Jumpa Bakti Gembira dan Temu Karya atau yang biasa disingkat dengan istilah Jumtek merupakan kompetisi lima tahun sekali yang diadakan oleh PMI Jawa Tengah bagi PMR dan KSR se Jateng. Lebih tepatnya Jumbara ini diselenggarakan untuk anak-anak PMR Mula, Madya serta Wira, sedangkang untuk Temu Karya diperuntukkan bagi KSR. Jumtek kali ini diadakan di Pati, pada tanggal 22 sampai 27 Juli 2017.

Perwakilan KSR UNS dalam Temu Karya 2017

Dalam Temu Karya, setiap perwakilan dari kota atau kabupaten akan mengirimkan satu perwakilan untuk tiap lintas terampil yang diperlukan saat manajement bencana. Ada 11 perwakilan KSR dari Surakarta dan lima diantaranya dari KSR PMI Unit UNS. Mereka adalah Wawan Yudianto sebagai koordinator lapangan, Akh Kamali Hidayat sebagai tim assessment, Aulia Umi Valentina sebagai tim logistik, Ristika Permatasari Hermawan Putri sebagai tim PHAST dan Arfin Dwi Setiawan sebagai tim publikasi informasi.

Diskusi dengan kontingen KSR dari 35 kota atau kabupaten di Jawa Tengah yang telah dibagi kedalam kelompok kecil

“PHAST atau Participatory Hygiene And Sanitation Transformation adalah suatu pendekatan partisipatif untuk meningkatkan perilaku higiene, perbaikan sanitasi dan pengelolaan fasilitas sanitasi serta air bersih oleh masyarakat. Jadi kemarin tiap kabupaten atau kota ngirimkan satu orang perwakilan untuk phast ini, totalnya ada 35 orang. Di hari pertama kita dapat pembekalan dari fasilitator, buat membentuk tujuh kelompok. Nah nanti tiap kelompok ini menerangkan tahapan phast dari tahap 1 sampai 7. Yaitu ada identifikasi masalah, analisa masalah, perencanaan untuk jalan keluar, pemilihan opsi-opsi, perencanaan untuk fasilitas baru dan perubahan perilaku, perencanaan untuk pemantauan dan evaluasi serta yang terakhir yaitu pemantauan yg partisipatif” papar Ristika Permatasari. Ia juga menambahkan bahwa disetiap harinya ada praktik nyata dari setiap tahapan PHAST.

Kontingen PMI Surakarta dalam Parade

“Selain lomba yang berkaitan tentang manajement bencana, dalam Jumtek 2017 ini juga ada edutainment dan parade budaya. Kebetulan untuk edutainment kita dapat tema WASH (Water, Sanitation and Hygiene), nah kita menyuguhkan drama yang intinya jangan membuang sampah sembarangan, selain itu kita juga harus mengelola pohon, air, udara dan apapun yang ada dibumi ini. Mirip dengan WASH, di parade budaya, Kontingen Surakarta mengambil tema sampah. Jadi tim kita pengen ngasih contoh bahwa sampah itu bisa diolah menjadi barang yang lebih bernilai seperti pakaian dari pelepah pisang atau dari plastik bekas, yang ditampilkan saat parade.” Jelas Aulia Umi sebagai partisipan ketiga lomba tersebut.

Pada hari terakhir, kontingen PMI Surakarta ini memberikan kabar gembira karena telah mendapatkan peringkat satu untuk KSR dan Sukarelawan.