65 Personil KSR UNS dalam penjagaan Upacara 17 Agustus dan UNS Student Vaganza Hari Kemerdekaan Indonesia yang tepatnya pada 72 tahun silam, masih membekas di hati seluruh rakyat Indonesia. Begitu pula bagi anggota KSR PMI Unit UNS. Sebanyak 65 personil dari KSR UNS siap siaga untuk membantu jika ada yang membutuhkan pertolongan pertama. Personil KSR UNS sedang berjaga di depan halaman gedung Rektorat UNS Dari pukul enam pagi hingga pukul 10.00 WIB, anggota KSR UNS berjaga di depan halaman Rektorat UNS dalam rangka upacara 17 Agustus. Kemudian langsung menuju ke Stadion UNS dalam rangka UNS Student Vaganza. Dalam acara ini, anggota KSR UNS siap siaga menolong 7520 mahasiswa baru yang membutuhkan pertolongan pertama. Meskipun acara berlangsung hingga sore hari, tetapi anggota KSR UNS selalu sigap saat ada korban berjatuhan. Personil KSR UNS berlarian untuk membantu peserta yang membutuhkan pertolongan pertama “Alhamdulillah penjagaan hari ini lancar, yang dateng banyak banget, sampe kita bisa mengelilingi peserta. Sebagai pengurus, aku sangat senang dan bangga karena adik-adik dan teman-teman mempunyai semangat besar untuk memberikan manfaat pada orang lain, salah satunya dengan ikut penjagaan ini. Meskipun dari pagi sampe sore hari, meskipun harus menjaga beribu-ribu orang, semangat anggota tetap membara hingga akhir, aku bangga banget” tutur Nuraini Afifah selaku divisi Operasional Penjagaan KSR UNS 2017. Personil KSR UNS siap siaga disamping peserta “Untuk penjagaan hari ini, yang pertama saya sebagai kepala bidang markas merasa bangga punya temen-temen yang rela ngeluangin waktu untuk bertugas menjaga mahasiswa yang berkegiatan. Capek iya, panas iya, itu sudah hal biasa bagi kami semua itu sudah tak berasa lagi karena kita hanya fokus pada mahasiswa baru yang mungkin jatuh pingsan saat berkegiatan. Satu hal kami bangga menjadi seorang relawan itu yang membuat kita tak pernah pernah mengeluh saat bertugas di sgala kondisi karena kami bangga menjadi relawan membantu dalam hal kemanusiaan” ujar Muhammad Galih Adi N. sebagai Kepala bidang Markas KSR UNS 2017. Personil KSR UNS tetap siap siaga disamping peserta meskipun cuaca sangat panas
KSR UNS sebagai Peserta Terbaik ke-2 dalam Pelatihan PP SAR Air ke IX di Bali
Minggu, 30 Juli 2017 KSR UNS mengirimkan 2 delegasi untuk mengikuti Pelatihan Pertolongan Pertama Search and Rescue ke IX di Bali, delegasi terpilih yaitu Euinike Paramita angkatan 25 dan Wuri Prasetyo angkatan 26 yang telah mengikuti serangkaian seleksi, diantaranya seleksi fisik, seleksi renang, seleksi pertolongan pertama dan wawancara. Wuri dan Euinike sebagai delegasi dari KSR UNS dalam Pelatihan PP SAR Air ke IX di Bali Pelatihan berlangsung 9 hari dimulai 31 Juli sampai 7 Agustus 2017 yang berlokasi di Bali tersebar dibeberapa tempat yaitu Kampus Pascasarjana Universitas Mahasaraswati Denpasar, Gedung Kopertis Wilayah VIII Bali Nusra, PMI Kota Denpasar, Kolam Renang dan Pantai Patrajasa, Badung. Peserta pelatihan ini berasal dari seluruh wilayah di Indonesia. Tepatnya pada hari Senin, 31 Juli 2017, delegasi KSR UNS tiba di Despasar. Sesampainya di lokasi, delegasi KSR UNS chek in, dilanjutkan registrasi ulang, pre-test, technical meeting dan pengakraban dengan peserta lainnya. Selanjutnya acara dimulai dengan upacara pembukaan pelatihan di gedung Kopertis Wilayah VIII Bali Nusra yang dilanjutkan seminar nasional “Kampus Siaga Bencana” Praktek