumber : https://www.icrc.org/en/document/beirut-emergency-medical-supplies-delivered-12-hospitals-blood-donations-sought
PENULARAN COVID-19 MELALUI DROPLET ATAU AIRBONE, APA BEDANYA?
Kasus positif Covid-19 di dunia semakin hari semakin bertambah. Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sendiri meningkat sebesar 1.282 per tanggal 12 Juli 2020, sehingga total kasus menjadi 76.981. Persebaran Covid-19 yang sejauh ini kita ketahui melalui air liur, sekresi, dan kontak fisik dengan penderita. Baru-baru ini WHO menginformasikan bahwa penyebaran dapat melalui udara (airbone), namun perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai hal tersebut. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto menyampaikan dalam konferensi persnya kemarin 13 Juli 2020, bahwa penyebaran Covid-19 masih terjadi melalui droplet akan tetapi perlu diwaspadai juga pada mikrodroplet (droplet ukuran kecil) yang bisa terbawa di udara. Perbedaan pernularan melalui droplet dan udara selain pada ukuran dropletnya juga media persebarannya, jika melalui droplet medianya berupa alat-alat atau barang-barang yang telah terkontaminasi. Sedangkan, droplet kecil yang terbawa udara bisa bertahan lama kemudian dapat masuk ke ruangan dengan ventilasi dan sirkulasi udara yang kurang maksimal. “Penggunaan masker mutlak harus dilakukan, bukan face shield. Karena kita tahu pada mikrodroplet dia akan mengambang diudara, droplet ukuran besar bisa kita cegah dengan menggunakan face shield, oleh karena itu tetap gunakan masker,” tambah Yuri. Langkah preventif yang selama ini dianjurkan tetap harus kita patuhi, diantaranya memakai masker, menjaga jarak minimal 1 meter, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan, dan menjaga kebersihan lingkungan. Beragamnya media penularan tidak boleh membuat kita menyerah pada wabah ini, namun terus berusaha menghadapinya. (Humas KSR PMI Unit UNS/Nur Aisyah) Sumber : https://covid19.go.id https://www.kemkes.go.id/article/view/20071300003/waspada-penularan-covid-19-di-dalam-ruangan.html
JAMUR ENOKI, MEMBAHAYAKAN TUBUH?
Indonesia baru-baru ini digemparkan dengan beredarnya Jamur Enoki hasil import dari Korea Selatan yang terkontaminasi bakteri Listeria. Apa itu bakteri Liseria dan bahayanya untuk kesehatan? Serta langkah pencegahan yang harus kita lakukan harus bagaimana? Bakteri Liseria atau Listeria monocytogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang bisa mengakibatkan infeksi usus atau listeriosis. Bakteri yang ikut terkonsumsi akan tumbuh di usus dan menyerang mukosa. Selanjutnya, masuk ke dalam pembuluh darah dan menyerang jaringan yang lain, termasuk saraf. Dapat menimbulkan efek serius pada golongan rentan seperti, balita, lansia, serta ibu hamil. Risiko mortalitas sebesar 24% dapat terjadi ketika bakteri ini menginfeksi kelompok rentan seperti wanita hamil dan calon bayinya, orang lanjut usia, anak-anak dan orang-orang dengan penyakit immunocompromised (penurunan imun tubuh) seperti misalnya pasien kanker (penerima kemoterapi), kanker darah, AIDS, transplantasi organ, dan penerima terapi kostikoteroid. Seringkali wanita hamil yang terinfeksi tidak sampai menimbulkan sakit, namun ketika bakteri masuk ke dalam janin maka dapat mengakibatkan keguguran pada janin. Waktu yang dibutuhkan bakteri untuk menimbulkan gejala penyakit listeriosis (masa inkubasi) antara 2 hingga 70 hari. Sebagaimana penuturan dari pakar Keamanan Pangan UGM, Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu, MS., bahwa bakteri Liseria yang terkonsumsi ibu hamil