Latihan dan Pemantapan KSR PMI Unit UNS Angkatan XXVIII

Gondosuli, Karanganyar – Pada Jumat-Minggu, 26 hingga 28 April 2019 lalu KSR PMI Unit UNS telah sukses menyelenggarakan Latihan dan Pemantapan atau yang disebut dengan LANTAP. Kegiatan LANTAP pada tahun ini diikuti anggota KSR PMI Unit UNS angkatan XXVIII yang bertempat di Gondosuli, Tawangmangu, Karanganyar,  Jawa Tengah.

Kegiatan LANTAP KSR PMI Unit UNS (dok. Humas KSR PMI Unit UNS)

Acara ini merupakan puncak dari pelatihan anggota muda angkatan XXVIII KSR PMI Unit UNS yang diikuti oleh 43  peserta. Dalam LANTAP ini peserta dikondisikan menjadi seorang relawan yang siap membantu suatu daerah yang sedang mengalami bencana. Dengan bekal materi yang telah diberikan selama LKPA (Latihan Keterampilan dan Pengembangan Anggota), peserta diharapkan untuk mampu menghadapi keadaan bencana. Anggota KSR PMI Unit UNS dididik dan dilatih untuk siap ketika mendapatkan instruksi untuk turun bencana.

Para peserta sedang memberikan tindakan pertolongan pertama
(dok. HUMAS KSR PMI Unit UNS)

Latihan dan Pemantapan KSR PMI Unit UNS Angkatan XXVIII ini menekankan pada simulasi materi manajemen bencana. Manajemen bencana adalah serangkaian kegiatan yang dibuat untuk menghadapi situasi bencana yang darurat, serta siap untuk membantu orang dalam menghadapi bencana. Dalam manajemen bencana, seluruh aspek kebencanaan dijalankan oleh peserta. Aspek-aspek manajemen bencana itu antara lain Assestment bencana, Dapur umum, ICS (Incidental Command System and Triage), Logistik dan Distribusi, RFL (Restoring Family Links), Shelter, WASH (Water Sanitation and Hygiene Promotion), dan PSP (Physcological Support Proragme).

Para Peserta Latihan dan Pemantapan KSR PMI Unit UNS Angkatan XXVIII
(dok. HUMAS KSR PMI Unit UNS)

“LANTAP-nya seru, tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Dalam LANTAP ini angkatan XXVIII dapat menghabiskan banyak waktu bersama dan saya dapat lebih mengetahui tentang karakteristik teman-teman angkatan saya. Berbagai macam kegiatan kami laksanakan bersama mungkin berat saat longmarchnya, tapi saya senang karena dapat melaluinya bersama teman-teman saya.” tutur Rona Azza salah satu peserta dari prodi Pendidikan Geografi.

“Harapannya di Pendidikan formal terakhir para anggota ini dapat berkembang ke tahap selanjutnya yang lebih dewasa, yang siap mengemban amanah lebih sebagai Anggota. Kedepannya, mereka dapat memanfaatkan bekal ilmu yang telah diberikan. Ibarat kata, Lantap bukanlah akhir, namun sebuah permulaan” jelas M Arif Sudarsono selaku Komandan KSR PMI Unit UNS.

Kegiatan Latihan dan Pemantapan ini kemudian ditutup dengan sarasehan dan sharing bersama dari berbagai angkatan ANGGOTA KSR PMI Unit UNS. (Humas KSR PMI Unit UNS/ Lela Hasna)

Yuk kenali gejala dan penyebab Malaria!

Sumber gambar : www.independent.co.uk

Halo Sobat KSR UNS! Kali ini dalam rangka peringatan Hari Malaria Sedunia pada 25 April 2019, yuk kita kenali gejala dan penyebab dari Malaria. Penyakit malaria merupakan penyakit endemik di Indonesia. Kedua penyakit ini ditularkan oleh nyamuk sebagai vektor penularan penyakit. Pada dasarnya nyamuk hidup di habitat pantai, hutan atau gunung dengan menghisap darah pada binatang yang ada di habitat tersebut. Namun seiring dengan rusaknya lingkungan ekosistem hutan, kehidupan dan keseimbangan alami tempat hidup mereka pun terganggu. Nyamuk pun menulari sumber dan lokasi kehidupan baru.

