Kisah Razan Najjar, Perawat Di Tengah Medan Perang

“Paramedis yang melakukan pencarian, pengumpulan, atau perawatan luka-luka harus mendapat perlindungan khusus” Pasal 24 Konvensi Jenewa.

 

Sabtu, 2 Juni 2018, kabar duka kembali diterima dari tanah Palestina. Seorang perawat wanita berumur 21 tahun, Razan Ashraf Najjar menghembuskan nafas terakhirnya saat proses menyelamatkan warga Gaza Palestina saat aksi damai kepulangan akbar, Great Return March.

 

Razan menjadi korban tewas ke-119 dari pihak Palestina dalam demonstrasi yang terjadi sejak Rabu (30/3) di Jalur Gaza. Selain korban tewas, dilaporkan setidaknya 100 orang, termasuk  empat paramedis,  terluka dalam unjuk rasa yang terjadi Jumat (1/6). Razan tewas ditembak bagian dada oleh sniper militer Israel ketika berusaha menolong seorang demonstran yang terluka di Khan Younes.

Saat ditembak, Razan yang merupakan relawan dari Kementerian Kesehatan Gaza mengenakan pakaian putih khas medis dengan logo Perkumpulan Bantuan Medis Palestina serta tas obat dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi untuk menandakan bahwa ia bukanlah ancaman. Selain Razan ada empat paramedis lain yang dilaporkan mengalami luka luka saat unjuk rasa berlangsung, Jumat (1/6).

“Menembak personel medis adalah kejahatan perang di bawah Konvensi Jenewa,” tegas PMRC (Perkumpulan Tim Medis Palestina).

“Kami menyerukan adanya respons internasional terhadap pelanggaran HAM oleh Israel di Gaza,” tambahnya.

Kematian Razan yang merupakan seorang paramedis di medan perang akibat tembakan dari tentara Israel secara jelas telah melanggar Konvensi Jenewa tahun 1949. Sebab, salah satu poin penting dalam konvensi tersebut adalah bahwa paramedis mendapat perlindungan ketika berusaha menyelamatkan mereka yang terluka dalam konflik.

Sementara itu militer Israel mengatakan pasukannya beroperasi sesuai dengan prosedur standar operasi dan mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki insiden tersebut.

Najjar adalah korban perempuan kedua, dari sekitar 115 korban tewas, sejak aksi protes perbatasan yang mematikan dimulai pada akhir Maret.

Tanggal 14 Mei lalu ketika protes memuncak atas pembukaan Kedutaan Amerika Serikat di Yerusalem, seorang gadis berusia 14 tahun bernama Wessal Sheikh Khalil menjadi pemrotes wanita pertama yang ditembak mati.

Donor Darah di Bulan Puasa , Kenapa Tidak ?

Pada hari Rabu 30 Mei 2018 KSR PMI Unit UNS  kembali sukses menyelenggarakan Donor Darah yang bertempat di halaman SPMB kampus UNS. Agenda rutin dua bulan sekali ini kembali menyita perhatian tidak hanya mahasiswa mahasiswi UNS tapi juga bagi masyarakat sekitar UNS.

Beda dari biasanya, kali ini agenda yang bekerja sama dengan PMI Surakarta ini menggunakan kendaraan bus sebagai tempat untuk donor darah bukan lagi di ruangan kotak tertutup. Meskipun kegiatan berlangsung di bulan puasa, antusiasme masyarakat tidaklah menurun. Terbukti ada 44 pendaftar dan diperoleh 35 kantong darah lewat acara tersebut.

“ Acara Donor Darah kali ini menarik sekali, tidak hanya karena diadakan di Bulan Suci Ramadhan dimana banyak sekali mitos mitos yang dipercayai sebagian pendonor yang mengakibatkan berkurangnya stok kantong darah, kegiatan kali ini juga menggunakan sarana Bus sebagai tempat untuk donor darah yang biasanya hanya di ruangan tertutup sekarang di bus juga bisa. “ Tutur Ristika selaku Ketua Bidang III Pengabdian Masyarakat KSR PMI Unit UNS.

Kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam berbagi dan membantu satu sama lain. Selain itu juga, agenda Donor Darah ini membantu PMI agar ketersediaan kantong darah tetap terpenuhi. Dengan diselingi bagi bagi takjil gratis, banyak dari pendonor mengharapkan acara ini dilaksanakan rutin agar memudahkan mereka dalam donor darah.