dapat membahayakan kandungannya. Beliau juga menjelaskan bakteri ini dikenal sebagai bakteri psikrotrofik yang dapat tumbuh pada suhu rendah. Mampu tumbuh diantara suhu 1-44°C, dengan suhu optimum 35-37°C. Namun, pada suhu 7-10°C masih bisa tumbuh dengan cepat. Listeria monocytogenes juga dapat bertahan pada kondisi garam yang tinggi dan pH>5. Selain itu, juga resisten terhadap pengeringan. Sehingga, sebagai langkah pencegahan tercemarnya bahan makanan yang kita miliki dapat diterapkan proses pengemasan terpisah pada jamur Enoki atau sayuran-sayuran lainnya dan dilakukan pemanasan saat mengolahnya, serta tetap menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan. Kebersihan merupakan kebutuhan setiap orang, bukan hanya demi terhindar dari virus atau bakteri namun karena setiap orang merasa butuh menjaga kebersihan dirinya sendiri. Serta perlulah kita memastikan kehigenisan makanan yang akan kita konsumsi. (Humas KSR PMI Unit/UNS Nur Aisyah) Sumber : https://ugm.ac.id/id/berita/19626-pakar-ugm-bagi-tips-cara-cegah-penyebaran-bakteri-listeria http://ik.pom.go.id/v2016/artikel/Mengenal%20Listeria%20Monocytogenes%20Sebagai%20Agen%20Penyebab%20Keracunan%20Pangan.pdf
NEW NORMAL? ATURAN BARU UNTUK INDONESIA
Kondisi pandemi di Indonesia menerapkan beberapa kebijakan, kebijakan tersebut mulai dari Work From Home (WFH) sampai dengan pola hidup pada situasi COVID-19 (New Normal). New Normal ini diterapkan untuk mengatasi permasalahan ekonomi yang terjadi akibat COVID-19. Per 20 Mei 2020 Pemerintah mengeluarkan surat edaran nomor HK.02.01/MENKES/335/2020 tentang PROTOKOL PENCEGAHAN PENULARAN CORONA VIRUS DISEASE (COVID-19) DI TEMPAT KERJA SEKTOR JASA DAN PERDAGANGAN (AREA PUBLIK) DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN USAHA yang dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan dan kerja sama lintas sektor, Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan seluruh pemangku kepentingan terkait dalam upaya pencegahan penularan COVID-19 di tempat kerja sektor jasa dan perdagangan (area publik). Menteri Kesehatan RI dr. Terawan Agus Putranto mengatakan bahwa, “Kontribusi besar dalam memutus rantai penularan COVID-19 adalah dunia usaha dan masyakat pekerja, namun di sisi lain pemulihan kehidupan harus dilakukan dengan adaptasi pola hidup pada situasi COVID-19 (New Normal) dengan segala penerapan potokol kesehatan yang sudah ditetapkan”. Berikut panduan operasional bagi usaha sektor Jasa dan Perdagangan guna mencegah penularan Covid-19: Melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala di area kerja dan area publik khususnya fasilitas umum yang sering bersentuhan dengan tangan maksimal 4 jam sekali. Menyediakan fasilitas cuci tangan yang memadai dan mudah diakses oleh pengunjung ataupun pekerja. Pastikan pekerja memahami perlindungan diri dari penularan COVID-19 dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Melakukan pengecekan suhu badan bagi seluruh pekerja sebelum mulai bekerja dan konsumen/pelaku usaha di pintu masuk. Jika ditemukan pekerja dengan suhu >37,30C (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit), tidak diperkenankan masuk dan diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Mewajibkan pekerja dan pengunjung menggunakan masker. Memasang media informasi untuk mengingatkan pekerja, pelaku usaha, pelanggan/konsumen dan pengunjung agar mengikuti ketentuan pembatasan jarak fisik dan mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir/handsanitizer serta kedisplinan menggunakan masker. Melakukan pembatasan jarak