jaw thrust pada korban yang kesulitan bernapas Hari ke-tiga dan ke-empat, pelatihan pertolongan pertama dilaksanakandi PMI Kota Denpasar, tidak hanya materi peserta juga diberikan sesi praktek pertolongan pertama saat kelas-kelas kecil, yang dilengkapi dengan simulasinya. Hari berikutnya, peserta mendapatkan sesimateri dan pelatihan yang dilanjutkan dengan tes berenang di kolam renang. Peserta pelatihan melakukan run swim run Di hari ke-enam dan ke-tujuh peserta menjalani pelatihan di Pantai Patrajasa. Pantai yang terletak di sebelah Bandara Internasional Ngurah Rai. Pelatihan kali ini sangat menantang karena menghabiskan banyak energi dimana peserta harus melakukan run swim run (berlari sejauh 100 meter di pasir, lalu berenang 100 meter, dan dilanjut berlari lagi 100 meter di pasir). Peserta juga melakukan simulasi pertolongan pertama di air dan berperan sebagai tim penyelamat dengan total 10 korban yang tersebar di seluruh area pantai. Hasilnya peserta dapat menyelesaikan simulasi dengan sangat baik dan mendapat pujian dari para pelatih dari PMI maupun BASARNAS. Minggu, 6 Agustus 2017 semua peserta dan panitia melakukan aksi sosial membersihkan sungai yang ada di kota Denpasar dilanjutkan post-test, dan penutupan rangkaian acara pelatihan. Dalam penutupan acara, diumumkan peserta terbaik Pelatihan PP SAR Air ke IX dimana delegasi KSR UNS mendapatkan gelar sebagai peserta terbaik ke-2 menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi Universitas Sebelas Maret khusunya KSR PMI Unit UNS. Hari berikutnya peserta mendapatkan tour keliling Bali yang telah disiapkan oleh panitia, fasilitas yang diberikan yaitu peserta dapat melakukan rafting, berkeliling di Pura Taman Ayun dan menikmati sunset di Tanah Lot, baru keesokan harinya, delegasi dari KSR UNS pulang ke Solo. Penyerahan piala terbaik ke-2 untuk KSR UNS “Pengalaman berharga, keluarga baru, ilmu yang tidak dapat digantikan dan kesempatan mengharumkan nama UNS adalah sedikit dari banyak hal yang dapat dipetik dari serangkaian pelatihan selama 9 hari ini” tutur Eunike Paramita.
KSR UNS dalam Temu Karya Jawa Tengah 2017
Jumpa Bakti Gembira dan Temu Karya atau yang biasa disingkat dengan istilah Jumtek merupakan kompetisi lima tahun sekali yang diadakan oleh PMI Jawa Tengah bagi PMR dan KSR se Jateng. Lebih tepatnya Jumbara ini diselenggarakan untuk anak-anak PMR Mula, Madya serta Wira, sedangkang untuk Temu Karya diperuntukkan bagi KSR. Jumtek kali ini diadakan di Pati, pada tanggal 22 sampai 27 Juli 2017. Perwakilan KSR UNS dalam Temu Karya 2017 Dalam Temu Karya, setiap perwakilan dari kota atau kabupaten akan mengirimkan satu perwakilan untuk tiap lintas terampil yang diperlukan saat manajement bencana. Ada 11 perwakilan KSR dari Surakarta dan lima diantaranya dari KSR PMI Unit UNS. Mereka adalah Wawan Yudianto sebagai koordinator lapangan, Akh Kamali Hidayat sebagai tim assessment, Aulia Umi Valentina sebagai tim logistik, Ristika Permatasari Hermawan Putri sebagai tim PHAST dan Arfin Dwi Setiawan sebagai tim publikasi informasi. Diskusi dengan kontingen KSR dari 35 kota atau kabupaten di Jawa Tengah yang telah dibagi kedalam kelompok kecil “PHAST atau Participatory Hygiene And Sanitation Transformation adalah suatu pendekatan partisipatif untuk meningkatkan perilaku higiene, perbaikan sanitasi dan pengelolaan fasilitas sanitasi serta air bersih oleh masyarakat. Jadi kemarin tiap kabupaten atau kota