Orang-orang sehat yang keluar masuk hutan, terpaksa harus menerima gigitan nyamuk, dan pulang membawa parasit di dalam darahnya. Demikian pula penduduk yang bermukim disekitar hutan menjadi sasaran terdekat nyamuk-nyamuk hutan yang mencari sumber kehidupan mereka.

Gejala Malaria                      

Gejala malaria biasanya akan muncul antara satu sampai dua minggu setelah tubuh terinfeksi. Gejala juga bisa muncul setahun setelah gigitan nyamuk, namun kasus ini jarang terjadi. Gejala-gejala malaria umumnya terdiri dari demam, berkeringat, menggigil atau kedinginan, muntah-muntah, sakit kepala, diare, dan nyeri otot.

Jika Sobat sudah terlanjur mengalami gejala-gejala malaria, segera temui dokter agar bisa dilakukan diagnosis dan penanganan secepatnya. Malaria dapat didiagnosis dengan mudah melalui tes darah yang sederhana.

Parasit Penyebab Malaria

Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium. Nyamuk Anopheles betina merupakan vektor dari parasit Plasmodium. Dua jenis parasit yang umum di Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Gigitan nyamuk malaria lebih sering terjadi pada malam hari. Setelah terjadinya gigitan, parasit akan masuk ke dalam aliran darah. Penyebaran penyakit malaria juga bisa terjadi melalui transfusi darah atau melalui pemakaian jarum suntik secara bergantian. Meski kasus ini jarang sekali terjadi, Sobat tetap harus berhati-hati.

Pencegahan Malaria

Upaya pencegahan yang paling mudah yaitu menghindari diri kita dari gigitan nyamuk. Itu adalah cara yang paling penting untuk mencegah penularan malaria. Sobat bisa memakai kelambu untuk menutupi ranjang saat tidur, menyingkirkan genangan air di sekitar rumah, memakai losion anti serangga, dan menggunakan pakaian atau selimut yang menutupi kulit tubuh. Yuk Bersama kita jauhi Malaria! (Humas KSR PMI Unit UNS)

Sumber : https://www.alodokter.com/malaria

 

Cut Irsanya Nilam Sari. 2005. PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT MALARIA DAN DEMAM BERDARAH DENGUE. Makalah. Dikutip dari http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/09145/cut_irsanya_ns.pdf

Sejuta Cinta untuk Lentera

Surakarta – Pada Minggu (14/4), KSR PMI Unit UNS telah mengadakan kegiatan Bakti Sosial di Yayasan Lentera. Yayasan yang berada di komplek Taman Makam Pahlawan Kusuma Bhakti, Surakarta ini merupakan rumah singgah bagi anak-anak dengan HIV/ AIDS (ADHA). Kegiatan ini merupakan salah satu dari rangkaian acara Bulan Sehat dan Silaturahim Bareng Sedulur (SIBLUR) KSR PMI Unit UNS. Dengan tajuk “Sejuta Cinta untuk Lentera”, acara ini ditujukan untuk para ADHA yang singgah di rumah Lentera.

Rangkaian kegiatan Bakti Sosial KSR PMI Unit UNS dibuka dengan sambutan oleh M. Arif Sudarsono selaku Komandan KSR PMI Unit UNS dan Bapak Puger Mulyono selaku Pengurus Yayasan Lentera. Acara dilanjutkan dengan acara Inti yakni edukasi hidup bersih dengan tema Rajin Mandi. Edukasi ini dipandu oleh teman-teman KSR PMI Unit UNS dengan cara yang meneyangkan yakni mewarnai. Diawali dengan penjelasan singkat pentingnya mandi melalui video edukatif. Setelah itu dilanjutkan dengan permainan yang mengajarkan arti pentingnya mandi untuk ADHA. Selain games, juga ada dongeng yang disampaikan oleh Kak Nasir yang merupakan Angkatan 9 KSR PMI Unit UNS, dan sulap oleh kak Rio yang menghibur anak-anak di Yayasan Lentera.