fisik minimal 1 meter: Memberikan tanda khusus yang ditempatkan di lantai area padat pekerja seperti ruang ganti, lift, dan area lain sebagai pembatas jarak antar pekerja. Pengaturan jumlah pekerja yang masuk agar memudahkan penerapan menjaga jarak. Pengaturan meja kerja, tempat duduk dengan jarak minimal 1 meter. Melakukan upaya untuk meminimalkan kontak dengan pelanggan: Menggunakan pembatas/partisi (misalnya flexy glass) di meja atau counter sebagai perlindungan tambahan untuk pekerja (kasir, customer service dan lain-lain). Mendorong penggunaan metode pembayaran non tunai (tanpa kontak dan tanpa alat bersama). Mencegah kerumunan pelanggan, dapat dilakukan dengan cara: Mengontrol jumlah pelaku usaha/pelanggan yang dapat masuk ke sarana ritel untuk membatasi akses dan menghindari kerumunan. Menerapkan sistem antrian di pintu masuk dan menjaga jarak minimal 1 meter. Memberikan tanda di lantai untuk memfasilitasi kepatuhan jarak fisik, khususnya di daerah yang paling ramai, seperti kasir dan customer service. Menerima pesanan secara daring atau melalui telepon untuk meminimalkan pertemuan langsung dengan pelanggan. Jika memungkinkan, dapat menyediakan layanan pesan antar (delivery services) atau dibawa pulang secara langsung (take away). Menetapkan jam layanan, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah daerah setempat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan menerapkan protokol ini diharapkan dapat meminimalisir risiko dan dampak pandemi COVID-19 pada usaha sektor jasa dan perdagangan (area publik) dimana berpotensi penularan COVID-19 akibat berkumpulnya sejumlah/banyak orang dalam satu lokasi. [Humas KSR PMI Unit UNS/Muhamad Muji] Sumber : Surat Edaran nomor HK.02.01/MENKES/335/2020, katadata.co.id
Penuhi Stok Darah PMI, KSR UNS Adakan “Donor Darah Ramadhan Peduli COVID-19”
Solo – (21/5) KSR PMI Unit UNS mengadakan kegiatan donor darah dengan tajuk “Donor Darah Ramadhan Peduli COVID-19”. Kegiatan ini dilaksanakan di Kampus Kentingan UNS tepatnya berada di Gedung IKA UNS. Donor darah dimulai pukul 15.00 WIB dengan target peserta yaitu civitas akademika dan masyarakat umum sekitar UNS.. Donor darah ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan stok darah di PMI Kota Surakarta karena dalam kondisi pandemi seperti ini pasokan darah di PMI semakin menurun. Penurunan ini di sebabkan karena banyak pendonor yang merasa takut dan khawatir apabila donor darah saat pandemi seperti ini menyebabkan adanya peluang tertular COVID-19. Donor darah kali ini memiliki langkah awal yang cukup berbeda, yakni dengan adanya pendataan awal yang dilakukan KSR PMI Unit UNS dengan sistem online untuk para calon pendonor dengan maksud agar tidak terjadi kerumunan pada saat hari h kegiatan. Mencuci tangan sebelum memasuki area donor (dok, Humas KSR UNS) Menunggu panggilan dengan menerapkan physical distancing (dok, Humas KSR UNS) Semua elemen yang terlibat baik dari KSR PMI Unit UNS, PMI Solo maupun para pendonor tetap menerapkan protokol yang sudah ditetapkan mengenai COVID-19 ini, yaitu semua wajib memakai masker, cuci tangan sebelum memasuki area donor darah dan tetap menerapkan physical distancing. Hal ini dilaksanakan dengan maksud untuk mencegah bahkan memutus rantai penularan dari COVID-19 sendiri. Dari 46 pendaftar terdapat 40 pendonor yang lolos dan dapat mendonorkan darahnya. Pendaftaran Donor darah (dok, Humas KSR UNS) Pengecekan data dan pembagian nomor antrian (dok, Humas KSR UNS) Proses donor darah dalam bus Donor Darah PMI (dok, Humas KSR UNS) “Kegiatan