ngirimkan satu orang perwakilan untuk phast ini, totalnya ada 35 orang. Di hari pertama kita dapat pembekalan dari fasilitator, buat membentuk tujuh kelompok. Nah nanti tiap kelompok ini menerangkan tahapan phast dari tahap 1 sampai 7. Yaitu ada identifikasi masalah, analisa masalah, perencanaan untuk jalan keluar, pemilihan opsi-opsi, perencanaan untuk fasilitas baru dan perubahan perilaku, perencanaan untuk pemantauan dan evaluasi serta yang terakhir yaitu pemantauan yg partisipatif” papar Ristika Permatasari. Ia juga menambahkan bahwa disetiap harinya ada praktik nyata dari setiap tahapan PHAST. Kontingen PMI Surakarta dalam Parade “Selain lomba yang berkaitan tentang manajement bencana, dalam Jumtek 2017 ini juga ada edutainment dan parade budaya. Kebetulan untuk edutainment kita dapat tema WASH (Water, Sanitation and Hygiene), nah kita menyuguhkan drama yang intinya jangan membuang sampah sembarangan, selain itu kita juga harus mengelola pohon, air, udara dan apapun yang ada dibumi ini. Mirip dengan WASH, di parade budaya, Kontingen Surakarta mengambil tema sampah. Jadi tim kita pengen ngasih contoh bahwa sampah itu bisa diolah menjadi barang yang lebih bernilai seperti pakaian dari pelepah pisang atau dari plastik bekas, yang ditampilkan saat parade.” Jelas Aulia Umi sebagai partisipan ketiga lomba tersebut. Pada hari terakhir, kontingen PMI Surakarta ini memberikan kabar gembira karena telah mendapatkan peringkat satu untuk KSR dan Sukarelawan.
Donor Darah dan Senam Sehat ke II
Dengan mengusung tema, “Sehatkan Raga, Sehatkan Jiwa”, KSR PMI Unit UNS mengadakan donor darah dan senam sehat untuk yang kedua kalinya pada tahun ini. Senam sehat yang dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 21 Mei 2017 ini bertempat di Halaman Rektorat Universitas Sebelas Maret. Tepat pukul 06.20 WIB acara dimulai dan diikuti oleh sekitar 30 orang mahasiswa dan masyarakat sekitar dengan antusias. “Biasanya saya cuma lari pagi di sekitar sini, tapi kalau ada senam sehat kayak gini jadi lebih asik, soalnyakan bareng-bareng sama banyak orang. Ada instruktur senamnya juga.” tutur Siti, salah satu peserta senam sehat. Selain untuk memfasilitasi masyarakat sekitar dalam hal kesehata jiwa, senam sehat ini juga bertujuan untuk mengenalkan KSR UNS agar lebih dikenal lagi. Selanjutnya pada hari Senin tanggal 22 Mei 2017 donor darah diselenggarakan di dua tempat, yaitu di Student Center UNS dan di Kampus JPTK UNS Pabelan. Acara yang bekerjasa dengan PMI Kota Surakarta ini bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa UNS dalam membantu sesama. Donor darah ini, berhasil mendapatkan 70 kantong darah. Tepatnya 28 kantong darah dari mahasiswa yang mendonor di Kampus JPTK UNS Pabelan dan 42 kantong darah dari mahasiswa yang mendonor di Student Center UNS. “Tadi itu pertama kalinya saya donor, jadi rasanya deg-degan sama takut. Oya, tadi kan saya sempet pingsan, sewaktu saya sadar, saya sudah diatas tiker dan ditemani sama panitia. Abis itu kita ngobrol dan saling tuker info. Makasih banyak ya buat semua perugas PMI dan Panitia.” tutur Anisyati Chalifah, mahasiswi Fakultas Pertanian yang mendonor di Student Center. “Tadi kan teman saya habis donor sepet pingsan gara-gara langsung berdiri, nah, penanganannya dari PMI dan Panitia sangat bagus. Soalnya tadi PMI dan panitia langsung gerak cepat nolongin teman saya.” tutur Munti’ah, salah satu mahasiswa Fakultas Pertanian.