“ Agenda kali ini juga bertujuan untuk menjaga stok kantong darah yang mulai menipis selain berbagi kepada sesama. Dengan diadakannya Donor Darah di bus ini bisa memberikan tambahan stok kantong darah dan bisa lebih berrmanfaat lagi bagi sesama” Tambah Ristika.

“ Menarik sekali soalnya tadi ketika datang aku bingung ini donor darah nya dimana, kok tidak ada tempat tertutup buat donor. Ternyata di Bus donor darahnya. Ini kali pertama aku donor darah di kendaraan Bus yang disediakan oleh PMI.” tutur salah satu pendonor dari mahasiswi UNS.

“ tadinya aku ragu buat donor darah, kan lagi puasa ya, takutnya pingsan dan ngga kuat apalagi ditolak gitu. Ternyata aku bisa donor darah, sama sekali ngga pusing atau apapun. Biasanya aku rutin donor darah di PMI, ngga pernah di Bus kaya gini, ini baru pertama kali buat aku.” tutur salah satu pendonor dari fakultas MIPA UNS.

 

Hero Zaman Now ? Ya Donor Darah

KSR PMI Unit UNS kembali menyelenggarakan Donor Darah pada tanggal 14 Mei 2018 kemarin yang bertempat di Medical Center UNS. Agenda rutin setiap dua bulan sekali ini telah sukses menyita perhatian masyarakat sekitar UNS terkhususnya mahasiswa mahasiswi UNS. Terbukti ada 95 pendaftar dan diperoleh 61 kantong darah lewat acara tersebut. Kegiatan yang berkerjasama dengan PMI Surakarta ini bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat untuk bisa membantu sesama melalui donor darah. Banyak dari pendonor sendiri yang mengharapkan acara ini rutin dilaksanakan agar memudahkan mereka untuk melakukan donor darah.

“Acara Donor Darah ini menarik sekali untuk yang pernah donor darah maupun yang baru pertama kali mencoba untuk donor darah. Karena selain bisa donor darah kita bisa juga cek kesehatan sebelum donor darah untuk mengetahui apakah kita memenuhi syarat ataupun tidak. Antusiasme ini terbukti  karena saya admin dari grup seluruh golongan darah KSR PMI Unit UNS, banyak yang japri saya dari luar kota maupun di Solo serta sekitarnya dan tanya² mengenai pengetahuan donor darah atau banyak yang bertanya di grup goldar KSR PMI Unit UNS. “ Tutur Barirta Naharuddina Bidang II Pengabdian Masyarakat Divisi Donor Darah.

“ Alhamdulillah saya bisa donor. Saya pernah ditolak berkali kali, terus waktu tahu KSR UNS mengadakan acara Donor Darah saya coba lagi siapa tahu saya diterima. Saya dapat informasi dari teman saya juga dari beberapa akun sosial media yang beredar. Dan Alhamdulillah saya memenuhi syarat untuk mendonorkan darah saya.” Tutur salah satu pendonor mahasiswa UNS.

Barirta menambahkan “ Teman-teman yang bisa donor darah atau sedang tidak sakit, bisa ikuti acara donor darah rutin 2 bulan sekali yg diadakan KSR PMI Unit UNS. Dengan begitu juga bisa check kesehatan sekalian lalu donor darah, tapi jangan salah bahwa setiap acara donor darah bukan untuk check kesehatan saja. Ini bisa mengindikasikan kalian apakah lebih sehat dari bulan lalu atau tidak. Selain itu kegiatan ini bisa menjadi simpanan kantong darah yang sewaktu waktu dibutuhkan oleh pihak PMI Surakarta”

Senam Sehat Bersama KSR PMI Unit UNS

Bertempat di halaman Gedung  Rektorat UNS, Senam Sehat yang diselenggarakan oleh KSR PMI Unit UNS pada Minggu 13 Mei 2018 disambut baik oleh masyarakat. Sambutan baik tersebut berasal dari masyarakat sekitar UNS, siswa siswi SD maupun mahasiswa UNS. Hal ini terbukti dari jumlah peserta sebanyak lebih dari 40 orang.

Senam Sehat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat juga membiasakan kebiasaan yang baik.

“Senam sehat yang kali ini jingkrak jingkrak banget, meskipun pindah lokasi ke halaman gedung Rektorat UNS dari biasanya, tapi massa yang datang tetap tidak bisa dianggap sedikit. Mulai dari siswa siswi SD sampai masyarakat umum semuanya ada, dan ikut berolahraga Senam Sehat ini. Acara ini adalah salah satu agenda rutin bidang III Pengabdian Masyarakat setiap bulan sekali. “ tutur Risqi Adanti selaku divisi Pengabdian Masyarakat KSR UNS 2018.