donor darah ini dilaksanakan dengan latar belakang menurunnya stok darah yang ada di PMI maka dari itu dengan di selenggarakannya kegiatan ini diharapkan dapat menambah stok darah yang ada di PMI. Sebenarnya masih banyak pendonor yang merasa takut untuk donor darah di tengah pandemi seperti ini jadi kita KSR UNS mengadakan kegiatan ini untuk memfasilitasi mahasiswa UNS dan masyarakat sekitar untuk bisa donor darah” ujar Aidah Fitriana (Ketua Pelaksana Donor Darah) “Saya mengikuti donor darah yang di selenggarakan oleh KSR UNS bersama PMI Solo, menurut saya acaranya bagus maksutnya ditengah pandemi seperti yang mana orang –orang menghindari untuk bersedekah,tapi bersedekah bisa dengan cara yang lain yaitu dengan donor darah. Donor darah memang aman dan bersih tadi.” Ujar Bagas (Mahasiswa Fakultas Hukum UNS) “Menurut saya donor darah ditengah pandemi itu sangat membantu mengamankan stok darah ya karena seperti kita tahu pandemi ini membatasi gerak kita, jadi bisa dibilang susah untuk mencari pendonor. Salah satunya dengan kegiatan yang di adakan oleh KSR UNS ini membantu sekali untuk mengamankan stok darah, apalagi ini bulan puasa di tengah pandemi. Event ini juga memfasilitasi untuk para pendonor bisa melaksanakan donor darah sesuai waktunya dan pasien yang membutuhkan dapat menerima sesuai kebutuhan mereka. Donor darah saat berpuasa atau ditengah pandemi seperti ini aman kecuali dalam kondisi tertentu seperti tidak sahur sebelumnya atau tidak fit kita menyarankan untuk menunda dulu.” Ujar dr. Yassin Oki Purbayanto Dari kegiatan ini diharapkan dapat membantu PMI dalam memenuhi stok darah yang mulai menurun, serta dapat mengedukasi dan mensosialisasikan kepada para pendonor bahwa donor darah di saat puasa dan ditengah pandemi seperti ini aman dengan langkah yang sesuai dengan prosedur. Selagi sehat yuk donorkan darahmu untuk saudaramu, salam kemanusiaan. (Humas KSR PMI Unit UNS/Rona Azzah Zalva Prastanti)
MITIGASI WABAH COVID-19? INI YANG PERLU DIPERHATIKAN
Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (80%) orang Indonesia yang tertular COVID-19 hanya mengalami gejala ringan dan kemudian melakukan isolasi mandiri di rumah sampai sembuh. Pasien yang berada di rumah sakit juga mengalami karantina namun hanya beberapa yang membutuhkan perawatan intensif atau akhirnya meninggal, tingkat kematian ditaksir 5%. Walaupun tingkat kematian yang seolah kecil, waspada harus menjadi nomor satu dikarenakan tidak sedikit orang yang sudah terinfeksi tetapi tidak mengalami gejala sebelumnya. Wabah COVID-19 di Indonesia menunjukkan adanya tiga hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengambilan kebijakan mitigasi wabah, yaitu : Penyakit ini cenderung memberikan dampak yang lebih besar dan berat pada orang dengan tiga penyakit bawaan yaitu diabetes, darah tinggi dan jantung. Mayoritas pasien yang mengalami dampak parah akibat penyakit bawaan adalah laki-laki di usia produktif, karena mereka tidak sadar dengan kondisi kesehatan mereka sendiri. Dampaknya akan sangat besar pada roda perekonomian Indonesia, karena besarnya angka pasien yang sakit bahkan meninggal akibat COVID-19 adalah dari kelompok umur produktif, yang merupakan penggerak roda ekonomi utama di Indonesia. Tingkat kematian merupakan satu indikator yang penting, maka dari itu perlunya mengetahui serta memahami karakteristik dan pola korban agar pemerintah dapat mengambil kebijakan dalam mempersiapkan masyarakat. TIGA POLA KEMATIAN UTAMA AKIBAT COVID-19 Laki-laki lebih rentan Dari tabel yang tersedia di Global