“Diharapkan banyak kegiatan positif seperti ini yang terus diadakan di Yayasan Lentera. Banyak stigma negatif dan diskriminasi masyarakat terhadap anak- anak dengan HIV Aids ini, dengan kegiatan ini saya berharap agar masyarakat juga mulai peduli dengan ADHA. Saya mengapresiasi kegiatan ini karena tidak banyak masyarakat maupun mahasiswa yang mau dan berani melakukan kegiatan disini.” menurut Puger Mulyono selaku pengurus Yayasan Lentera.

“Acara ini diadakan sebagai wujud untuk mengkampanyekan bahwa yang dijauhi adalah penyakitnya (HIV/AIDS) bukan orang dengan panyakit tersebut” tambah M. Arif Sudarsono selaku Komandan KSR PMI Unit UNS. Acara ditutup dengan bermain tanya jawab dan membagikan bingkisan kepada setiap anak-anak Lentera. (Humas KSR PMI Unit UNS/ Lela Hasna dan Andina Ayu)

 

Kadar Hemoglobin Rendah? Coba Yuk 6 Jus Sehat Penambah Darah

 

Kamu sering ditolak donor darah karena HB rendah? Memiliki riwayat darah rendah alias anemia? Nah, Anemia ini menjadi salah satu penyakit yang menarik kekhawatiran dunia. Menurut World Health Organization, ada 2,3 miliar penduduk di dunia menderita anemia, separuhnya disebabkan zat besi dan lebih dari separuhnya kekurangan zat besi yang berfungsi untuk membentuk hemoglobin.

Sementara di Asia Tenggara dan Afrika memiliki angka anemia yang tertinggi yaitu 85 persen. Sedangkan di Indonesia jumlah penderita anemia menempati posisi tertinggi kelima di dunia.

Eits, tenang, ada banyak cara untuk mengatasi kasus anemia, pada kasus ekstrim penderita harus mendapatkan transfusi darah. Sedangkan untuk kasus anemia ringan, ada berbagai cara asyik yaitu dengan mengonsumsi minuman jus penambah darah. Apa saja? Check this out!

  1. Jus Peterseli

Tanaman herbal yang biasa dipakai sebagai penghias makanan ini adalah alternatif pertama. Tanaman ini ternyata mengandung zat besi, vitamin, atau antioksidan yang bisa mendetokfikasi tubuh. Langkah membuatnya sangat sederhana dengan mem-blend peterseli bersama dengan air putih serta perasan lemon.

  1. Jus Bit

Bit mengandung tinggi zat besi,  yang mampu menambah energi tentunya juga sebagai minuman penambah darah. Warnanya yang merah juga menarik perhatian. Cara membuatnya cukup mudah dengan mem-blend buah bit dan wortel.

  1. Jus Blackberry, Strawberry, dan Apel

Jus penambah buah kali ini mengandung tinggi zat besi, selain itu juga mengandung serat dan antioksidan yang mampu mendetoksiifikasi darah. Sehingga jus ini sangat menyehatkan dan direkomendasikan untuk penderita anemia.

Aneka Buah (sumber : google.com)

  1. Jus Lobak dan Selada Air

Salah satu cara mencegah anemia yang lainnya yakni dengan mengonsumsi sayuran rendah kalori, misalnya : lobak dan selada air. Cara membuatnya dengan mencampur 5 ikat selada air dan 4 buah lobak, jika anda suka tambahkan 2 genggam bayam lalu blend dan beri air secukupnya.

  1. Jus Wortel dan Selada air

Wortel dan selada air merupakan kombinasi resep jus penambah darah dan juga dapat merevitalisasi tubuh. Selain itu, juga dapat menambah asupan serat dan meningkatkan performa fisik maupun mental ketika kekurangan materi. Rutin mengonsumsi resep jus ini dapat mencegah gejalan anemia.