LANTAP XXVI KSR UNS
Pada tanggal 12 hingga 14 Mei 2017, KSR PMI Unit UNS menyelenggarakan Latihan dan Pemantapan bagi anggota XXVI yang bertempat di Desa Mliwis Cepogo Boyolali. Acara yang menjadi puncak dari pelatihan anggota baru ini dihadiri oleh 33 peserta. Disini, peserta dikondisikan menjadi relawan yang akan membantu daerah tertentu yang sedang mengalami bencana. Karena didalam LKPA teman-teman XXVI telah terbiasa dengan keadaan bencana, saat mendapatkan instruksi terjun kebencana anggota XXVI telah siap. “Alhamdulillah kegiatan Lantap XXVI berjalan cukup lancar dengan bantuan dari seluruh panitia KSR UNS dan peserta yang cukup antusias dalam mengikuti kegiatan ini, terlihat dari banyakn ya peserta yang datang yaitu 33 dari 44 angkatan XXVI KSR UNS. Dari jumlah tersebut dapat dikatakan Lantap ini memiliki jumlah peserta terbanyak kurang lebih 5 tahun terakhir.” tutur Wawan Yulianto selaku steering committee dan divisi Pendidikan serta Pelatihan KSR UNS 2017. Wawan menambahkan, “Evaluasi Lantap XXVI ini lebih obyektif karena adanya sistem penilaian menggunakan grid, yang sebelumnya belum ada, sehingga evaluasi lebih terarah dan mengena.” “Lantap ini mantap, bener-bener ngelatih fisik sama mental. Terus bisa lebih tau karakternya temen-temen XXVI yang saling merangkul satu sama lain. Menejemen bencananya seru banget, berasa bencana beneran, tapi itu pasti belum ada apa-apanya dibandingkan dengan bencana yang sesungguhnya. ” tutur Fatimah Az Zhara salah satu peserta dari prodi Biologi. Menejemen bencana adalah serangkaian kegiatan yang didesain untuk mengendalikan situasi bencana yang darurat dan untuk membantu orang yang renta bencana saat mengatasi dampak bencana tersebut. Didalam MB ini seluruh aspek kebencanaan dijalankan oleh peserta. Aspek-aspek MB itu antara lain assestment bencana, dapur umum, Incidental Command System and Triage (ICS), Logistik dan Distribusi, Restoring Family Links (RFL), Shelter, water and sanitation dan physocological support program (PSP). Fatimah menambahkan, “Yang paling berkesan itu saat berangkat kan kita harus nyari mobil yang bisa ditumpangi, tetapi pas itu nggak bisa keangkut semua. Jadi beberapa orang masih harus nyari tumpangan lagi. Sedih rasanya.” “Seru banget pas Lantap kemaren. 33 orang ngelakuin menejemen bencana bareng-bareng. Masak bareng, bikin WC bareng, mbikin tenda bareng, pokoknya semuanya dilakuin bareng-bareng. Tapi sayangnya pas nyari tebengan, ada beberapa temen yang belum dapat tebengan. Pas itu, rasanya ada yang ilang” tutur Malinda Duta, salah satu peserta dari fakultas MIPA.