Health per 23 April 2020 menunjukkan tingkat kematian laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Dari 29 negara terdapat 27 negara yang melaporkan rasio korban meninggal laki-laki lebih tinggi. Akan tetapi Indonesia belum mengumumkan pembagian data kasus berdasarkan jenis kelamin. Orang lanjut usia lebih rentan Bukti menurut grafik pada Global Health Italia menunjukkan bahwa yang paling rentan terhadap COVID-19 adalah laki-laki dan seseorang yang berumur >60 tahun. Kemudian menurut China CDC 14 Februari 2020 menunjukkan bahwa lonjakan angka kematian tertinggi adalah orang yang berumur >60 tahun. Penyakit kronis penyerta Seseorang akan lebih mudah terinfeksi COVID-19 apabila terdapat penyakit penyerta terutama diabetes, darah tinggi dan jantung (atau penyakit trisula disebutnya). Akan tetapi uniknya menurut penelitian yang dilakukan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki angka rasio kematian tertinggi pada kelompok usia produktif (40+). Pandemi ini berpotensi memperparah dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh krisis kesehtan dalam jangka yang panjang, karena kelompok usia produktif merupakan motor ekonomi keluarga dan motor produktifitas negara. Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 dan 2019 bahwa dua per tiga penyandang penyakit trisula tidak sadar akan bahaya dari penyakit tersebut dan tidak bisa dalam mengendalikan penyakitnya. Sumber : di olah dari data DKI Jakarta Dengan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa, bahayanya wabah COVID-19 di Indonesia yang memiliki kecenderungan lebih tinggi menyerang kelompok usia produktif berdampak pada semakin pentingnya langkah dan kebijakan yang di ambil pemerintah dalam memutus rantai persebarannya. Adapula tindakan khusus yang dapat dilakukan, seperti : Pemantauan orang dalam pengawasan dengan menanyakan penyakit trisula Memberi perhatian khusus terhadap segmen pedesaan, karena banyak yang terjangkit trisula dalam tidak mendapatkan obat sebagai haknya Menegakkan pembatasan jaga jarak serentak dan menyediakan pengaman sosial kepada yang terdampak terutama pada pekerja informal. Maka dari itu dari pemaparan tiga hal penting dalam pengambilan kebijakan ini diharapkan bahwa langkah mitigasi yang dirancang harus dibangun dengan memperhitungkan tiga pola di atas. Yuk bersama kita taati kebijakan yang akan atau sudah dibuat oleh pemerintah, tetap #diRumahAja untuk kita semua. (Humas KSR PMI Unit UNS/Rona Azzah Zalva Prastanti) Sumber : KawalCOVID19.id
MITOS FAKTA COVID-19
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus yang dapat menyerang hewan ataupun manusia. Ciri penderita yang terkena COVID-19 mengalami infeksi saluran nafas mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius. Informasi terkait cara pencegahan kasus COVID-19 tersebar luas di masyarakat. Akan tetapi, banyak hal yang belum terbukti kebenarannya, berikut mitos dan fakta seputar COVID-19 : Mitos : Berjemur di bawah sinar matahari dapat mencegah coronavirus. Fakta : Berjemur di bawah sinar matahari TIDAK mencegah penyakit coronavirus (COVID-19), membersihkan tangan dengan benar serta menghindari menyentuh mata, mulut, dan hidung adalah bentuk preventifnya. Mitos : Mampu menahan napas 10 detik tanpa batuk dapat terbebas dari coronavirus Fakta : Mampu menahan napas selama 10 detik atau lebih tanpa batuk TIDAK berarti terbebas dari penyakit coronavirus (COVID-19) justru bisa membahayakan Mitos : Minum alkohol dapat melindungi dari COVID-19 Fakta : Minum alkohol TIDAK melindungi dari