Donor Darah dan Senam Sehat ke II

Dengan mengusung tema, “Sehatkan Raga, Sehatkan Jiwa”, KSR PMI Unit UNS mengadakan donor darah dan senam sehat untuk yang kedua kalinya pada tahun ini.

Senam sehat yang dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 21 Mei 2017 ini bertempat di Halaman Rektorat Universitas Sebelas Maret. Tepat pukul 06.20 WIB acara dimulai dan diikuti oleh sekitar 30 orang mahasiswa dan masyarakat sekitar dengan antusias. “Biasanya saya cuma lari pagi di sekitar sini, tapi kalau ada senam sehat kayak gini jadi lebih asik, soalnyakan bareng-bareng sama banyak orang. Ada instruktur senamnya juga.” tutur Siti, salah satu peserta senam sehat. Selain untuk memfasilitasi masyarakat sekitar dalam hal kesehata jiwa, senam sehat ini juga bertujuan untuk mengenalkan KSR UNS agar lebih dikenal lagi.

Selanjutnya pada hari Senin tanggal 22 Mei 2017 donor darah diselenggarakan di dua tempat, yaitu di Student Center UNS dan di Kampus JPTK UNS Pabelan. Acara yang bekerjasa dengan PMI Kota Surakarta ini bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa UNS dalam membantu sesama. Donor darah ini, berhasil mendapatkan 70 kantong darah. Tepatnya 28 kantong darah dari mahasiswa yang mendonor di Kampus JPTK UNS Pabelan dan 42 kantong darah dari mahasiswa yang mendonor di Student Center UNS. “Tadi itu pertama kalinya saya donor, jadi rasanya deg-degan sama takut. Oya, tadi kan saya sempet pingsan, sewaktu saya sadar, saya sudah diatas tiker dan ditemani sama panitia. Abis itu kita ngobrol dan saling tuker info. Makasih banyak ya buat semua perugas PMI dan Panitia.” tutur Anisyati Chalifah, mahasiswi Fakultas Pertanian yang mendonor di Student Center.
“Tadi kan teman saya habis donor sepet pingsan gara-gara langsung berdiri, nah, penanganannya dari PMI dan Panitia sangat bagus. Soalnya tadi PMI dan panitia langsung gerak cepat nolongin teman saya.” tutur Munti’ah, salah satu mahasiswa Fakultas Pertanian.

LANTAP XXVI KSR UNS

Pada tanggal 12 hingga 14 Mei 2017, KSR PMI Unit UNS menyelenggarakan Latihan dan Pemantapan bagi anggota XXVI yang bertempat di Desa Mliwis Cepogo Boyolali. Acara yang menjadi puncak dari pelatihan anggota baru ini dihadiri oleh 33 peserta. Disini, peserta dikondisikan menjadi relawan yang akan membantu daerah tertentu yang sedang mengalami bencana. Karena didalam LKPA teman-teman XXVI telah terbiasa dengan keadaan bencana, saat mendapatkan instruksi terjun kebencana anggota XXVI telah siap.

“Alhamdulillah kegiatan Lantap XXVI berjalan cukup lancar dengan bantuan dari seluruh panitia KSR UNS dan peserta yang cukup antusias dalam mengikuti kegiatan ini, terlihat dari banyakn ya peserta yang datang yaitu 33 dari 44 angkatan XXVI KSR UNS. Dari jumlah tersebut dapat dikatakan Lantap ini memiliki jumlah peserta terbanyak kurang lebih 5 tahun terakhir.” tutur Wawan Yulianto selaku steering committee dan divisi Pendidikan serta Pelatihan KSR UNS 2017.

Wawan menambahkan, “Evaluasi Lantap XXVI ini lebih obyektif karena adanya sistem penilaian menggunakan grid, yang sebelumnya belum ada, sehingga evaluasi lebih terarah dan mengena.”

“Lantap ini mantap, bener-bener ngelatih fisik sama mental. Terus bisa lebih tau karakternya temen-temen XXVI yang saling merangkul satu sama lain. Menejemen bencananya seru banget, berasa bencana beneran, tapi itu pasti belum ada apa-apanya dibandingkan dengan bencana yang sesungguhnya. ” tutur Fatimah Az Zhara salah satu peserta dari prodi Biologi.

Peserta bersama sama membereskan perlengkapan

 

Menejemen bencana adalah serangkaian kegiatan yang didesain untuk mengendalikan situasi bencana yang darurat dan untuk membantu orang yang renta bencana saat mengatasi dampak bencana tersebut. Didalam MB ini seluruh aspek kebencanaan dijalankan oleh peserta. Aspek-aspek MB itu antara lain assestment bencana, dapur umum, Incidental Command System and Triage (ICS), Logistik dan Distribusi, Restoring Family Links (RFL), Shelter, water and sanitation dan physocological support program (PSP).

Fatimah menambahkan, “Yang paling berkesan itu saat berangkat kan kita harus nyari mobil yang bisa ditumpangi, tetapi pas itu nggak bisa keangkut semua. Jadi beberapa orang masih harus nyari tumpangan lagi. Sedih rasanya.”