Selain Senam Sehat, terdapat cek kesehatan gratis. Cek ini meliputi pemeriksaan tekanan darah, berat badan serta tinggi badan.

“Senam Sehat ini ditunggu banget penyelenggaraannya. Karena disini jarang sekali ada yang mengadakan senam sehat begini, makanya kalo ada acara seperti ini langsung antusias. Senam ini juga biar badan tidak kaku kaku, olahraga biar lebih sehat.” Tutur salah satu ibu yang mengikuti senam.

Latihan dan Pemantapan ( LANTAP ) XXVII

Pada tanggal 4 hingga 6 Mei 2018 KSR PMI Unit UNS sukses menyelenggarakan Latihan dan Pemantapan atau yang biasa disebut dengan Lantap bagi anggota XXVII yang bertempat di Gondosuli, Tawangmangu Karanganyar.

Acara yang menjadi puncak dari pelatihan anggota baru ini dihadiri oleh 41 peserta. Disini peserta dikondisikan menjadi relawan yang siap membantu di daerah tertentu yang sedang mengalami bencana. Dengan dibekali materi materi selama LKPA, peserta diharapkan untuk terbiasa dengan keadaan bencana, ketika pada akhirnya mendapatkan instruksi untuk turun bencana anggota XXVII dalam keadaan telah siap.

“Pesertanya antusias sekali, walaupun mereka sampai di lokasi jam 10 malam, tapi mereka tetap menunjukkan progres yang maksimal. Untuk Manajemen Bencana juga bagus, meskipun masih kurang disana sini tapi tetap di acungi jempol. Disini kita bisa mengetahui seberapa kemampuan mereka dalam mengaplikasikan ilmu yang sudah mereka dapatkan selama LKPA” Tutur Galuh Kartikasari selaku divisi Pendidikan dan Pelatihan Bidang I Sumber Daya Anggota.

Dengan konsep simulasi bencana pada hari kedua ( 05/05), seluruh aspek-aspek kebencanaan dijalankan oleh peserta. Lantap adalah pendidikan formal yang terakhir bagi anggota muda yang sudah dibekali materi materi selama LKPA, dua bulan sebelum agenda ini berlangsung.

“Sebelum Lantap belum kebayang seperti apa sih Lantap itu. Tapi tenyata Lantap itu seru, soalnya kita berangkat dari UNS harus cari transportasi sendiri dengan bawaan carrier. Alhasil dapet truk yang bisa nampung semua peserta yang berangkat. Waw banget ketika peserta sudah sampai sebelum jam yang ditentukan panitia. Apalagi waktu long march berbekal peta dan kompas. Seru deh pokoknya” tutur Widya salah satu peserta dari Fakultas Pendidikan Ilmu dan Keguruan.

Berbeda dengan konsep diklat yang lebih mengutamakan fisik seorang relawan, pada Lantap ini,  mereka dituntut untuk dapat mengaplikasikan semua ilmu yang sudah mereka terima ke dalam situasi yang nyata pada Simulasi Manajemen Bencana.

Widya menambahkan “Hal yang mengesankan saat free time bareng angkatan 27 duduk melingkar, canda tawa dan melihat bintang malam. Apalagi saat hari terakhir semua angkatan melingkar bersama, bertepuk tangan, tertawa, bernyanyi bersama. Sama saat Manajemen Bencana ada korban yang histeria aktif, butuh beberapa orang untuk menangani sang korban”

Simulasi Manajemen Bencana

Pada hari Jumat (20/4) sampai Minggu (22/4) salah satu materi LKPA yaitu Manajemen Bencana telah sukses dilaksanakan di Kampus Kentingan UNS. Acara yang dihadiri 37 orang peserta ini merupakan materi puncak dari seluruh materi yang telah disampaikan untuk anggota baru agar siap diterjunkan dalam bencana atau kegiatan kepalang merahan lainnya.

Menejemen bencana adalah serangkaian kegiatan yang didesain untuk mengendalikan situasi bencana yang darurat dan untuk membantu orang yang renta bencana saat mengatasi dampak bencana tersebut. Didalam MB ini seluruh aspek kebencanaan dijalankan oleh peserta. Aspek-aspek MB itu antara lain assessment bencana, dapur umum, Incidental Command System and Triage (ICS), Logistik dan Distribusi, Pusat Data dan Informasi (Pusdatin),  Restoring Family Links (RFL), Shelter, WASH dan physocological support program (PSP).