COVID-19, namun bisa berbahaya karena konsumsi alkohol yang sering atau berlebihan dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan. Mitos : COVID-19 tidak bisa ditularkan pada daerah panas Fakta : COVID-19 dapat ditularkan di SEMUA AREA, termasuk daerah dengan cuaca panas dan lembab. Apapun iklimnya, upaya perlindungan adalah dengan mencuci tangan. Mitos : Mandi air panas dapat mencegah coronavirus Fakta : Mandi air panas TIDAK mencegah penyakit coronavirus yang baru. Mitos : Coronavirus dapat ditularkan dengan gigitan nyamuk Fakta : Coronavirus baru TIDAK DAPAT ditularkan melalui gigitan nyamuk. Coronavirus baru adalah virus pernapasan yang menyebar terutama melalui tetesan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, dan juga melalui tetesan air liur serta keluarnya cairan dari hidung Mitos : Pengering tangan dapat membunuh coronavirus Fakta : Pengering tangan TIDAK EFEKTIF dalam membunuh COVID-19, namun dapat kita lakukan dengan sering membersihkan tangan dengan alkohol atau mencucinya dengan sabun dan air. Mitos : Lampu disinfeksi ultraviolet dapat membunuh coronavirus Fakta : Lampu UV sebaiknya TIDAK digunakan untuk mensterilkan tangan atau area kulit lainnya karena radiasi UV dapat menyebabkan iritasi kulit. Mitos : Penyemprotan alkohol atau klorin ke tubuh dapat membunuh coronavirus Fakta : Menyemprotkan alkohol atau klorin ke seluruh tubuh TIDAK akan membunuh virus yang telah memasuki tubuh, justru itu bisa berbahaya bagi kulit atau selaput lendir (seperti, mata, mulut). Mitos : Makan bawang putih mencegah terinfeksi coronavirus Fakta :Bawang putih adalah makanan sehat yang mungkin memiliki beberapa sifat antimikroba. Namun, TIDAK ada bukti dari wabah saat ini bahwa makan bawang putih telah melindungi orang dari coronavirus baru. Mitos : Orang yang lebih tua rentan dan yang muda sulit terkena coronavirus Fakta : Orang-orang dari SEGALA USIA dapat terinfeksi oleh coronavirus (COVID-19). WHO menyarankan orang-orang dari segala usia untuk mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri dari virus, misalnya dengan mengikuti kebersihan tangan yang baik dan kebersihan pernapasan yang baik. Mitos : Antibiotik dapat mencegah serta mengobati coronavirus Fakta : Tidak, antibiotik TIDAK bekerja melawan virus, hanya bakteri. Coronavirus adalah virus dan oleh karena itu, antibiotik tidak boleh digunakan sebagai sarana pencegahan atau pengobatan. Mitos : Minum air putih dapat melindungi kita dari COVID-19 Fakta : Minum air puti TIDAK dapat melindungi kita dari COVID-19 namun itu membantu kita untuk terhidar dari COVID-19 dan baik bagi kesehatan. Mitos : COVID-19 menyebar lewat udara Fakta : TIDAK menyebar lewat udara namun menyebar melalui percikan dan kontak jarak dekat. Mitos : Gejala COVID-19 hanya batuk kering tidak berdahak Fakta : TIDAK, sebagian pasien COVID-19 mengalami pilek atau batuk berdahak sebagai gejalanya. Mitos : Berenang bisa terjangkit COVID-19 Fakta : Selagi kolam renang terjaga kebersihannya dan mengandung klorin yang tepat hal itu AMAN. Namun untuk saat ini disarankan untuk menghindari tempat ramai dan berjarak 1 meter dengan orang yang bersin atau batuk Diharapkan dengan sudah diketahuinya mitos dan fakta di atas, seluruh lapisan masyarakat dapat lebih berhati-hati dalam menerima informasi. Tetap terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat dimanapun dan kapanpun. Tetap #DiRumahAja untuk kita semua terkhusus keluarga dan orang tercinta dan always stay safe!. [Humas KSR PMI UNIT UNS/Rona Azzah Zalva Prastanti] Sumber : WHO