Sering Begadang? Waspada atau Biasa?

Bagi sebagian besar orang telah menganggap begadang menjadi hal yang lumrah dan banyak yang sering menyepelekan dampak buruknya. Mengantuk dan sering menguap serta rasa tubuh yang tidak bugar merupakan efek yang muncul dari tubuh akibat sering begadang. Namun, tahukah Anda? Risiko begadang dapat memengaruhi konsentrasi dan kondisi fisik Anda. Jika risiko ini dibiarkan dan kebiasaan tersebut disepelekan tentu memberikan dampak buruk yang semakin menumpuk dan menjadi investasi penyakit jangka panjang seperti meningkatkan risiko hipertensi, obesitas, penyakit jantung, diabetes, penyempitan pembuluh darah dan penurunan kewaspadaan. Waktu tidur cukup bagi orang dewasa yaitu 7-9 jam perhari sedangkan untuk anak-anak membutuhkan 10-13 jam perhari. Namun, kebutuhan tersebut dapat menyesuaikan usia dan aktivitas.

Berikut risiko yang mengintai Anda apabila sering begadang :

  • Menurunkan konsentrasi

Perlahan otak juga lelah dan membutuhkan istirahat, ketika tidur tubuh memproduksi hormon yang dapat membantu metabolisme tubuh. Kurangnya waktu tidur menurunkan fokus seseorang sehingga rawan terjadi kecelakaan. Selain itu dampak dari kurangnya waktu tidur yang cukup salah satunya adalah masalah psikologis mulai dari timbul kecemasan, suasana hati yang berubah-ubah serta gangguan dalam mengelola emosi. Maka tak heran seseorang yang waktu tidurnya sangat kurang rentan mudah marah atau mengalami kondisi emosional yang lain.

Baca Juga “Mari Mengenal Apa Itu Microsleep”

  • Menimbun Penyakit

Daya tahan tubuh akan menurun jika seseorang tidur dengan waktu yang kurang, sistem imunitas yang melemah akan membuat tubuh rentan terinfeksi virus, hal inilah yang menyebabkan seseorang mudah sakit. Begadang dapat menimbulkan penyakit seperti stroke, serangan jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi. Stroke dapat terjadi karena adanya pembuluh darah yang tidak bekerja dengan optimal. Tak hanya itu, begadang menyebabkan orang mudah gemuk karena tubuh akan mudah lapar dan apabila pola makan sulit dijaga dibarengi dengan kebiasaan stress eating maka akan meningkatkan risiko obesitas. Apabila hal ini diremehkan maka dapat membahayakan tubuh Anda sendiri.

Sobat, tak perlu khawatir untuk mencegah agar memiliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas Anda dapat melakukan hal-hal berikut
• jangan tidur siang di atas jam 3 sore
• jangan bermain gadget sebelum jam tidur
• konsisten memulai tidur di jam yang sama
• jangan mengonsumsi kafein ketika hendak tidur
Konsisten menjaga jam tidur agar tidak berantakan terdengar sulit. Namun, cobalah pelan-pelan mulai dari mempertegas diri sendiri. Sayangi tubuhmu dengan tetap menjaga waktu tidur yang cukup demi kesehatan hari hari, esok, dan masa yang akan datang.
Namun, apabila hal tersebut tidak bisa mengurangi kebiasaan Anda maka konsultasikanlah dengan dokter. Jangan biarkan kebiasaan ini berlangsung lama dan memengaruhi aktivitas Anda. (Humas KSR PMI Unit UNS/Rivani Yuniar)

Sumber:
https://hellosehat.com/pola-tidur/gangguan-tidur/efek-begadang-pada-kesehatan/

https://www.halodoc.com/artikel/terlalu-sering-begadang-ini-dampaknya-pada-tubuh

https://www.alodokter.com/banyak-kondisi-buruk-menanti-anda-karena-efek-begadang

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2697750/ini-penyakit-yang-mungkin-timbul-akibat-sering-begadang