  1. Jus Wortel, Bayam, dan Seledri

Jus penambah darah satu ini  mengandung beragam vitamin dan mineral yang meningkatkan energi ketika Anda menderita kelelahan kronis dan anemia. Tentunya akan efektif menambah darah ketika dikonsumsi rutin.

Nah, itu tadi cara asyik untuk meningkatkan kadah HB dalam tubuh. Gimana? Tertarik mencoba? Yuk segera buat dan salam sehat!(Humas KSR PMI Unit UNS/ Amelia NK)

 

Sumber :honestdocts.com, libang.depkes.go.id

Aksi Sosial Para Relawan untuk Sungai Pepe

SURAKARTA – Ratusan relawan dari berbagai instansi mengikuti kegiatan bersih-bersih sungai Pepe didepan terminal Tirtonadi, Minggu (24/2). Acara ini dihadiri kurang lebih 200 orang relawan dari BPBD, BASARNAS, SAR UNS, SAR MTA, SAR RAJAWALI, PMI dan instansi yang lainnya. KSR PMI Unit UNS sebagai bagian dari PMI Kota Surakarta turut serta dalam serangkaian acara tersebut dengan mengirimkan 11 relawan, jumlahnya cukup banyak dibandingkan dengan KSR Unit lain.

Acara yang diadakan oleh BPBD ini merupakan hasil dari koordinasi instansi-instansi yang ada, antara lain BPBD, BASARNAS, PMI dan instansi lainnya. Kerjasama ini membahas berbagai kegiatan bermanfaat, dan kegiatan positif seperti forum sikaturahmi. Kemudian disepakati kegiatan bersih-bersih sungai di Tirtonadi sambil mensosialisasikan atau mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Ini merupakan acara yang pertama kali diadakan oleh BPBD.

Rangkaiankegiatan diawali dengan senam yang diikuti para relawan dan warga sekitar. Setelah itu langsung diadakan koordinasi berupa pembagian kerja antara lain : bagian bersih-bersih sungai, bagian mengambil sampah, bagian promosi atau edukasi ke masyarakat dan bagian dapur umum.

“Harapannya acara ini bukan acara terakhir tetapi akan acara yang lain, saya pribadi dan teman-teman optimis, kita punya potensi besar dan insyaallah pada tahun 2019 ini akan menjadi lebih baik lagi dari tahun kemarin. Kita akan membuat kegiatan yang memiliki nilai lebih dibanding tahun sebelumnya.” menurut Krisnantiyo Bayu Aji selaku kepala seksi bidang SDM dan Penanggulangan Bencana sekaligus mewakili PMI Surakarta dalam acara susur sungai.

Kilas Balik Bencana Alam di Tahun 2018

Telah terjadi banyak bencana di Indonesia sepanjang tahun 2018 lalu. Beberapa diantaranya berdampak parah pada kerusakan infrastruktur dan menimbulkan banyak korban jiwa.

Menurut data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin (31/12/2018) total kejadian bencana yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia per 30 Desember 2018 mencapai 2.564 bencana.
Ribuan bencana tersebut menyebabkan 3.349 orang meninggal, 1.432 orang hilang, 21.064 orang luka-luka, 10,2 juta orang mengungsi dan terdampak bencana, 319.527 unit rumah rusak dan ribuan fasilitas umum rusak.

Lokasi Potensi Gempa Bumi di Indonesia (Sumber: magma.vsi.esdm.go.id)

Rangkaian bencana di Indonesia yang pertama yaitu gempa bumi di Lebak, Banten pada 23 Januari 2018 yang terasa hingga Jakarta, menyebabkan 479 rumah di wilayah Banten dan Jawa Barat rusak

Memuncak pada gempa berkekuatan 6,4 skala Richter (SR) yang mengguncang Lombok yang menyebabkan 481 orang meninggal dan gempa 7,4 SR di Sulawesi Tengah yang mengakibatkan 2.113 orang meninggal. Berakhir dengan longsor yang terjadi di Kabupaten Sukabumi.