Selama tiga hari tersebut, peserta juga mengaplikasikan langsung PSP, salah satu bentuk penanganan yang membantu penyintas dalam memperoleh fungsi sosial untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna pada hari Sabtu (21/4) lalu.

 

“Materi Manajemen Bencana ini bagus sekali, peserta dituntut untuk tidak hanya mengerti teori tapi juga diharuskan untuk bisa mempraktekkan langsung, disini namanya Simulasi Manajemen Bencana. Jadi mereka sebagai relawan tidak cuman tahu PP, PK, atau PRS tapi harus tahu juga tentang sistem bagaimana nantinya ketika turun bencana di lapangan. “ tutur Fifi, sebagai Divisi dari Bidang I Sumber Daya Anggota.

 

Fifi menambahkan, “ Jadi tujuannya, koordinasi antar anggota baru disini bisa bagus, dan peserta dapat mempraktekkan segala materi yang sudah didapatkan selama LKPA berlangsung”

 

“Jadi materi MB itu penting karena kita bisa tahu rasanya jadi relawan yang bener bener terjun ke bencana itu seperti apa. Melatih kesabaran kita dalam menghadapi karakter pengungsi yang emosinya tidak stabil, agar mental relawan tambah kuat. Melatih dan memperkuat koordinasi serta menambah kedekatan antar anggota. Kalo ada yang kesusahan itu anggota bidang lain harusnya bisa membantu anggota lain tanpa mengabaikan jobdesk yang diamanahkan.” Tutur Runi, salah satu peserta dari prodi Pendidikan Geografi.

“ Sedihnya itu, pas ada penyintas minta tolong dianterin ke kamar mandi, tapi ketika itu kamar mandi nya belum selesai dibuat oleh tim WASH. Sedih banget” tambah Runi.

Persiapan Lantap biar Mantap

 

Pada tanggal 14 April 2018, KSR PMI Unit UNS menyelenggarakan Post Test Akbar yang biasa disebut Pra Pelatihan dan Pemantapan bagi Anggota XXVII yang bertempat di Gor dan Javanologi UNS.

Acara yang menjadi puncak dari sebagian materi LKPA ( Latihan Keterampilan dan Pengembangan Anggota) ini dihadiri oleh 39 orang dari total 59 anggota angkatan XXVII. Disini, peserta diuji secara individu tentang seberapa besar pemahaman mereka mengenai Pertolongan Pertama (PP), Perawatan Kedaruratan (PK), serta Pendidikan Remaja Sebaya (PRS).

Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, peserta dapat mempraktikkan secara langsung teori teori yang sudah didapatkan serta dapat menjadi relawan yang bersikap profesional ketika terjun langsung ke lapangan.

kegiatan pralantap ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus menilai hasil pembelajaran selama LKPA selain itu juga ajang kompetisi yang kompetitif dan menjaga tempat pengakraban teman teman 27. Semoga untuk tahun tahun selanjutnya bisa dilaksanakan dengan konsep dan rangkaian acara yang lebih menarik lagi dan adek adek 27 lebih terpacu lagi dalam belajar dan setiap kegiatan yang ada. ” tutur Wuri Prasetyo selaku Kabid Bidang I Sumber Daya Anggota.

Salah satu peserta yang berada di pos Pendidikan Remaja Sebaya (PRS)

“ Kegiatan Post Test Akbar kemarin seru. Soalnya kan setiap anggota maju satu-satu, jadi ya lebih gugup, bingung juga, campur aduk pokoknya hehe. Terus kegiatannya bermanfaat banget, karena beberapa hari sebelumnya ada refresh materi yang tentunya membantu dan menambah. Kesannya wow, mantap.” tambah Widya salah satu peserta dari prodi pendidikan fisika.

Salah satu peserta sedang berada di pos Perawatan Kedaruratan (PK)

“ Pralantap adalah post test akbar yang dilakukan untuk menguji kemampuan masing masing anggota. Dimana kalian diuji untuk memahami dan menyelesaikan permasalahan korban kecelakaan dilapangan, mempraktikkan teori teori yang yang sudah diberikan ketika LKPA, memaknai amanah dan tanggung jawab sebagai penolong pertama, serta bagaimana berhubungan langsung dengan masyarakat. Disaat yang sama kita akan memperluas pengetahuan kasus kasus kecelakaan yang terjadi di masyarakat, melatih diri untuk bersikap tenang dan tetap profesional dalam penanganan kasus dan melatih cara berinteraksi dengan masyarakat serta berpikir cerdas dan insiatif dalam penanganan korban” tutur Irma salah satu peserta dari prodi Statistika.