AKSI RELAWAN PSIKOSOSIAL KSR UNS DALAM TANGGAP DARURAT BENCANA ERUPSI GUNUNG SEMERU

SURAKARTA – Bencana erupsi Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang, Malang, Jawa Timur mulai terdeteksi ketika adanya asap dari arah Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro pada tanggal 3 Desember 2021. Menanggapi hal tersebut, Universitas Sebelas Maret memberangkatkan beberapa tim relawan untuk terjun membantu korban erupsi Gunung Semeru. Pada Selasa, 14 Desember 2021 Pukul 14.30 WIB dilakukan pemberangkatan Tim Satgas Semeru UNS Sorti Ke-2 dengan anggota tim beberapa diantaranya merupakan anggota KSR UNS yaitu Zahida Farah dan Nur Kholilah tergabung sebagai tim PSP (Psychosocial Support Programme/Program Dukungan Psikososial). Pada Jum’at, 24 Desember 2021, UNS kembali memberangkatkan Tim Satgas Semeru yaitu Sorti Ke-3, dengan salah satu anggota tim merupakan anggota KSR UNS yaitu Lathifah Khoirunnisa’ juga sebagai tim PSP dan menarik Tim Satgas Semeru Sorti Ke-2 kembali ke kampus. Kegiatan ini melibatkan kerjasama dengan beberapa pihak yaitu IKA UNS, SAR UNS, KSR UNS, PMPA Vagus FK UNS dan Psikologi UNS. 

Serah terima donasi Tim UNS kepada Panitia Posko SMP Candipuro (Sumber: Dok. KSR UNS)

Program Dukungan Psikososial berupa kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan psikososial individu maupun masyarakat agar tetap berfungsi optimal saat mengalami krisis dalam situasi bencana maupun kecelakaan. Kegiatan ini biasanya ditujukan kepada kelompok masyarakat seperti anak-anak, remaja, dewasa dan lansia, penyandang cacat, atau pekerja kemanusiaan.

Beberapa kegiatan yang dilakukan bersama anak-anak yaitu kegiatan motorik dan kegiatan untuk melatih kerjasama, kekompakan, serta keberanian seperti membuat pohon harapan, membuat celengan, lomba puzzle, permainan estafet bola lipat, estafet kelereng, cerdas cermat, dan menulis surat hari ibu. Kegiatan stress healing juga dilakukan bersama ibu/bapak/lansia dengan rentang usia 50-70 tahun diantaranya cek kesehatan, relaksasi berupa senam sehat, melakukan permainan (lomba makan kerupuk, estafet sarung, apit balon, dan rebut kursi), pembagian alat sholat, masker, serta selimut.

Kegiatan stress healing bersama ibu-ibu (Sumber : Dok. KSR UNS)

“Saya sangat merasa senang bisa diberi kesempatan dan kepercayaan untuk turun ke bencana. Saya senang mendapatkan teman baru dengan vibes yang sangat positif dan menyenangkan, mendapatkan pengetahuan baru tentang psikososial, bertemu dan beradaptasi dengan orang-orang baru serta budaya baru” ungkap Lathifah Khoirunnisa’ tentang perasaan dan pengalamannya selama turun bencana.

Baca juga “PRESS RELEASE : KSR UNS GELAR DONOR DARAH RAMAH TEMAN TULI”

Kegiatan stress healing bersama anak-anak (Sumber : Dok. KSR UNS)

Nur Kholilah yang menjadi salah satu relawan psikososial dalam tim juga mengatakan bahwa pelajaran dan pendidikan di KSR UNS yang ia dapatkan benar-benar diterapkan, terutama tentang manajemen emosi sebagai relawan. Relawan dimasukkan ke dalam kelompok rentan karena secara tidak langsung relawan juga terdampak tetapi tetap harus menolong secara profesional, itulah dimana kematangan emosi sangat penting dimiliki oleh relawan.

Baca juga “Pakar Kesehatan Angkat Bicara Seputar Mutasi COVID-19 dalam Webinar Nasional yang Diselanggarakan oleh KSR UNS”

“Menjadi relawan itu harus selalu siap dengan kondisi yang akan dihadapi. Inisiatif, kreativitas, inovasi, serta kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan adat istiadat yang ada merupakan hal yang sangat diperlukan. Jangan ragu untuk menjadi relawan karena menjadi relawan itu menyenangkan dan InsyaAllah apa yang dilakukan itu akan menjadi berkah” jelas Zahida Farah dan pesannya untuk teman-teman calon relawan.

Foto Bersama (Sumber : Dok. KSR UNS)

Ketua Umum KSR PMI Unit UNS, Angga Firda Tamara, juga menyampaikan rasa bangga yang dirasakan bahwasannya ada relawan dari KSR UNS yang siap dan berkapasitas untuk diterjunkan membantu korban bencana. Rasa khawatir yang muncul sudah diantisipasi dengan pembekalan dan persiapan yang cukup untuk tiap relawan yang turun. Harapan untuk kedepannya semoga teman-teman yang kemarin turun bisa dijadikan sebagai contoh bagaimana seorang relawan dalam merespon panggilan kemanusiaan. Kita harus siap sedia setiap saat ada panggilan kemanusiaan, pengabdian yang kita berikan niscaya akan berdampak baik bagi mereka yang membutuhkan. [Humas KSR PMI Unit UNS/Aulia Yulia Maryani]