Jumlah bencana alam tahun 2018 memang lebih sedikit dari pada tahun 2017 yang mencatat 2.862 bencana. Namun jumlah korban pada tahun 2017 jauh lebih rendah, yaitu 378 kasus kematian, dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 3.349 kasus kematian.

 

Pemberian bantuan kepada warga yang terdampak bencana.

(Sumber: instagram/palangmerah_indonesia)

Hingga saat ini Palang Merah Indonesia (PMI) terus berupaya memberikan bantuan kepada seluruh warga yang terdampak bencana alam. Relawan PMI dari berbagai daerah turut membantu dalam memberikan bantuan kepada para korban.

Bebagai kegiatan yang dilakukan relawan PMI tersebut berupa assesment, evakuasi, pertolongan pertama, dapur umum, pelayanan kesehatan, distribusi bantuan serta upaya pemulihan psikologis bagi warga yang terdampak bencana tersebut.

Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Relawan Solo Peringati Hari Relawan dengan Gotong Royong Griya PMI Solo

 

SOLO – Ratusan relawan kota Solo mengikuti Gotong Royong di Griya PMI, Sabtu (22/12/2018), dalam rangka memperingati Hari Relawan Internasional pada 6 Desember lalu dan Hari Relawan Nasional pada 26 Desember mendatang. Peringatan ini dijadikan momentum relawan Solo untuk memperkuat solidaritas dan meningkatkan kesiapsiagaan serta ketangguhan para relawan. Acara ini dihadiri kurang lebih 150 orang yang terdiri TSR, KSR, PMR dan masyarakat sekitar.
Peringatan pada tahun ini tidak lepas dengan tema yang dicanangkan ”Kesiapsiagaan Relawan PMI dalam menghadapi bencana alam dan bencana kemanusiaan”. Tema tersebut diwujudkan dengan kegiatan bersih Griya PMI meliputi : bersih lingkungan Griya PMI, bersih diri warga Griya PMI, hingga pengecatan ulang Griya PMI. Sebelum gotong royong dimulai, acara diawali dengan Apel pagi di halaman Griya PMI.
KSR PMI Unit UNS sebagai bagian dari PMI Solo turut serta dalam serangkaian acara tersebut. Selain kegiatan gotong royong. Para relawan yang hadir juga memberikan donasi untuk Griya PMI. Donasi yang terkumpul dari kegiatan ini akan digunakan untuk membantu operasional yang ada di Griya PMI.

Puncak rangkaian acara dilaksanakan pada hari Sabtu malam pukul 20.00 WIB dengan kegiatan kumpul relawan se-Solo di halaman PMI surakarta. Kegiatan diawali dengan berbagai sambutan dan dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada para relawan yang telah memiliki dedikasi tinggi kepada PMI.
Diharapkan penghargaan kepada para relawan tersebut dapat meningkatkan semangat dalam berkontribusi di PMI. KSR PMI Unit UNS juga menjadi salah satu Unit yang mendapat penghargaan tersebut. Muna Maimuna, Atiqa Ulfa, dan Ristika P H P sebagai salah satu relawan dari KSR PMI Unit UNS yang mendapat penghargaan karena telah terjun langsung ke Bencana Alam Lombok. Diakhir acara, dilaksanakan do’a bersama yang dihantarkan untuk Almarhum Bp. Joko selaku koordinator PMR Mula di PMI Solo.

Menurut Barly Shodiq, selaku Staff PMI Surakarta, “Diharapkan dengan adanya acara ini dapat meningkatkan kesiapsiagaan relawan terutama untuk bencana kemanusiaan. Telah kita ketahui bersama Griya PMI merupakan tempat tinggal orang-orang yang spesial yakni orang gila terlantar dan orang tua terlantar. Yang pada saat ini krisisnya kepedulian terhadap mereka. Selain itu untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam bencana alam saat ini PMI Solo juga masih melaksanakan pembangunan hunian sementara di Palu.”