LKPA XXVI KSR UNS
Latihan Ketrampilan dan Pengembangan Anggota untuk angkatan XXVI KSR PMI Unit UNS yang dimulai sejak tanggal 19 Februari hingga 6 Mei 2017 telah berjalan dengan lancar. Acara yang diperuntukkan hanyak untuk anggota muda agar siap diterjunkan dalam event apapun bahkan hingga bencana apapun ini terdiri dari serangkaian materi dan praktek. Materi maupun praktek yang diberikan meliputi pertolongan pertama, perawatan keluarga, pendidikan remaja sebaya hingga menejemen bencana. diawali dengan Go LKPA pada tanggal 19 Februari 2017 yang berisi tata tertib dan runtutan materi untuk apa-apa yang akan didapatkan oleh temen-temen XXVI diberika terlebih dahulu supaya peserta ada gambaran tentang materi yang akan didapatkann. Selain itu juga menyamakan waktu agar mayoritas dari peserta dapat mengikutinya. Karena anggota XXVI terdiri dari mahasiswa dari berbagai jurusan yang berbeda dan tentunya mempunyai jadwal kuliah yang berbeda pula. Terdapat beberapa materi yang diberikan kepada anggota, salah satunya ada pertolongan pertama kepada korban dengan sub bab Kepalangmerahan, Hukum Perikemanusiaan Internasional, Dasar pertolongan pertama, Anatomi dan fisiologi, Assesment atau Penilaian, Bantuan Hidup Dasar, Perdarahan, Syok, Jaringan lunak, Patah tulang, Cedera kepala leher tulang belakang serta dada, Luka bakar, Evakuasi atau Pemindahan, Kedaruratan medis, Keracunan dan Incidental Command System and Triage (ICS). Didalam materi evakuasi, terdapat tiga tempat untuk prakteknya yaitu pemindahan korban ditempat yang terjangkau, ada vertical rescue dan water rescue. Vertical rescue adalah teknik evakuasi penyelamatan korban ke lokasi yang lebih aman dari titik rendah ke titik yang lebih tinggi atau sebaliknya, pada medan yang curam/terjal baik kering maupun basah. Kemudian water rescue merupakan salah satu teknik pertolongan yang dilakukan di air. Atau suatu tindakan penyelamatan secara efektif dan efisien, jika korban berada dalam keadaan yang mengkhawatirkan di dalam air. “pemateri menyampaikan materi dengan maksimal, baik dari temen-temen KSR sendiri maupun pemateri dari luar KSR. buat peserta dari LKPA sendiri, mereka terlihat antusias saat mengikuti kegiatan ini, terlihat dari presensi peserta yang datang banyak meskipun ada juga beberapa pertemuan yang jumlahnya tidak terlalu banyak, mengingat karena kesibukan kuliah maupun hal yang lainnya.” tutur Erik Widiyanto selaku kabid Sumber Daya Anggota KSR UNS 2017 “Seneng karena di LKPA ini bisa tambah ilmu banyak banget, tambah temen-temen deket dari angkatan XXVI juga. Walaupun kadang udah capek karena habis kuliah, materi dari pemateri tetap semaksimal mungkin aku dengarkan.” Cerita dari Fenica Anvasha, salah satu anggota XXVI yang mengikuti LKPA. “Angkatan XXVI ini semangatnya saya akui jempol, meskipun penangkapan materi setiap peserta berbeda-beda, ada yang cepet nangkap materi dan ada yang lama, tapi itu wajar. Mereka saling bantu satu sama lain, jadi pas ndak ada materi, mereka kumpul dan belajar bareng sama temen lain yang saat materi berhalangan hadir.” tutur Dimas Tri Suseno selaku pemateri pertongan pertama serta menejemen bencana. Sederetan materi yang disampaikan diatas merupakan persiapan dalam menghadapi praktek menejemen bencana (MB). Praktek MB dalam LKPA ini dilaksanakan dua kali yaitu pada tanggal 24 April dan 6 Mei 2017. Tujuan dari menejemen bencana ini adalah agar temen-temen XXVI dapat siap diterjunkan dalam bencana, serta agar dapat menemejemen seluruh aspek yang berkaitan dengan kebencanaan. “Saat praktek menejemen bencana yang pertama temen-temen XXVI masih kurang baik dalam mengerjakan tugasnya masing-masing, mungkin karena masih binggung atau kaget dengan kondisi yang dibuat agar menyerupai dengan bencana yang asli. Tetapi saat praktek yang kedua sudah lebih baik, terbukti dari pembuatan water and sanitation serta nasi yang dibuat oleh dapur umum layak untuk dimakan. ” tutur Rosewati Indrani selaku pemateri assestment bencana dan water and sanitation.
Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana untuk Disabilitas Daksa bersama KSR UNS
Surakarta, 26 Maret 2017. KSR PMI Unit UNS mengadakan Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana untuk Disabilitas Daksa yang bertempat di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Soeharso, Jebres, Surakarta. Pelatihan yang memakan waktu selama tiga hari ini merupakan rangkaian acara Bulan Sehat dan Forum Silaturahmi Relawan KSR PMI Unit UNS dan dilaksanakan pada tanggal 24-26 Maret 2017. Sebanyak 130 peserta dari 14 propinsi di Indonesia ikut serta dalam pelatihan ini. Tujuan diadakan pelatihan ini adalah agar teman-teman disabilitas daksa, minimal mampu menyelamatkan dirinya sendiri saat terjadi bencana. Selain itu, diharapkan mereka nantinya bisa menjadi kapasitas dan bukan lagi sebagai kerentanan saat terjadi bencana. Peserta pelatihan yang berada di titik kumpul Acara yang dimulai dari pukul 7 sampai 12 dalam tiga hari tersebut diisi oleh pemateri dari PMI Solo, PMI Klaten serta Anggota KSR PMI Unit UNS. Pada hari pertama, peserta pelatihan menerima motivasi serta materi tentang Penanggulangan Resiko Bencana (PRB) Inklusi. Pak Sabar Gorki yang merupakan disabilitas daksa penakluk seven summit menjadi salah satu pemateri dalam sesi motivasi pada pelatihan ini. Sedangkan PRB Inklusi disampaikan oleh Pak Toha dan Pak Jepang yang juga merupakan penyandang disabilitas daksa dan berasal dari PMI Klaten. Hari ke-2 diisi dengan materi PRB Lanjutan oleh Mbak Sofi dan Mas Kris dari PMI Surakarta kemudian dilanjutkan dengan materi spotmap oleh Kamal, Ratri, Galih serta Wawan yang merupakan Anggota KSR PMI Unit UNS. Kemudian dari materi-materi yang telah disampaikan pada 2 hari sebelumnya, pada hari ketiga yakni Minggu 26 Maret 2017 berlangsung simulasi spotmap. Salah satu materi dari spotmap adalah pembuatan jalur evakuasi di area RC, sehingga diharapkan teman-teman disabilitas daksa mampu menyelamatkan diri saat terjadi bencana melalui jalur evakuasi tersebut. Selain pembuatan jalur evakuasi, peserta juga melakukan simulasi bencana yang ditandai dengan pembunyian sirine dari pantia. Peserta yang bersiap untuk melakukan simulasi bencana “Luar biasa, yang tadinya kami tidak mengetahui tentang menanangani bencana setelah pelatihan ini kami jadi tahu apa yang harus kita lakukan saat terjadi bencana.” Tutur Eti Walesa salah satu peserta dari Provinsi Kalimantan Barat. Mas Eti berharap bahwa kedepannya acara seperti ini tidak hanya dilaksanakan di BBRSBD Prof. DR. Soeharso melainkan dapat disosialisasikan ke semua kalangan. Mardiyanto sebagai koordinator pekerja sosial di BBRSBD mengatakan bahwa sangat mengapresiasi pelatihan ini karena acara ini merupakan hal baru dan pertama kali dilaksankan di Rehabilitation Centrum ini. Harapannya acara semacam ini dapat dilaksanakan secara continue untuk tiap angkatan. Seluruh peserta dan panitia Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana untuk Disabilitas Daksa “Menurut saya pelatihan disabilitas daksa sangat bermanfaat dan merupakan inovasi baru. Karena disaat orang-orang mensepesialkan dan menganggap mereka sebagai suatu kerentanan tapi KSR UNS mencoba memberikan gambaran baru, menggali potensi mereka dan membuat mereka sebagai suatu kapasitas dengan kemampuan yg mereka miliki. Harapan saya semoga kedepannya acara ini terus berlangsung sehingga lebih mengasah skill mereka yg berkebutuhan khusus dalam dunia kebencanaan.” ujar Akh Kamali Hidayat selaku Kabid Humas KSR UNS 2017.