“Seru banget pas Lantap kemaren. 33 orang ngelakuin menejemen bencana bareng-bareng. Masak bareng, bikin WC bareng, mbikin tenda bareng, pokoknya semuanya dilakuin bareng-bareng. Tapi sayangnya pas nyari tebengan, ada beberapa temen yang belum dapat tebengan. Pas itu, rasanya ada yang ilang” tutur Malinda Duta, salah satu peserta dari fakultas MIPA.

LKPA XXVI KSR UNS

Water Rescue

Latihan Ketrampilan dan Pengembangan Anggota untuk angkatan XXVI KSR PMI Unit UNS yang dimulai sejak tanggal 19 Februari hingga 6 Mei 2017 telah berjalan dengan lancar. Acara yang diperuntukkan hanyak untuk anggota muda agar siap diterjunkan dalam event apapun bahkan hingga bencana apapun ini terdiri dari serangkaian materi dan praktek. Materi maupun praktek yang diberikan  meliputi pertolongan pertama, perawatan keluarga, pendidikan remaja sebaya hingga menejemen bencana.

diawali dengan Go LKPA pada tanggal 19 Februari 2017 yang berisi tata tertib dan runtutan materi untuk apa-apa yang akan didapatkan oleh temen-temen XXVI diberika terlebih dahulu supaya peserta ada gambaran tentang materi yang akan didapatkann. Selain itu juga menyamakan waktu agar mayoritas dari peserta dapat mengikutinya. Karena anggota XXVI terdiri dari mahasiswa dari berbagai jurusan yang berbeda dan tentunya mempunyai jadwal kuliah yang berbeda pula.
Terdapat beberapa materi yang diberikan kepada anggota, salah satunya ada pertolongan pertama kepada korban dengan sub bab Kepalangmerahan, Hukum Perikemanusiaan Internasional, Dasar pertolongan pertama, Anatomi dan fisiologi, Assesment atau Penilaian, Bantuan Hidup Dasar, Perdarahan, Syok, Jaringan lunak, Patah tulang, Cedera kepala leher tulang belakang serta dada, Luka bakar, Evakuasi atau Pemindahan, Kedaruratan medis, Keracunan dan Incidental Command System and Triage (ICS). Didalam materi evakuasi, terdapat tiga tempat untuk prakteknya yaitu pemindahan korban ditempat yang terjangkau, ada vertical rescue dan water rescue. Vertical rescue adalah teknik evakuasi penyelamatan korban ke lokasi yang lebih aman dari titik rendah ke titik yang lebih tinggi atau sebaliknya, pada medan yang curam/terjal baik kering maupun basah. Kemudian water rescue merupakan salah satu teknik pertolongan yang dilakukan di air. Atau suatu tindakan penyelamatan secara efektif dan efisien, jika korban berada dalam keadaan yang mengkhawatirkan di dalam air.

Vertical Rescue Indoor

 

Water Rescue @Tirtomoyo

“pemateri menyampaikan materi dengan maksimal, baik dari temen-temen KSR sendiri maupun pemateri dari luar KSR. buat peserta dari LKPA sendiri, mereka terlihat antusias saat mengikuti kegiatan ini, terlihat dari presensi peserta yang datang banyak meskipun ada juga beberapa pertemuan yang jumlahnya tidak terlalu banyak, mengingat karena kesibukan kuliah maupun hal yang lainnya.” tutur Erik Widiyanto selaku kabid Sumber Daya Anggota KSR UNS 2017

“Seneng karena di LKPA ini bisa tambah ilmu banyak banget, tambah temen-temen deket dari angkatan XXVI juga. Walaupun kadang udah capek karena habis kuliah, materi dari pemateri tetap semaksimal mungkin aku dengarkan.” Cerita dari Fenica Anvasha, salah satu anggota XXVI yang mengikuti LKPA.

“Angkatan XXVI ini semangatnya saya akui jempol, meskipun penangkapan materi setiap peserta berbeda-beda, ada yang cepet nangkap materi dan ada yang lama, tapi itu wajar. Mereka saling bantu satu sama lain, jadi pas ndak ada materi, mereka kumpul dan belajar bareng sama temen lain yang saat materi berhalangan hadir.” tutur Dimas Tri Suseno selaku pemateri pertongan pertama serta menejemen bencana.

Sederetan materi yang disampaikan diatas merupakan persiapan dalam menghadapi praktek menejemen bencana (MB). Praktek MB dalam LKPA ini dilaksanakan dua kali yaitu pada tanggal 24 April dan 6 Mei 2017. Tujuan dari menejemen bencana ini adalah agar temen-temen XXVI dapat siap diterjunkan dalam bencana, serta agar dapat menemejemen seluruh aspek yang berkaitan dengan kebencanaan.

“Saat praktek menejemen bencana yang pertama temen-temen XXVI masih kurang baik dalam mengerjakan tugasnya masing-masing, mungkin karena masih binggung atau kaget dengan kondisi yang dibuat agar menyerupai dengan bencana yang asli. Tetapi saat praktek yang kedua sudah lebih baik, terbukti dari pembuatan water and sanitation serta nasi yang dibuat oleh dapur umum layak untuk dimakan. ” tutur Rosewati Indrani selaku pemateri assestment bencana dan water and sanitation.

Manajemen Bencana @Fakultas Kendokteran