Telah terjadi banyak bencana di Indonesia sepanjang tahun 2018 lalu. Beberapa diantaranya berdampak parah pada kerusakan infrastruktur dan menimbulkan banyak korban jiwa. Menurut data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin (31/12/2018) total kejadian bencana yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia per 30 Desember 2018 mencapai 2.564 bencana. Ribuan bencana tersebut menyebabkan 3.349 orang meninggal, 1.432 orang hilang, 21.064 orang luka-luka, 10,2 juta orang mengungsi dan terdampak bencana, 319.527 unit rumah rusak dan ribuan fasilitas umum rusak. Lokasi Potensi Gempa Bumi di Indonesia (Sumber: magma.vsi.esdm.go.id) Rangkaian bencana di Indonesia yang pertama yaitu gempa bumi di Lebak, Banten pada 23 Januari 2018 yang terasa hingga Jakarta, menyebabkan 479 rumah di wilayah Banten dan Jawa Barat rusak Memuncak pada gempa berkekuatan 6,4 skala Richter (SR) yang mengguncang Lombok yang menyebabkan 481 orang meninggal dan gempa 7,4 SR di Sulawesi Tengah yang mengakibatkan 2.113 orang meninggal. Berakhir dengan longsor yang terjadi di Kabupaten Sukabumi. Jumlah bencana alam tahun 2018 memang lebih sedikit dari pada tahun 2017 yang mencatat 2.862 bencana. Namun jumlah korban pada tahun 2017 jauh lebih rendah, yaitu 378 kasus kematian, dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 3.349 kasus kematian. Pemberian bantuan kepada warga yang terdampak bencana. (Sumber: instagram/palangmerah_indonesia) Hingga saat ini Palang Merah Indonesia (PMI) terus berupaya memberikan bantuan kepada seluruh warga yang terdampak bencana alam. Relawan PMI dari berbagai daerah turut membantu dalam memberikan bantuan kepada para korban. Bebagai kegiatan yang dilakukan relawan PMI tersebut berupa assesment, evakuasi, pertolongan pertama, dapur umum, pelayanan kesehatan, distribusi bantuan serta upaya pemulihan psikologis bagi warga yang terdampak bencana tersebut. Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Simulasi Manajemen Bencana
Pada hari Jumat (20/4) sampai Minggu (22/4) salah satu materi LKPA yaitu Manajemen Bencana telah sukses dilaksanakan di Kampus Kentingan UNS. Acara yang dihadiri 37 orang peserta ini merupakan materi puncak dari seluruh materi yang telah disampaikan untuk anggota baru agar siap diterjunkan dalam bencana atau kegiatan kepalang merahan lainnya. Menejemen bencana adalah serangkaian kegiatan yang didesain untuk mengendalikan situasi bencana yang darurat dan untuk membantu orang yang renta bencana saat mengatasi dampak bencana tersebut. Didalam MB ini seluruh aspek kebencanaan dijalankan oleh peserta. Aspek-aspek MB itu antara lain assessment bencana, dapur umum, Incidental Command System and Triage (ICS), Logistik dan Distribusi, Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), Restoring Family Links (RFL), Shelter, WASH dan physocological support program (PSP). Selama tiga hari tersebut, peserta juga mengaplikasikan langsung PSP, salah satu bentuk penanganan yang membantu penyintas dalam memperoleh fungsi sosial untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna pada hari Sabtu (21/4) lalu. “Materi Manajemen Bencana ini bagus sekali, peserta dituntut untuk tidak hanya mengerti teori tapi juga diharuskan untuk bisa mempraktekkan langsung, disini namanya Simulasi Manajemen Bencana. Jadi mereka sebagai relawan tidak cuman tahu PP, PK, atau PRS tapi harus tahu juga tentang sistem bagaimana nantinya ketika turun bencana di lapangan. “ tutur Fifi, sebagai Divisi dari Bidang I Sumber Daya Anggota. Fifi menambahkan, “ Jadi tujuannya, koordinasi antar anggota baru disini bisa bagus, dan peserta dapat mempraktekkan segala materi yang sudah didapatkan selama LKPA berlangsung” “Jadi materi MB itu penting karena kita bisa tahu rasanya jadi relawan yang bener bener terjun ke bencana itu seperti apa. Melatih kesabaran kita dalam menghadapi karakter pengungsi yang emosinya tidak stabil, agar mental relawan tambah kuat. Melatih dan memperkuat koordinasi serta menambah kedekatan antar anggota. Kalo ada yang kesusahan itu anggota bidang lain harusnya bisa membantu anggota lain tanpa mengabaikan jobdesk yang diamanahkan.” Tutur Runi, salah satu peserta dari prodi Pendidikan Geografi. “ Sedihnya itu, pas ada penyintas minta tolong dianterin ke kamar mandi, tapi ketika itu kamar mandi nya belum selesai dibuat oleh tim WASH. Sedih banget” tambah Runi.